Kelompok Bersenjata di Papua
Ayahanda Mengenang Pratu Dedi Hamdani: Bensin Habis Saat Mengantarnya Ikut Tes Prajurit TNI di Bali
Dedi Hamdani berhasil bergabung sebagai prajurit TNI setelah menjalani tes kedua. Momen itu sangat dikenang Muhdin.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kesedihan menyelimuti keluarga Praka Anumerta Dedi Hamdani yang menjadi salah satu prajurit TNI yang gugur akibat ditembak oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Intan Jaya, Papua, Jumat(22/1/2021).
Jenazah Praka Anumerta Dedi Hamdani dimakamkan secara militer di pemakaman keluarga yang berada di Desa Plambek, Lombok Tengah, Minggu (24/1/2021).
Sejumlah karangan bunga dengan ucapan belasungkawa dari petinggi TNI memenuhi halaman rumah almarhum Dedi Hamdani.
Sang ayah, Muhdin tak sanggup menahan air mata menuturkan kesedihannya, perasaan yang tidak karuan, tidak pernah menyangka putranya pergi untuk selamanya.
Walau mengaku telah mendapat firasat dalam mimpi sebelum kepergian putra kebanggannya tersebut.
"Perasaan saya sudah tidak karuan, sedih sekali, memang sebelumnya saya ada firasat mimpi," ujar Muhdin.
Dedi sebenarnya sudah berencana untuk pulang ke rumahnya di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Ia rencananya cuti pada dua bulan mendatang untuk melangsungkan pernikahannya.
"Dua minggu yang lalu dia telepon, dua bulan lagi dia akan pulang ambil cuti untuk menikah," ujar Muhdin dengan berlinang air mata saat ditemui di rumahnya yang berada di Desa Plambek, Lombok Tengah.
Muhdin menuturkan, anak laki-lakinya itu akan menikahi pujaan hati yang merupakan orang satu kampungnya.
"Pacarnya gadis orang sini, dia pacaran sudah lebih 5 tahun," kata Muhdin.
Menurut Muhdin, selama di Papua, Dedi jarang menelepon karena tidak ada sinyal.
"Kalau saya yang telepon susah, sering tidak nyambung, karena tidak ada sinyal. Jadi saya hanya menunggu telepon," kata Muhdin.
Ia mengenang anaknya itu sebagai sosok yang memiliki tekad kuat untuk menjadi anggota TNI.
Baca juga: Gugur Ditembak Saat Pengejaran Anggota KKB, Jenazah Pratu Dedi Hamdani Dimakamkan di Lombok Tengah
"Memang dia niatnya keras menjadi TNI, sejak kecil memang itu cita-citanya, dia latihan selalu latihan gigih," kata Muhdin.
Dedi Hamdani mendapat seragam TNI pun tak mudah.
Sebelum bergabung dengan TNI, Dedi sempat mengikut tes masuk kepolisian. Tetapi, ia belum beruntung dan tak lolos tes.
Pada kesempatan berikutnya, Dedi mencoba tes masuk sebagai anggota TNI. Tetapi, ia kembali gagal.
Dedi Hamdani berhasil bergabung sebagai prajurit TNI setelah menjalani tes kedua.
Momen itu sangat dikenang Muhdin. Saat tes kedua, Muhdin mengantar Dedi mengikuti tes di Singaraja, Bali.
"Yang saya ingat itu, waktu ngantar dia tes di Bali, terus bensin kami habis," kata Muhdin.
Muhdin menceritakan, kabar duka kepergian anaknya itu diterima pada waktu yang tak disangka.
Saat itu, Muhdin sedang menyabit rumput tak jauh dari rumahnya.
"Saya waktu itu sedang menyabit rumput, terus ada keluarga yang manggil bahwa ada telepon masuk, ya terus dapat kabar anak saya meninggal," kata Muhdin.
Jenazah prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) Pratu Dedi Hamdani dimakamkan di pemakaman umum Desa Pelambik, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (24/1/2021) sore.
Jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 16.00 Wita.
Baca juga: Sebelum Gugur di Papua, Pratu Dedi Berencana Pulang ke Lombok untuk Menikahi Pujaan Hatinya
Kedatangan jenazah disambut isak tangis keluarga yang sejak pagi menunggu kedatangan putra terbaik mereka.
Selanjutnya jenazah disalatkan di masjid Desa Pelambik.
Kemudian dilakukan upacara penyerahan dari pihak keluarga kepada TNI untuk dimakamkan secara militer.
Jenazah diterima Dandim 1620/Loteng Letkol Inf Putu Tangkas.
Mobil jenazah membawa Pratu Dedi Hamdani diiringi ratusan warga desa.
Meski di tengah pandemi Covid-19, petugas kesulitan membendung keinginan warga untuk ikut dalam pemakaman Pratu Dedi Hamdani ke peristirahatan terakhirnya.
Anggota TNI pun meminta warga menjaga jarak dan memakai masker lewat pengeras suara masjid.
Sampai menempuh jalan terakhir dengan membagi-bagikan masker kepada warga untuk menghindari penularan Covid-19.
Dari rumah duka warga berjalan kaki mengantar mobil jenazah ke lokasi pemakaman.
Suasana haru dan rasa bangga warga kampung mewarnai pemakaman Pratu Dedi yang telah naik pangkat menjadi Praka Anumerta Dedi Hamdani.
Bagi warga, Dedi Hamdani meninggal dengan terhormat.
Ia tercatat sebagai pahlawan karena rela mengorbankan jiwa dan raga demi keutuhan NKRI.
"Dia menjadi kebanggaan kita semua," kata Nujumudin, salah satu warga yang ikut dalam pemakaman.
Terpisah, Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah mengucapkan turut berduka atas berpulangnya Pratu Dedi Hamdani.
Baca juga: BREAKING NEWS; Prajurit TNI Tewas Baku Tembak dengan KKB di Papua
Dedi tercatat sebagai salah seorang putra NTB terbaik yang gugur di medan tugas membela negara tercinta.
"Semoga Allah menempatkan dinda (Pratu Dedi) di tempat yang mulia di sisi-Nya," kata Zulkieflimansyah, di akun media sosialnya.
Ditembak KKB
Sebelumnya diberitakan Pratu Roy Vebrianto, gugur setelah ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Menurut Kapen Kogabwilahan III Kolonel Gusti Nyoman Suriastawa, Pratu Roy diberondong peluru oleh KKB Papua ketika baru melaksanakan Salat Subuh.
Selain Pratu Roy, Pratu Dedi Hamdani juga gugur saat melakukan pengejaran.
Kini jenazah kedua prajurit ini sedang dalam proses evakuasi ke Timika, Papua.
Berikut rangkuman faktanya dilansir dari Kompas.com:
Pratu Roy Vebrianto dan Pratu Dedi Hamdani gugur setelah terlibat kontak tembak dengan KKB Papua di Kampung Titigi, Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua, Jumat (22/1/2021) pagi.
"Dua korban penembakan KKB Papua meninggal dunia saat dievakuasi ke Timika dengan menggunakan helikopter Caracal," ujar Kepala Penerangan (Kapen) Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III (Kogabwilahan III) Kolonel Gusti Nyoman Suriastawa, dalam keterangan tertulis, Jumat sore.
Suriastawa menjelaskan, Pratu Roy gugur setelah KKB Papua memberondong peluru secara membabi buta.
Peristiwa penembakan itu terjadi ketika Pratu Roy baru melaksanakan Salat Subuh.
Sementara, Pratu Dedi meninggal saat melakukan pengejaran KKB Papua.
Pratu Dedi mengejar KKB Papua setelah Pos Titigi menjadi sasaran penembakan.
"Korban juga ditembaki secara membabi buta dari arah ketinggian di hutan yang terletak antara Kampung Sugapa Lama dan Kampung Hitadipa," ucap Suriastawa.
Sebelumnya, pihak TNI melaporkan kontak tembak TNI dan KKB Papua berlangsung pada Jumat pagi.
Baku tembak berlangsung hingga Jumat siang.
Kedua prajurit yang gugur itu merupakan anggota Yonif Raider 400 yang sedang bertugas di Intan Jaya.
(Tribun Network/ayu/kps/wly)