Sosok 9 Wanita yang Pernah Jadi Istri Soekarno, Ada yang Bertahan Puluhan Tahun dan Seumur Jagung
Hingga saat ini, masih beredar banyak sekali teori dan gosip berapa jumlah istri Soekarno, namun 9 perempuan ini dicatat dalam sejarah
Penulis:
Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelelangan surai nikah dan cerai Presiden Soekarno dan Inggit Garnasih menjadi perbincangan publik.
Kabar ini mencuat setelah akun Instagram @Popstorindo mengunggah foto surat nikah dan surat cerai milik presiden pertama Indonesia dengan mendiang Inggit Garnasih.
”Seorang bapak di Bandung menawarkan surat nikah dan surat cerai asli Presiden pertama RI Ir Soekarno dan Ibu Inggit Garnasih. Beliau ternyata cucunya Ibu Inggit," demikian dikutip dalam unggahan Instagram @popstoreindo, Kamis (24/9/2020).
"Saya kaget pas baca dokumen sangat bersejarah ini, baru tau juga ternyata yang jadi saksi cerainya Bung Karno & Bu Inggit adalah Bung Hatta, Ki Hadjar Dewantara dan KH. Mas Mansoer," lanjutnya.
Dikutip dari Tribun Jabar, Yulius Iskandar, yang menjadi pengelola akun @popstoreindo, itu mengatakan, ia mulanya dihubungi oleh Tito Zeni Harmain (73) alias Tito Asmara Hadi untuk menjual dokumen-dokumen tersebut.
Baca: Tito Zeni Cerita Awal Mula Dia Dipercaya untuk Menyimpan Surat Nikah dan Akta Cerai Inggit-Soekarno
Tito Asmara Hadi diketahui merupakan anak dari pasangan Asmara Hadi dan Ratna Juami.
Viralnya surat nikah dan surat cerai sang Proklamator bikin penasaran perjalanan asmara sang Proklamator.
Sepanjang hidupnya, Soekarno tidak hanya sekali, dua kali menikah namun telah melakukannya sembilan kali.
Tujuh diantaranya diceraikan Soekarno sehingga kemungkinan masih ada peninggalan Soekarno surat nikah ataupun cerai.
Nah berikut ini, sosok wanita yang pernah menjadi istri Soekarno.
1. Siti Oetari Tjokroaminoto

Perempuan yang menjadi istri pertama Soekarno adalah Siti Oetari Tjokroaminoto.
Ia adalah putri dari tokoh bangsa , HOS Tjokroaminoto.
Dari ayah Oetari lah, Soekarno muda belajar segala hal tentang politik hingga pergerakan.
Dilansir TribunJabar.id dari Grid.id, Soekarno menikahi Oetari hanya untuk meringankan beban keluarga Tjokro.
Seperti yang dimuat Kompas.com, Soekarno sempat tinggal di indekos milik HOS Tjokroaminoto.
Saat itulah, ia meminang putri gurunya pada usia 20 tahun.
Kala itu, Siti Oetari masih berusia 16 tahun. Mereka menikah pada 1921 di rumah Tjokroaminoto, di Surabaya.
Namun, sempat ada masalah sesaat jelang akad nikah. Hal ini disebabkan busana yang dikenakan Bung Karno dianggap tidak sesuai tradisi saat itu.
Soekarno pun menolak keras untuk melepas dasi dan jas sehingga sempat bersitegang dengan penghulu dan imam masjid.
Baca: Pengakuan Dewi Soekarno dari Jepang Mengenai Pria Favoritnya
Kemudian, Soekarno memilih menenangkan diri.
Namun, terjadi sesuatu yang tak terduga.
Jari tanggannya tersulut api saat akan merokok. Hal itu dianggap firasat tak baik atas pernikahannya.
Walaupun begitu, Bung Karno tetap melangsungkan pernikahan dengan Siti Oetari.
Menjalani kehidupan rumah tangga, keduanya disebut tak semesra seperti suami istri.
Bung Karno sibuk menjalani hari-harinya dalam aktivitas politik, termasuk berpidato.
Dalam sejarah versi ini, kabarnya Soekarno belum pernah menyentuh istri pertamanya.
Ia justru melihat hubungannya dengan Siti Oetari seperti kakak dan adik.
Bung Karno melihat putri Tjokroaminoto terlalu muda.
Baca: Kartu Prakerja Gelombang 10 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftar Agar Lolos
Walaupun begitu, ia sangat menyayangi Oetari. Soekarno pun berpisah baik-baik dengan Oetari.
Setelah bercerai, mereka menjalani kehidupan masing-masing.Bung Karno menikah dengan Inggit Garnasih.
Sementara itu, Siti Oetari menikah dengan Sigit Bachroensalam.

Seperti yang banyak diberitakan, ayah Maia Estianty adalah putra dari pernikahan kedua Siti Oetari. Ia adalah Harjono Sigit Bachroensalam.
Nenek Maia Estianty meninggal dunia pada usia 81 tahun yaitu pada 1986.
Melalui Instagram, Maia sempat memberi tahu tentang latar belakang keluarganya.
Ia menyatakan bahwa Siti Oetari, istri pertama Soekarno adalah neneknya. Ia pun mengunggah foto sang nenek.
"My grandmother, Oetari Tjokroaminoto, was the first wife of the first president of Republic Indonesia, Soekarno....
Nenek saya ini, Oetari Tjokroaminoto adalah istri pertamaPresiden RI yg pertama, Soekarno," tulisnya.
2. Inggit Garnasih

Inggit Garnasih merupakan perempuan yang pernah mengisi hidup Sang Proklamator, Soekarno.
Mereka sah menikah dan menjadi suami-istri pada 1923.
Pernikahan mereka dikukuhkan lewat Soerat Keterangan Kawin No 1138 tertanggal 24 Maret 1923, bermaterai 15 sen, dan berbahasa Sunda.
Bagi Soekarno, itu merupakan pernikahan keduanya.
Inggit juga berstatus sebagai istri dari Haji Sanusi, seorang pengusaha yang aktif di organisasi Sarekat Islam.
Soekarno yang merupakan mahasiswa di Technische Hoogeschool te Bandoeng, cikal-bakal Institut Teknologi Bandung (ITB), tinggal di rumah Haji Sanusi dan Inggit.
Menurut buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (1965), karena tinggal serumah, Inggit dan Soekarno lama kelamaan akhirnya jatuh cinta.
Padahal, mereka sama-sama masih berstatus menikah.
Soekarno akhirnya nekat tetap meminta izin kepada suami Inggit Garnasih, H Sanusi untuk menikahi Inggit Ganarsih.
Baca: ANRI Bakal Cek Keaslian Surat Nikah dan Cerai Bung Karno dengan Inggit Garnasih
Setelah mendapatkan izin, Soekarno menikahi wanita yang lebih dikenal dengan nama Ibu Inggit ini pada tahun 1923.
Soekarno cerai dari Oetari, begitu pula Inggit bercerai dari H Sanusi yang sering bepergian karena sibuk.
Umur Soekarno masih 21 tahun, sementara Inggit berusia 33 tahun.
Berdasarkan buku "Bung Karno Panglima Revolusi" karya Peter Kasenda terbitan tahun 2014, Inggit adalah sosok perempuan yang selalu ada dalam masa sulit Bung Karno.
Soekarno pernah mendekam di Penjara Banceuy di Bandung, lalu dipindahkan ke Sukamiskin.
Selama itulah Inggit terus mendukung suaminya tersebut, baik secara moral maupun materi.
Bahkan Inggit juga kerap menjadi perantara bagi suaminya yang berada di penjara dengan para aktivis pergerakan nasional lainnya.
Ketika Soekarno diasingkan ke Ende, Flores sejak 1933, lalu diasingkan ke Bengkulu sejak 1938, Inggit selalu setia menemani.
Pernikahan Soekarno dan Inggit tidak dikaruniai anak.
Selama pengasingan di Bengkulu, Soekarno akhirnya bertemu dan jatuh cinta dengan seorang perempuan bernama Fatmawati.
3. Fatmawati

Soekarno yang saat itu masih beristri Inggid, Soekarno yang berusia 42 tahun menikahi Fatmawati yang saat itu berusia 20 tahun.
Fatmawati menikah dengan Soekarno 1 Juni 1943.
Dalam buku Fatmawati Sukarno, The First Lady karya Arifin Suryo Nugroho, Fatmawati mengatakan, hanya akan menyetujui pinangan Bung Karno jika ia bercerai baik-baik dengan Inggit.
Setelah itu, Soekarno menceraikan Inggit karena sang istri tak sudi dimadu.
Fatmawati lahir di Bengkulu pada 05 Februari 1923 merupakan anak seorang tokoh Muhammadiyah di Bengkulu bernama Hasan Din dan istrinya Siti Chodijah.
Saat di Bengkulu, Bung Karno menjadi seorang guru dan anggota Muhammadiyyah.
Sejak ia berada di bangku sekolah dasar, Fatmawati sudah aktif berorganisasi sebagai anggota Nasyiatul Aisyah, sebuah organisasi yang berada dibawah naungan Muhammadiyyah.
Saat Soekarno jadi Presiden Indonesia, Fatmawati lah yang menjadi Ibu Negara.
Pasangan ini dikaruniai lima orang anak, yakni Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra.
Fatmawati merupakan istri Presiden Soeakrno yang paling dikenal karena dia yang berjasa dalam menjahit bendera Sang Saka Merah Putih untuk dikibarkan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tahun 1945.
Meski masih beristrikan Fatwati, Soekarno meminta izin untuk bisa kembali menikah sosok perempuan bernama Hartini.
Soekarno menyampaikan keinginan itu tepat dua hari setelah Fatmawati melahirkan Guruh Soekarno Putra, Soekarno meminta izin dari Fatmawati untuk menikahi Hartini.
Keinginan Soekarno menikahi Hartini membuat kandas pernikahan dengan Ibu Fat yang telah berlangsung 12 tahun.
Dalam kondisi sakit hati, Fatmawati pergi menemui Inggit untuk meminta maaf karena pernah “merebut” Soekarno darinya.
Dia bahkan mencium kaki Inggit sambil menangis. Inggitpun membalas dengan pelukan dan tangis haru.
4. Hartini

Soekaeno akhirnya mampu merebut hari Hartini, sosok yang dikenal Soekarno saat meresmikan teater Ramayana di Candi Prambanan.
Lewat perantara, Sukarno mengirimkan sepucuk surat cinta dengan nama samaran Srihana.
“Ketika aku melihatmu untuk pertama kali, hatiku bergetar,” demikian kata Srihana alias Soekarno.
Perkawinan mereka berlangsung sederhana dan tertutup di Istana Cipanas pada Juli 1953.
Hartini disebut sebagai tipikal wanita Jawa yang berbakti kepada suami meskipun dimadu.
Dalam memoarnya, Rachmawati, putri ketiga Bung Karno dari Fatmawati, mengenang Hartini dengan tekun dan setia melayani Soekarno sampai detik terakhir kehidupan sang Presiden.
Ketika dipinang oleh Soekarno, status Hartini adalah janda dengan lima orang anak.
Ketika mereka akhirnya menikah, kala itu Hartini berusia 29 tahun.
Karena saat itu Fatmawati telah dikenal luas sebagai Ibu Negara, Hartini mendapat banyak sekali kritikan dari media dan aktivis wanita yang lebih membela Fatmawati.
Pernikahannya harus dia bayar mahal dengan nama baik yang tercoreng.
Dari Soekarno, Hartini melahirkan dua anak, yakni Taufan Soekarnoputra dan Bayu Soekarnoputra.
Wanita itu terus mendampingi Soekarno dalam keadaan suka dan duka, bahkan meski dia mengetahui bahwa setelah dia Soekarno masih mendekati banyak wanita lain.
Dia berhasil mempertahankan pernikahannya dengan Soekarno.
Di pangkuan wanita inilah Soekarno mengehembuskan nafas terakhirnya pada 21 Juni 1970.
5. Kartini Manoppo

