Luhut Tolak Buka Big Data di Depan Mahasiswa UI, Tegaskan Tak Pernah Wacanakan Penundaan Pemilu
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan kembali menolak untuk membuka big data terkait aspiasi penundaan pemilu.
Penulis:
Faryyanida Putwiliani
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan kembali menolak untuk membuka big data terkait aspiasi masyarakat yang ingin pemilu ditunda.
Penolakan tersebut diungkapkan Luhut di depan mahasiswa Universitas Indonesia (UI), pada saat terjadi aksi unjuk rasa di Kampus UI, Selasa (12/4/2022).
Diketahui pada saat itu Luhut mendatangi UI untuk bertemu dengan Rektor UI Ari Kuncoro.
Namun nyatanya kedatangan Luhut tersebut malah disambut aksi unjuk rasa oleh mahasiswa UI.

Baca juga: PDIP Soroti Luhut Banyak Jabatan: Presiden Mestinya Bagi-bagi Tugas ke Tokoh Lainnya
Setelah menyelesaikan agenda pertemuannya, Luhut bersama Rektor UI menemui puluhan mahasiwa yang menggelar aksi unjuk rasa di depan pelataran Balai Sidang UI, Depok.
Luhut pun mempertayangan apa keinginan para mahasiwa UI tersebut.
"Mau kalian apa? Biar saya jawab," kata Luhut dilansir Kompas.com, Rabu (13/4/2022).
Kemudian ada salah seorang mahasiswa yang memprotes terkait wacana penundaan pemilu dan isu perpanjangan masa jabatan presiden.
Baca juga: Debat Sengit BEM UI dan Menko Luhut, Diteriaki Otoriter hingga Ditagih Soal Big Data
Mahasiswa tersebut pun meminta klarifikasi dan mendesak untuk agar big data yang dimiliki Luhut bisa dibuka ke publik.
"Kita tahu, Pak, kita baca di media bahwa Bapak Luhut menyuruh para ketua partai untuk menyuarakan wacana penundaan pemilu."
"Kita minta Bapak klarifikasi dan membuka big data. Apakah Bapak berani?" tanya Ketua BEM UI Bayu Satria Utomo.
Dengan tegas Luhut pun menepis tudingan yang dilontarkan mahasiswa tersebut.
Baca juga: Saat Luhut Berdebat Dengan Mahasiswa, Siapa Yang Bilang Saya Minta Presiden 3 Periode?
Luhut pun menekankan bahwa ia tidak pernah mewacanakan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.
Pasalnya menurut Luhut, ia hanya menyampaikan aspirasi yang diterimanya dari masyarakat.
"Saya tidak pernah mengatakan wacana itu. Yang pernah saya katakan di bawah itu minta pemilu ditunda, apa salah? Kamu ngomong gini salah? Enggak kan," ujar Luhut.