Update Korban Kapal Tenggelam di Johor Bahru, Total 19 Jenazah WNI Ditemukan, 2 Teridentifikasi
Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) untuk Johor Bahru, Malaysia, menyampaikan update terkait dengan proses pencarian korban dari tenggelamnya
Penulis:
Rizki Sandi Saputra
Editor:
Wahyu Aji
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) untuk Johor Bahru, Malaysia, menyampaikan update terkait dengan proses pencarian korban dari tenggelamnya kapal jenis Boat Pancung di perairan Tanjung Balau, Kota Tinggi, Johor Bahru.
Di mana hingga Kamis (16/12/2021) malam tadi, pihak KJRI Johor Bahru telah berhasil menemukan total 19 jenazah Warga Negara Indonesia (WNI) yang didominasi berjenis kelamin laki-laki.
"Jumlah korban meninggal yg ditemukan per malam hari ini sejumlah 19 jenazah terdiri dr 13 laki laki dan 6 perempuan. Proses pencarian masih terus dilakukan," tulis keterangan dari KJRI Johor Bahru, dikutip Jumat (17/12/2021).
Dari keseluruhan jenazah tersebut, 2 di antaranya telah berhasil teridentifikasi, dan diketahui merupakan warga Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Kendati begitu, pihak KJRI tidak membeberkan secara detail identitas dari kedua jenazah yang sudah teridentifikasi tersebut.
"Terdapat 2 jenazah yg sdh dpt diidentifikasi sbg WNI dan berasal dari Lombok. Jenazah berada di Hospital Sultan Ismail Johor Bahru," terangnya.
Sementara, untuk 14 WNI yang dinyatakan selamat dari insiden tenggelamnya kapal Boat Pancung itu, pihak KJRI Johor Bahru menyatakan, sudah berhasil menjumpai seluruhnya.
Baca juga: BP2MI Bentuk Tim Investigasi Khusus Kasus Kapal Tenggelam di Johor Bahru
KJRI Johor Bahru memastikan, pertemuan itu dilakukan untuk keperluan proses verifikasi identitas sekaligus memastikan kondisi kesehatan para korban.
"Tim pelindungan WNI KJRI Johor Bahru telah bertemu dengan 14 korban selamat utk memastikan kondisi kesehatan mereka dan verifikasi identitas," tukasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kapal berjenis Boat Pancung yang membawa setidaknya 50 Warga Negara Indonesia (WNI) ditemukan tenggelam di perairan Tanjung Balau, Kota Tinggi, Johor Bahru, Malaysia pada Rabu (15/12/2021).
Berdasarkan informasi dari petugas Imigrasi Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Baru, dalam kejadian itu diketahui setidaknya total 16 WNI meninggal dunia dengan lima di antaranya baru ditemukan pagi tadi.
Baca juga: WNI Korban Kapal Tenggelam di Malaysia Diduga Kuat Para Pekerja Migran Ilegal
"Sebanyak 11 orang ditemukan meninggal dunia yang terdiri dari 7 orang laki-lai dan 4 orang perempuan," kata Kabag Humas Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Tubagus Erif dalam keterangan tertulisnya, Kamis (16/12/2021).
"Pagi ini kami mendapat informasi terbaru, telah ditemukan 5 orang jenazah lagi, 3 laki-laki, 2 perempuan," sambungnya.
Dalam keterangan tersebut, turut dijelaskan kronologi dari terjadinya kapal tenggelam tersebut, di mana pihak KJRI Johor Bahru pada Rabu (15/12) sekitar pukul 09.00 waktu setempat, menerima informasi dari Pusat Kawalan Operasi Maritim (MRSC) Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) Negeri Johor dan IPD (Polres) Kota Tinggi Johor mengenai ditemukannya Kapal Karam di pantai Tanjung Balau Kota Tinggi Johor pada Rabu (15/12) pukul 05.00 waktu setempat.
Adapun untuk titik lokasi tepatnya berada di 0,3 NM bagian Tenggara Tanjung Balau Kota Tinggi Johor.
Mendapati laporan itu, satgas KJRI Johor Bahru langsung mendatangi lokasi kejadian dan bertemu dengan Timbalan Pengarah Operasi APMM Negeri Johor, Tn Simon dan Kapolres Kota Tinggi, Inspektur Zaireal untuk mendapatkan informasi dan koordinasi penanganan lebih lanjut.
Baca juga: Cuaca Buruk, Diduga jadi Penyebab Kapal Boat Pancung Tenggelam di Johor Bahru Malaysia
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari kedua Pejabat tersebut didapati informasi bahwa kapal karam tersebut diduga membawa sejumlah 50 WNI.
Diduga Pekerja Migran Ilegal
WNI yang menjadi korban kapal tenggelam di Johor Bahru Malaysia diduga kuat merupakan para pekerja migran Indonesia (PMI) yang berangkat lewat jalur tidak resmi atau ilegal.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani pada konferensi pers virtual hari Kamis (16/12/2021).
“PMI diduga kuat berangkat lewat jalur tidak resmi dari Tanjung Balau, 90 km dari pelabuhan resmi di wilayah Tanjung Pinang Kepulauan Riau menuju Johor Bahru Malaysia,” kata Benny.
Benny menegaskan penempatan PMI illegal masih kerap dilakukan oleh para mafia atau sindikat penyalur pekerja migran.
Sebagaimana diketahui, pemerintah Malaysia belum membuka penempatan pekerja migran.
Akan tetapi upaya penempatan PMI illegal masih kerap ditemui dan dilakukan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Ini adalah tragedi kemanusiaan, ini adalah kejahatan kemanusiaan, dimana negara harus mengambil posisi dan sikap untuk tidak mentoleransi setiap kejahatan yang dilakukan oleh siapapun, atas nama apapun dan dibekingi siapapun,” kata Benny.
Benny berujar bahwa peristiwa Johor Bahru, berdasarkan informasi yang ia peroleh, bukan merupakan hal yang baru.
Pengiriman PMI illegal seperti ini sudah kerap terjadi berkali-kali, bahkan jauh sebelum dirinya menjabat sebagai Kepala BP2MI.
Baca juga: Ini Identitas Lengkap 11 WNI yang Ditemukan Meninggal Usai Kapalnya Tenggelam di Johor Bahru
Ia berjanji akan menjadikan peristiwa ini sebagai upaya untuk membuka tabir kejahatan kemanusiaan yang tekait penempatan PMI ke Malaysia.
Ia berharap kejadian ini menjadi pintu masuk untuk membongkar siapapun dibalik penempatan PMI secara ilegal ke Malaysia di Kepulauan Riau, dimulai dari bandar hingga para pemodalnya.