Kartini Manoppo adalah istri kelima yang dinikahi Soekarno pada tahun 1959.
Bung Karno jatuh cinta pada Kartini karena melihat sebuah lukisan.
Lukisan yang objeknya tidak lain dan tidak bukan adalah Kartini.
Kartini yang sempat menjadi pramugari Garuda Indonesia.
Wanita asal Bolaang ini memang datang dari keluarga terdidik dan terhormat.
Hal tersebut membuat Kartini menutup rapat-rapat pernikahannya dengan Soekarno.
Bung Karno dan Kartini dikaruniai seorang anak laki-laki.
Mereka beri nama Totok Suryawan Sukarno yang lahir pada tahun 1967.
6. Haryati

Haryati adalah seorang penari istana sekaligus staf Sekretaris Negara Bidang Kesenian.
Karena profesinya itu, Haryati menjadi dekat dengan sang proklamator.
Soekarno pun terus menerus berusaha memikat hati Haryati yang kala itu berusia 23 tahun.
Pernikahan Soekarno dan Hayati berlangsung pada 21 Mei 1963.
Namun, pernikahan mereka hanya berlangsung selama 3 tahun.
Soekarno menceraikan Haryati karena alasan tidak ada kecocokan antara keduanya.
Ketika itu pula, Soekarno tengah dekat dengan Ratna Sari Dewi.
7. Ratna Sari Dewi (Naoko Nemoto)

Ratna Sari Dewi merupakan wanita asal Jepang yang dilahirkan di Tokyo 6 Februari 1940 dengan nama asli Naoko Nemoto.
Ketika menikah dengan Sang Proklamator, Dewi tengah menginjak usia 19 tahun.
Namun menjelang redupnya pamor Soekarno, Dewi meninggalkan Indonesia dan hidup selama 10 tahun di Perancis. Pada 1983, Dewi kembali ke Indonesia.
Namun setelah perceraiannya dengan Soekarno dia pergi ke berbagai negara seperti Swiss, Perancis dan Amerika Serihat.
Pada 2008, Dewi memutuskan untuk menetap di Shibuya, Jepang.
Soekarno dan Dewi memiliki puteri tunggal yang diberi nama Kartika Sari Dewi Soekarno.
8. Yurike Sanger

Soekarno bertemu Yurike pada tahun 1963 dan kala itu Yurike masih berstatus sebagai pelajar SMA.
Meski rentang usia antar keduanya cukup jauh namun hal itu tidak menyurutkan niat Soekarno untuk memberi perhatian pada Yurike.
Dia mengirimi sang gadis belia surat cinta dan bahkan menghadiahinya dengan kalung hingga akhirnya mereka berdua menikah pada tahun 1964.
Pernikahan mereka berjalan singkat karena pada 1967 Bung Karno dimakzulkan secara de facto sebagai presiden.
Ketika itu Soekarno meminta Yurike untuk minta cerai karena kondisi Soekarno yang kurang baik.
Maka mereka berdua bercerai baik-baik.
9. Heldy Djafar

Gadis kelahiran Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur ini masih berusia 18 tahun ketika Soekarno menikahinya, sementara Soekarno sendiri telah berusia 65 tahun.
Dia merupakan istri kesembilan dari Soekarno.
Pernikahan mereka hanya bertahan beberapa tahun.
Heldy sempat meminta cerai karena situasi Indonesia dan posisi politik Bung Karno makin tidak menentu.
Namun Bung Karno bersikeras bahwa hanya maut yang bisa memisahkan mereka.
Akhirnya, Heldi yang kala itu berusia 21 tahun menikah lagi dengan Gusti Suriansya Noor.
Demikianlah beberapa kisah cinta dari Sang Proklamator.
Beberapa dari kisah cinta itu bertahan selama berpuluh tahun hingga akhir hayat.
Namun beberapa lainnya hanya seumur jagung.
Hingga saat ini, masih beredar banyak sekali teori dan gosip tentang berapa banyak jumlah istri Soekarno.
Namun, sepanjang yang dicatat sejarah, sembilan wanita inilah yang pernah mengisi hidup Sang Putera Fajar. (Grid.Id/Wartakotalive.com/Kompas)