Rocky Gerung Ungkap Keahlian Gus Dur yang Tak Dipunyai Jokowi dan Presiden Lain
Rocky Gerung mengungkapkan keahlian presiden keempat Indonesia, Gus Dur, yang tidak dimiliki SBY dan Jokowi. Begini Rocky membandingkan.
Penulis:
Wahyu Gilang Putranto
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Akademisi Rocky Gerung mengungkapkan keahlian presiden keempat Indonesia, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang tidak dimiliki presiden lain.
Hal itu diungkapkan Rocky kala menjadi narasumber dalam podcast di kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored, Senin (19/10/2020).
Memiliki pengalaman bersama Gus Dur di masa lalu, Rocky Gerung diminta Akbar Faizal untuk mengungkapkan sisi yang dimiliki Gus Dur.
"Gus Dur mampu untuk menghumorkan politik dan mempolitisir humor itu," ungkap Rocky.
"Itu dua keahlian yang ada pada Gus Dur," imbuhnya.

Baca juga: Rocky Gerung Ungkap Alasan Terus Kritik Jokowi Tanpa Celah
Rocky menilai, jika kondisi politik terlalu kasar, Gus Dur akan menghumorkan politik itu.
"Dan supaya humor itu punya efek, dia politisir humor itu," ungkapnya.
Rocky menyebut kemampuan itu tidak dimiliki Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Tetapi Pak SBY dicatat sebagai orang yang mampu mengucapkan demokrasi di dalam praktik."
"Nggak ada orang yang ditangkap SBY, itu yang saya pujikan," ungkapnya.
Baca juga: Rocky Gerung: Jangan Usir Orang Sedang Berpikir dan Jangan Mengintip di Ruang Private
Kemudian Rocky memberikan penilaian kepada presiden kedua, Soeharto.
"Soeharto, orang yang memang berupaya untuk menghasilkan ketertiban politik demi pembangunan, dan dia konsisten," ungkapnya.
Rocky kemudian membandingkan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Hari ini saya tidak melihat Presiden Jokowi punya semacam otonomi untuk menentukan kebijakannya sendiri."
"Saya duga dan ini adalah dugaan yang saya susun agar supaya tidak menjadi delik, yaitu beliau menerima semua bisikan sehingga yang keluar di publik adalah kontradiksi."
"Jadi satu waktu presiden milih soal justice, habis itu dia ngomong tentang bahaya makar."
"Jadi nggak ada spektrum yang bisa orang pegang, itu kritik saya dari dulu," jelas Rocky.
Baca juga: Satu Tahun Jokowi-Amin Rupiah Ditutup Menguat, Analis Bilang Faktor Sentimen Eksternal
Rocky menyebut kritikan tersebut juga dimasukkan dalam sebuah buku ciptaan orang asing.
Diketahui buku tersebut berjudul Man of Contradictions: Joko Widodo and the Struggle to Remake Indonesia.
Buku tersebut ditulis oleh Ben Bland.
"Akhirnya terbukti kan, bukan karena saya berkolaborasi dengan penulis, tapi orang asing bisa melihat presiden penuh dengan kontradiksi dalam mengambil kebijakan," ungkap Rocky.
"Nah itu tentu ada asal-usul politik mengapa begitu, mungkin karena ada banyak faktor yang harus beliau layani," ungkap Rocky.
Baca juga: 3 Kegagalan Pemerintahan Jokowi dalam Setahun Terakhir Menurut Partai Demokrat
Profil Rocky Gerung

Dilansir dari Tribun Makassar, berikut profil singkat Rocky Gerung.
Nama : Rocky Gerung
Lahir : Manado, 20 Januari 1959
Alumni : Ilmu Filsafat di Universitas Indonesia
Akun Sosial Media
Twitter : @rockygerung
Baca juga: Jakarta PSBB Total, Rocky Gerung Usul Jokowi Angkat Anies Jadi Menteri Covid : Luhut Ikuti Anies
Karya Tulis Rocky Gerung :
- Teori Sosial dan Praktek Politik 1991
- Hak Asasi Manusia: Teori, Hukum, Kasus, 2006
Jurnal Rocky Gerung :
- Pluralisme dan Konsekuensinya: Catatan Kaki untuk Filsafat Politik’ Nurcholish Madjid 2007
- Feminisme versus Kearifan Lokal 2008
- Representasi, Kedaulatan, dan Etika Publik 2010
- Feminist Pedagogy: A Political Position 2016
- Feminist Ethics against Stigma of Theocracy-Patriarchy: a Reflection of 2014 Presidential Election
(Tribunnews.com/Gilang Putranto) (TribunMakassar.com/Desi Triana Aswan)