Rabu, 10 September 2025

Ali Kalora Tewas Tertembak

Kronologi Tewasnya Ali Kalora: Berawal dari Operasi Intelijen, Ditembak Saat Terpisah dari Kelompok

Selain Ali Kalora, seorang anggota MIT juga ikut tewas dalam kontak bersenjata itu, yakni Jaka Ramadhan alias Ikrima.

Tribun Network
Ali Kalora. 

TRIBUNNEWS.COM, POSO - Setelah lama diburu, pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah, Ali Kalora akhirnya berhasil ditembak mati oleh Satuan Tugas (Satgas) Madago Raya.

Ali tewas setelah terlibat baku tembak dengan Satgas Madago Raya di Pegunungan Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah pada Sabtu (18/9)

”Dari dua daftar DPO yang ditemukan tewas dalam kontak tembak di Parigi Moutong tersebut salah satunya adalah Ali Kalora, pimpinan DPO teroris yang selama ini dicari,” kata Kapolda Sulawaesi Tengah, Irjen Pol Rudy Sufaryadi dalam konferensi pers di Mapolres Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Minggu (19/9).

Selain Ali Kalora, seorang anggota MIT juga ikut tewas dalam kontak bersenjata itu, yakni Jaka Ramadhan alias Ikrima.

Ia diketahui merupakan pengawal Ali Kalora. ”Ali Kalora seperti diketahui adalah pimpinan MIT yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) kasus terorisme di Sulawesi Tengah,” kata Rudy yang juga merupakan Kepala Penanggung Jawab kendali operasi Satuan tugas (Satgas) Madago Raya.

Ali Kalora.
Ali Kalora. (Tribun Network)

Rudy kemudian membeberkan kronologi bagaimana Ali Kalora dikepung aparat dan kemudian ditembak mati.

Rudy mengatakan kegiatan ini diawali dengan adanya informasi intelijen mengenai keberadaan Ali Kalora dan pengawalnya Jaka Ramadhan yang terpisah dengan 4 daftar pencarian orang (DPO) lainnya.

”Diawali kegiatan intelijen kita mendapatkan informasi baik secara manual maupun IT bahwa keberadaan 2 DPO yang terpisah dari kelompoknya 4 (orang) berada di sekitar Torue, Desa Astina,” kata dia.

Merespons hal itu, Satgas Madago Raya kemudian sepakat melakukan penangkapan. Tim kemudian dibagi dalam beberapa kelompok sesuai pos yang telah ditetapkan.

"Polda Sulteng sudah berada di posnya masing-masing. Yang kedua Batalion 714 juga ikut beroperasi dan sudah ada di posnya yang sudah kami bagikan sektor-sektornya," kata Rudy yang didampingi oleh Danrem 132/Tadulako Brigjen Farid Makruf hingga Kepala Operasi (Kaops) Madago Raya Brigjen Reza Arif.

"Berikutnya ada rekan-rekan dari Korps Brimob Polri juga kita bagi 4 sektor, ada teman-teman kita dari Batalion 502 berada bersama-sama kita operasi di sini. Untuk itu, kami sepakat, karena waktunya pendek, sudah dibagi sektor dan operasi ini sudah kita evaluasi, dan evaluasi apa pun bentuknya siapapun yang berhasil itu operasi kita bersama. Jadi untuk kecepatan kegiatan Pak Kaops dan saya sepakat untuk segera mengejar, menempatkan satu tim dari Walet, dari Gegana Korps Brimob Polri, dan satu tim Densus 88 dan bersama-sama kami beroperasi di sini," lanjutnya.

Rudy tidak menjelaskan teknis operasi ini secara lebih rinci. Namun menurutnya operasi ini telah mengikuti prosedur operasi standar (SOP).

"Secara teknik saya tidak akan menceritakan bagaimana kemudian 2 DPO ini berhasil dilumpuhkan, karena operasi inteligen yang bagus, karena kegiatan yang baik untuk penindakan dilakukan penindakan tentunya dengan SOP standar yang berlaku bagi TNI Polri di Satgas Madago Raya ini," jelasnya.

Rudy mengatakan aparat gabungan TNI-Polri sempat terlibat baku tembak dengan Ali Kalora dan Jaka Ramadhan. Dalam baku tembak itu juga ada bom yang meledak.

”Baku tembak itu meledak di Jaka Ramadhan. Ini ada bekas bomnya meledak ini. Entah dia ingin melempar atau ingin bunuh diri," ucap Rudy.

Setelah menembak mati Ali Kalora dan Jaka Ramadhan, Satgas Madago Raya kemudian mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya senjata laras panjang M16 dan sembilan butir peluru, serta 2 jenis bom.

Baca juga: Pemimpin MIT Ali Kalora Tewas Tertembak, Kapolda Sulteng Berharap 4 DPO Teroris Poso Serahkan Diri

"Kami turut mengamankan barang-barang milik Ali Ahmad alias Ali Kalora dan Jaka Ramadhan alias Ikrima alias Rama yakni sepucuk senjata Laras panjang jenis M16, dua buah ransel, satu buah bom tarik, satu buah bom bakar, pakaian, dan lainnya," ujar Rudy.

