Selasa, 19 Agustus 2025

Virus Corona

New Normal, Saatnya Pemerintah Terapkan Pelatihan Tatap Muka untuk Program Kartu Prakerja

Menurut Yahya, pelatihan tatap muka mempunyai komposisi kurikulum 30 persen teori dan 70 persen praktik.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Dewi Agustina
Surya/Tribun
Program Pra Kerja dari Pemerintah. Pendaftaran kartu pra kerja akan dibuka setelah Lebaran. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Yahya Zaini mengatakan, seiring dengan rencana pemerintah untuk menerapkan tatanan normal baru, sudah saatnya pemerintah kembali ke desain awal pelaksanaan Program Kartu Prakerja yaitu melalui pelatihan offline atau gabungan online dan offline.

Menurut Yahya, pelatihan tatap muka mempunyai komposisi kurikulum 30 persen teori dan 70 persen praktik.

"Sehingga sangat tepat untuk memberikan bekal keterampilan bagi pekerja yang dirumahkan, terkena PHK atau pelaku UMKM yang kehilangan pekerjaan akibat Covid-19," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan, Jumat (5/6/2020).

Yahya menjelaskan dalam praktik selama ini, pelatihan tatap muka membutuhkan alokasi waktu rata-rata dua minggu dengan jumlah peserta yang terbatas 16 orang setiap angkatan, sehingga sangat efektif.

Namun politikus senior Partai Golkar itu mengingatkan, yang perlu dirancang ulang adalah biaya pelatihannya.

Besaran biaya pelatihan tatap muka berkisar 4 juta per orang.

Sedangkan untuk insentif dapat diturunkan menjadi 300 ribu perbulan selama 3 bulan.

Baca: Bintang Film Dewasa Ngaku Sempat Diturunkan dari Pesawat setelah Pidato soal George Floyd

"Dengan demikian, jumlah peserta yang dapat dijangkau juga akan mengalami koreksi menjadi sekitar 4 juta orang," katanya.

Yahya mengatakan pelatihan tatap muka akan memberdayakan Balai Latihan Kerja (BLK) yang berjumlah sekitar 305 dan tersebar di seluruh Indonesia.

Di mana 21 BLK milik pusat dan 284 milik Pemda dengan daya tampung sebanyak 275.000 orang.

"Tentu harus dilakukan secara selektif sesuai dengan kebutuhan dunia kerja," ujarnya.

Yahya meyakini dengan mengembalikan ke desain pelatihan tatap muka atau offline seperti desain awal, maka akan meredam kritik masyarakat terhadap pelaksanaan Program Kartu Prakerja yang selama ini dilaksanakan secara online.

"Tetapi dalam masa transisi sekarang ini dapat diterapkan pola mix atau gabungan pelatihan online dan offline. Pelatihan online tetap diperlukan terutama untuk jenis-jenis pelatihan yang tidak tersedia di BLK-BLK. Pelatihan online juga lebih diminati oleh peserta milenial. Sehingga akan terjadi pembagian peran yang sinergis antara pelatihan online dan offline," ucapnya.

Baca: Kabar Gembira! Menristek Sebut Indonesia Bisa Hasilkan Vaksin Virus Corona Tahun Ini

Ia juga berharap, penerapan pelatihan offline hendaknya jadi momentum untuk percepatan pemberdayaan BLK yang sudah dicanangkan oleh Kementerian Tenaga Kerja.

"Yang lebih penting, peserta akan mendapatkan keterampilan yang benar-benar dapat diterapkan untuk usaha mandiri selama Covid-19 belum hilang tuntas," ujarnya.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan