Minggu, 12 Oktober 2025

Pilkada Serentak 2020

Strategi Tangani Covid-19 Jadi Referensi Memilih Calon Kepala Daerah

Masyarakat sangat bergantung pada kepala daerah yang mampu menghentikan dampak negatif yang muncul akibat Pandemi

setkab.go.id
Pilkada Serentak 2020. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi covid-19 menyumbang banyak dampak negatif bagi kesehatan dan ekonomi.

Maka visi-misi yang dielaborasi dengan strategi penanggulangan virus ini mesti menjadi salah satu referensi bagi masyarakat untuk menentukan pilihan.

"Tak ada isu lain bagi kandidat selain memainkan strategi melawan virus korona dan percepatan pemulihan ekonomi. Itu untuk jangka pendek. Dua hal ini sangat krusial dalam beberapa tahun ke depan," ujar Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno, Minggu (8/11/2020).

Baca juga: Rieke Beri Dukungan kepada Pradi-Afifah di Pilkada Depok 

Menurut dia, masyarakat sangat bergantung pada kepala daerah yang mampu menghentikan dampak negatif yang muncul akibat Pandemi COVID-19. Khususnya pemimpin daerah harus mampu dalam waktu dekat menata kembali perekonomian rakyatnya.

"Untuk jangka panjang tentu ada isu lain seperti infrastruktur, reformasi birokrasi, dan lainnya. Tapi untuk saat ini janji kandidat mesti fokus ke korona dan recovery ekonomi dalam waktu cepat," paparnya.

Sementara itu Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengatakan, pemilihan kepala daerah (pilkada) 2020 adalah pilkada yang terselenggara di tengah situasi Pandemi COVID-19 yang dampaknya sangat terasa hampir di semua sektor. Khususnya ekonomi dan kesehatan masyarakat.

Oleh karena itu daerah pun ikut terkena imbas krisis yang diakibatkan kondisi pandemi ini.

Maka, pilkada 2020 yang terselenggara di tengah berbagai risiko dan bayang-bayang bahaya COVID-19 semestinya mampu melahirkan kepemimpinan transformatif yang bisa membawa keluar daerah dari situasi krisis dan kesulitan akibat pandemi ini melalui keterpilihan figur kepala daerah dan wakil kepala daerah terbaik.

Baca juga: Bawaslu Temukan 1.315 Pelanggar Protokol Kesehatan Selama 40 Hari Masa Kampanye Pilkada

"Untuk itu, sangat penting dilakukan elaborasi pada visi, misi dan program setiap kepala daerah terkait apa yang akan mereka lakukan dalam memastikan penanganan Pandemi COVID-19 bisa berjalan baik lalu mengatasi segala dampak yang diakibatkannya di daerah mereka," ungkapnya.

Dengan demikian, kata Titi, daerah bisa bangkit keluar dari situasi krisis yang mereka hadapi dan pelayanan publik serta kesejahteraan daerah bisa dipulihkan di bawah kepemimpinan pasangan calon terpilih.

Makanya, Titi juga mendorong debat kandidat maupun materi kampanye pasangan calon harus dipastikan memuat gagasan dan tawaran program kongkret mereka terkait program penanganan COVID-19 dan arah pembangunan daerah untuk bangkit dari dampak pandemi.

"Kalau itu tidak dieksplorasi maksimal, saya khawatir kita hanya terjebak pada narasi-narasi yang tidak substantif bagi daerah. Padahal pilkada di tengah situasi pandemi ongkosnya sangat mahal, kompleks, rumit dan juga berisiko," ujarnya.

Titi menjelaskan, masyarakat mesti fokus meneliti pasangan calon selama masa kampanye. Pastikan pilihan jatuh kepada pasangan kandidat yang menawarkan solusi atas kondisi pandemi seperti saat ini.

"Karena amat ironis kalau pemimpin yang terpilih nanti kualitasnya rendah dan tak mampu menjawab kebutuhan atas kepemimpinan terbaik untuk mengatasi situasi krisis saat ini," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved