Situs BSSN Diretas, Komisi I DPR: Ini Musibah yang Memalukan Negara
Situs Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengalami peretasan berupa perubahan halaman muka atau defacemant.
Editor:
Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Situs Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengalami peretasan berupa perubahan halaman muka atau defacemant.
Peretasan terhadap situs BSSN ini menjadi perhatian khusus dan menjadi bahan evaluasi bagi BSSN.
Apalagi, lembaga BSSN ini sejatinya dibentuk untuk mendeteksi dan mencegah segala potensi serangan siber bagi keamanan aktivitas digital pemerintah dan aktivasi stretegis dalam negeri dari segala bentuk kejahatan siber.
Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Krisantus Kurniawan angkat bicara soal bobolnya BSSN.
Menurutnya, adanya peretasan situs BSSN ini menunjukkan masih perlu ruang yang harus dibenahi.
“Peretasan ini terjadi diduga kinerja dan program Badan Sandi dan Siber Negara saat ini dikelola oleh orang-orang tidak berkompetensi di bidangnya serta tidak memiliki profesionalisme,” ungkap Krisantus pada Selasa (26/10/2021).
Baca juga: Situs BSSN Dibobol, Pelaku Peretasan Diduga Berasal dari Brasil
Krisantus menambahkan, namanya BSSN seharusnya harus update terhadap perkembagan dunia digital dan dunia siber.
Dikatakan, BSSN ini merupakan lembaga khusus yang tugasnya sangat spesifik sehingga harus fokus sesuai dengan bidangnya dan kemajuan teknologi, yang berdampak meminimanilisir dan menutup ruang untuk terjadinya kejahatan siber.
“Bagaimana bisa lembaga yang diamanat untuk menjaga keamanan sandi dan siber negara bisa menjalankan tugasnya dalam menjaga keamanan sandi dan siber negara secara kolektif, sedangkan Situs lembaga sendiri diretas oleh pihak luar," ungkap Krisantus.
Krisantus juga menjelaskan contoh kecil yang BSSN juga harus fokus, dalam setiap Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan BSSN selalu dalam setiap rapat yang menggunakan aplikasi Zoom Metting, yang di mana aplikasi ini pemiliknya pihak asing dan sedangkan dalam rapat lewat aplikasi Zoom Meeting itu pembicaraannya soal keamanan dan siber negara.
Baca juga: Komjen Dharma Pongrekun Ditarik Kembali ke Polri, Posisinya di BSSN Digantikan Irjen Sutanto
"Kenapa kita masih menggunakan Zoom Meeting, sedangkan BSSN ini telah diberikan anggaran yang cukup untuk berinovasi, termasuk bisa berinovasi untuk mencetuskan satu aplikasi yang fungsi seperti Zoom Meeting yang dimana untuk menghindari potensi kejahatan siber berupa data-data dan percakapan strategi dalam zoom meeting yang digunakan untuk rapat-rapat yang bersifat rahasia,” ujar Krisantus.
Terakhir Krisantus juga mengatakan peretasan ini bisa dikatakan musibah yang memalukan bagi bangsa dan negara.
Harapannya BSSN segera diundang oleh Komisi I DPR RI untuk rapat dengar pendapat (RDP) dan untuk mengevaluasi BSSN yang telah diberikan tugas khusus oleh negara dan kedapannya mampu menjalankan tugas tersebut untuk menjaga keamanan siber di lingkungan pemerintahan secara keseluruhan.
Wakil Ketua DPR
Pimpinan DPR RI menyayangkan hal itu bisa terjadi terhadap lembaga yang menjadi garda terdepan soal pengamanan siber di Indonesia.
"Kalau kita lihat BSSN bisa kena retas bagaimana dengan lembaga-lembaga lain? Nanti kita lihat langkah-langkah yang akan diambil setelah ini," kata Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/10/2021).
Dasco menilai harus segera ada langkah konkret untuk menyelesaikan permasalahan keamanan siber.
Dia meminta agar Komisi I DPR menggelar rapat dengan BSSN, mencegah hal itu terulang lagi.
"Kalau dalam regulasinya masih kurang tentunya dengan kesepahaman dengan pihak pemerintah, DPR dan juga pihak lain kita akan buat regulasinya. Supaya bisa lebih mengamankan website-website atau hal-hal yang berbau siber di Indonesia," ucapnya.
Baca juga: Situs BSSN Dibobol, Pelaku Peretasan Diduga Berasal dari Brasil
Pelaku Peretas Situs BSSN Diduga dari Negara Brasil
Situs Pusmanas milik BSSN ini dilaporkan terkena deface. Hal tersebut dilaporkan oleh akun Twitter @son1x777 dalam unggahannya beberapa waktu lalu.
Dalam cuitan akun Twitter @son1xx777 yang dikutip Selasa (26/10/2021), aksi yang dilakukan oleh dirinya ini dilakukan untuk membalas pelaku yang diduga dari Indonesia yang melakukan peretasan website negara Brasil.
Pakar keamanan siber Pratama Persadha mengatakan, bahwa deface pada website merupakan peretasan ke sebuah website dan mengubah tampilannya.
"Deface sendiri merupakan font website, muncul iklan yang mengganggu hingga merubah konten yang ada di dalam website," ucap Pratama dalam keterangannya, Selasa (26/10/2021).
Ia juga menambahkan, pada dunia keamanan siber tidak ada sistem informasi yang benar-benar aman 100 persen.
"Situs penting Amerika, seperti FBI dan NASA juga pernah diretas, lalu situs web badan intelijen Amerika yaitu CIA pun juga menjadi korban serangan hacker," ujar Pratama.
BSSN sendiri mengakui bahwa website resmi miliknya telah diretas. Meski begitu, pihak BSSN mengklaim bahwa serangan tersebut sudah ditangani dan indikasi pelaku dari negara Brasil.