Nadiem Makarim: Kampus Merdeka Dorong Perguruan Tinggi Terus Ciptakan Inovasi Baru
Menurut Nadiem, inovasi tersebut dapat dikonversi ke dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Penulis:
Fahdi Fahlevi
Editor:
Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mendikbudristek Nadiem Makarim, dalam kunjungan kerja ke Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), melihat beberapa inovasi yang dihasilkan oleh civitas akademik ITS dipamerkan.
Menurut Nadiem, inovasi tersebut dapat dikonversi ke dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
“Hasil karya dan inovasi yang saya lihat di pameran sangat bagus. Itu dapat dikonversi ke dalam MBKM, sehingga akan lebih banyak lagi inovasi yang diciptakan perguruan tinggi,” tutur Nadiem melalui keterangan tertulis, Minggu (24/10/2021).
Berbagai inovasi karya civitas akademik ITS dipamerkan dalam pelaksanaan Dialog Kampus Merdeka bersama Nadiem.
Baca juga: Mendikbudristek Nadiem Makarim: Santri Indonesia Luar Biasa
Salah satunya adalah PETA EVARI yang bermula dari penelitian Adjie Pamungkas, Retno Indro Putri, Wahyu Setiawan, Arna Ferrajuannie, Johannes Krisdianto, dan Ita Elysiyah.
Kerja tim mahasiswa ITS ini, menghasilkan inovasi Peta Evakuasi Raba Berbicara (PETA EVARI).
PETA EVARI, terang Retno adalah media pembelajaran warga sekolah SMP/SMA LB-A YPAB dalam mempelajari jalur evakuasi di lingkungan sekolahnya.
"PETA EVARI ini merupakan bagian dari kegiatan Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim ITS (Puslit MKPI ITS) untuk ketangguhan Surabaya dalam menghadapi gempa dari program Global Future Cities dengan pendanaan dari UK FCDO,” katanya.
Ide awal dari media pembelajaran ini berasal dari salah satu guru netra dari sekolah YPAB, Tutus Setiawan, untuk pembelajaran orientasi mobilitas.
Kemudian, ide ini dikembangkan oleh MKPI untuk pembelajaran jalur evakuasi sebagai upaya peningkatan kapasitas kelompok rentan.
“Peningkatan kapasitas kelompok rentan ini merupakan bagian dari upaya memperkuat ketangguhan kota Surabaya terhadap bencana,” ujar Retno.
Sementara itu, Mahasiswa ITS Prodi Teknik Elektro, Royyan Wafi Pujiyanto, memperlihatkan produk inovasi mahasiswa berupa cat pelapis dan stiker yang beri nama CoFilm+.
Produk inovasi tersebut diciptakan untuk mengurai penularan pademi Covid-19 yang diketahui berasal dari virus Sars Cov-2.
“Inovasi ini digagas oleh Research Center For Advanced Materials and Nanotechnology ITS yang diketuai oleh Agung Purniawan, beserta tim mahasiswa dikoordinir oleh saya,” terang Royyan.
Sejak bulan juni 2020, kata Royyan, ia bersama tim melakukan penelitian untuk membuat inovasi cat pelapis dan stiker antivirus untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19.