Fraksi PAN DPR RI: Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sebesar 4,5 Hingga 5 Persen Tak Realistis
PAN DPR RI menilai asumsi makro yang diajukan pemerintah yakni sebesar 4,5 hingga 5 persen terlalu optimistis bahkan cenderung tidak realistis.
Penulis:
Chaerul Umam
Editor:
Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fraksi PAN DPR RI menilai asumsi makro yang diajukan pemerintah yakni sebesar 4,5 hingga 5 persen terlalu optimistis bahkan cenderung tidak realistis.
Mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia para kuartal I 2020 hanya mencapai 2,97 persen.
Sementara diperkirakan dampak penuh dari Covid-19 baru akan dirasakan pada kuartal II tahun ini.
Baca: Naik Terus, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp 5.600 Triliun Lebih
Mempertimbangkan hal itu, fraksi PAN DPR RI berpendapat, pertumbuhan ekonomi yang realistis di tahun 2021 berada pada kisaran 2-3 persen.
Namun, jika merujuk pada skenario sangat berat seperti yang disampaikan pemerintah, maka Fraksi PAN berpendapat, pertumbuhan ekonomi hanya berada pada kisaran 1-1,5 persen.
Hal tersebut diungkapkan anggota DPR RI Fraksi PAN Jon Erizal kepada awak media di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (15/6/2020).
Jon menyatakan, pandangan Fraksi PAN ini didasarkan pada asumsi pertumbuhan ekonomi tahun 2021 yang sangat erat kaitannya dengan kemampuan pemerintah menanggulangi Covid-19.
"Fraksi PAN mengusulkan agar belanja pemerintah bisa disegerakan sehingga tingkat konsumsi masyarakat meningkat lebih cepat, apalagi diketahui belanja pemerintah merupakan satu-satunya faktor yang bisa mendongkrak laju pertumbuhan saat ini," ucapnya.
Jon mengatakan, Fraksi PAN DPR RI juga mengusulkan, agar seluruh bantuan sembako yang diberikan sebagai bagian dari program jaringan pengaman sosial (JPS) diberikan dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT).
"Dengan demikian, masyarakat memiliki daya beli untuk menggerakkan roda ekonomi daerahnya," kata anggota Komisi XI DPR RI tersebut.
Inflasi 2-4 Persen
Terkait perkiraan inflasi yang disampaikan pemerintah pada tahun 2021, yakni sebesar 2-4 persen, Jon berpendapat, angka tersebut cukup realistis mengingat adanya tekanan konsumsi masyarakat dewasa ini.
"Namun demikian, Fraksi PAN tetap meminta pemerintah dan Bank Indonesia (BI) selalu siaga agar tingkat inflasi yang rendah ini bisa terjaga dengan baik, antara lain dengan memastikan tersedianya pasokan pangan bagi masyarakat." tuturnya.
Sebagaimana diserukan oleh Fraksi PAN dalam berbagai kesempatan, lanjut Jon, kedaulatan pangan adalah hal yang tidak dapat ditawar lagi.
"Sehingga ketersediaan pangan untuk memenuhi kebutuhan domestik harus tetap terjaga, terutama di era Covid-19 sekaligus untuk mengantisipasi datangnya kemarau panjang dalam beberapa waktu ke depan. Apalagi sejumlah negara pengekspor pangan membatasi ekspornya dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri mereka," ujarnya.
Tingkat Suku Bunga SBN 10 Tahun
Dalam kerangka ekonomi makro 2021, pemerintah mematok tingkat Suku bunga SBN 10 tahun sebesar 6,67-9,56 persen.
Menurut Jon, hal itu pada dasarnya mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
"Namun demikian, Fraksi PAN memberikan catatan, pemulihan ekonomi harus didasarkan pada iklim suku bunga yang rendah, sehingga tingkat konsumsi masyarakat bergairah, di samping beban bunga pemerintah juga semakin ringan," ujarnya.
Oleh karena itu, Jon mengatakan Fraksi PAN mendorong pemerintah agar mengupayakan penurunan biaya SBN di masa mendatang.
"Apalagi diketahui sejumlah BUMN memperoleh pinjaman dengan tingkat bunga yang lebih murah," ujarnya.