Bom di Makassar
Polri: Ada Kelompok yang Tuding Bom Bunuh Diri di Makassar dan Penyerangan Mabes Polri Cuma Rekayasa
Pasalnya, banyak opini sesat yang berkembang terkait berbagai isu mengenai terorisme tersebut.
Penulis:
Igman Ibrahim
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono menyampaikan ada sekelompok orang yang menganggap insiden kasus bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar dan penyerangan terduga teroris di Mabes Polri adalah rekayasa.
Awalnya, Rusdi menjelaskan bahwa upaya Polri dalam penanggulangan teroris tidaklah mudah.
Baca juga: Pengakuan Terduga Teroris Zulaimi Agus: Pengajar Perakit Bom Hingga Pasang Ilmu Kebal di Sukabumi
Pasalnya, banyak opini sesat yang berkembang terkait berbagai isu mengenai terorisme tersebut.
"Ada beberapa hal yang tentunya perlu kita cermati dalam penanggulangan terorisme ini. Yang pertama adalah gerakan radikal yang ada sebagian masih tidak percaya.
Baca juga: Pengakuan Dua Terduga Teroris, Ini Alasan Mereka Membuat Bom Panci
Atau sebagian sengaja tidak percaya. Ini masih terjadi di masyarakat," kata Rusdi dalam diskusi daring, Minggu (4/4/2021).
Ia kemudian mencontohkan sekelompok orang yang tak percaya dan menuding insiden bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar dan penyerangan terduga teroris di Mabes Polri adalah rekayasa.
"Bahkan ada yang berpendapat bahwa kasus Makassar terus kemudian juga penembakan di Mabes Polri itu rekayasa kata mereka," ujar dia.
Baca juga: FAKTA Jokowi Kirim Bantuan untuk Istri Terduga Teroris yang Terlilit Utang Bank, Diantar Staf Khusus
Ia menuturkan opini ketidakpercayaan ini membuat masyarakat menjadi bingung dalam menilai informasi.
Hal ini yang juga tengah dihadapi oleh Polri dalam penindakan terorisme.
"Masih ada kelompok-kelompok seperti itu yang tidak percaya dan sengaja memang membuat masyarakat jadi bingung. Ini realitas yang perlu kita hadapi bersama," tukas dia.
Polri Ungkap Paham Radikalisme Mulai Banyak Disebar di Media Sosial
Rusdi Hartono juga menyampaikan penularan paham radikalisme mulai banyak disebar melalui platform di media sosial.
"Jadi sebenarnya yang perlu kita cermati bersama bahwa sekarang penularan daripada paham-paham itu. Itu banyak menggunakan internet ataupun media sosial yang sekarang banyak digunakan oleh masyarakat," kata Brigjen Rusdi dalam diskusi daring, Minggu (4/4/2021).