Dari pantauan Tribun Network, senjata laras panjang berwarna hitam milik Ali Kalora itu terlihat sudah usang. Bagian gagangannya yang berwarna hitam mulai memudar, begitu pula bagian ujungnya yang sudah berkarat.

Karatan juga tampak di permukaan magasin senjata tersebut. Sementara sembilan butir peluru aktif dikeluarkan Satgas Madago Raya dari dalam magasin.

Selain senjata, Satgas Madago Raya juga menyita peralatan yang diduga dipakai oleh Ali Kalora dan Jaka Ramadhan selama dalam pelarian sebagai DPO.

Barang milik Ali Kalora yang disita di antaranya selimut, sarung, celana, senter Kepala, benang lilit, belanga plus daging, kaos kaki, headset, kepala charger, gunting, garam, baju kaos, kantong tepung kecil isi beras, kantong tepung kecil isi obat-obatan.

Kemudian gergaji, parang, autan, muk air, toples kecil; botol minyak, sorban sarung, korek api dalam botol kuning, ponds, sikat gigi untuk senpi, tali pancing, slink, lilit tali jemuran kecil warna biru, karet ban, minyak tanah botol putih kecil, terpal cokelat, handphone andorid, dan jam tangan.

"Mereka bukan cuma membawa senjata dan bom, dalam setiap pergerakan mereka selalu membawa seluruh perlengkapan untuk kebutuhan hidup mereka di tengah hutan," jelas Rudy.

Dengan tewasnya Ali Kalora, Rudy memastikan kelompok teroris MIT kini tak lagi memiliki pemimpin. "Ali Kalora sudah tewas dan saya pastikan tidak ada penggantinya," tegas Rudy Sufahriadi.

Meski demikian, ia juga mengatakan masih ada empat DPO yang tersisa yang kini dikejar aparat.

Keempat DPO tersebut adalah Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Muklas, Suhardin alias Hasan Pranata, dan Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang.

"Kini DPO MIT tersisa 4 orang dan sampai saat ini masih terus dilakukan pengejaran," ucap Rudy. ”Sisa 4 orang ini orang Bima semuanya, simpatisan yang terpengaruh konflik Poso zaman dahulu, termasuk kelompok Santoso dulu,” ujarnya.

Rudy menuturkan sudah mendapat informasi mengenai keberadaan sisa teroris di Poso itu. Para buronan tersebut dipastikan masih bersembunyi di wilayah pegunungan Parigi dan Poso.

"Dua DPO berada di sekitar Desa Astina, Kecamatan Torue, Parigi Moutong. Diharapkan kepada sisa DPO teroris Poso untuk segera menyerahkan diri sebelum dilakukan tindakan tegas terukur apabila bertemu dilapangan," kata Rudy.

Pengamat: MIT akan habis

Pengamat terorisme Universitas Indonesia (UI) Ridlwan Habib meyakini kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso tumpas setelah pimpinannya yakni Ali Kalora tewas. 

Ridlwan meyakini teror dari kelompok tersebut akan habis dan tidak ada lagi di Sulawesi Tengah.

"Upaya Polri dan TNI menangkap Ali Kalora ini hebat dan sangat baik. Paska Ali Kalora saya yakin MIT tumpas dan selesai," kata Ridlwan ketika dihubungi Tribunnews.com pada Minggu (19/9/2021).

Ridlwan mengatakan empat orang yang tersisa dari jaringan MIT bukan orang yang hebat dari sisi kemampuan tempur. 

Untuk itu, ia menilai mereka akan segera tertangkap atau menyerah.

Baca juga: Polda Sulteng Berhasil Tumpas Ali Kalora, Sahroni Beri Apresiasi Tinggi

"Saya meyakini empat orang ini akan segera tertangkap atau kalau tidak ya mereka menyerah sendiri," kata alumni S2 Kajian Intelijen UI tersebut. 

Ridlwan menambahkan, setelah Santoso tewas pada tahun 2016, kelompok MIT tidak lagi mendapat bantuan  dari jaringan JAD di luar Sulawesi Tengah. 

Apalagi, kata dia, setelah ada operasi Madago Raya yang melibatkan ribuan pasukan keamanan. 

"MIT ini sudah sangat lemah dan hanya bertahan hidup dari merampok ladang ladang petani di kaki gunung," kata Ridlwan.

Baca juga: Dua DPO Teroris Poso Tewas Tertembak, DPD RI Apresiasi TNI-Polri dan Ketangguhan Masyarakat Sulteng

Ridlwan menambahkan keberhasilan operasi Madago Raya merupakan bukti bahwa Polri dan TNI sinergis dan harmonis dalam memberantas terorisme.

"Ini upaya yang taktis dan bisa menjadi role model penanganan terorisme di Indonesia," kata Ridlwan.(tribun network/muh/dod)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan