Polisi Tembak Polisi
Said Abdullah: Jangan Kita Biarkan Kapolri Berdiri Sendiri Tuntaskan Kasus Internal Polri
Ketua Banggar DPR RI, Said Abdullah meminta dukungan agar jangan buat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bekerja sendiri menuntaskan kasus internal
Penulis:
Hasanudin Aco
Editor:
Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Said Abdullah meminta dukungan seluruh rakyat Indonesia agar jangan membiarkan Kapolri, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo berdiri sendiri dalam menuntaskan masalah di internal Polri, termasuk persoalan Irjen Pol Ferdy Sambo.
Sebab, bisa jadi kelompok Sambo akan balik melawan melalui berbagai proxy.
Terlebih bila dugaan uang haram Polisi Sambo nyata adanya dan tersembunyi dalam ruang rapat.
Bahkan, dengan amunisi yang sangat besar ini bisa membayar siapa saja untuk melawan Kapolri.
“Tentu hal ini tidak kita harapkan terjadi. Kita membutuhkan Polri tegak berdiri. Sebab, alangkah mengerikannya bila Polri mengalami demoralisasi,” ujar Said di Jakarta, Rabu (24/8/2022).
Menurut politisi PDIP ini, kematian Brigadir Joshua tidak sia-sia.
Baca juga: Sudah 97 Anggota Kepolisian Diperiksa Terkait Kasus Brigadir J, Kapolri: Kemungkinan Bertambah
Pengorbanannya justru membuka tirai gelap perilaku menyimpang dari segambreng oknum kepolisian dibawah kendali dan pengaruh Polisi Sambo.
Konon, ujar Said, pengaruh Polisi Sambo sangat besar di internal kepolisian.
Apalagi, jabatan struktural dan fungsionalnya sebagai Ketua Satgasus sekaligus Kepala Divisi Propam Mabes Polri memang sangat memungkinkan peran itu dimainkannya.
Bahkan karena posisinya yang sangat strategis itu nyaris membungkam peristiwa kelam atas kematian Brigadir Joshua.
“Kita patut bersyukur, asa idealisme masih ada diantara para petinggi di Mabes Polri. Rintangan “obstruction of justice” berhasil disingkirkan oleh Kapolri dan jajarannya,” jelasnya.
Baca juga: Kurang Lebih 10 Jam Rapat Komisi III DPR dengan Kapolri Hasilkan Dua Kesimpulan
Alhasil, bukan hanya kronologis kematian Brigadir Joshua yang terkuak makin benderang, tetapi dugaan praktik menyimpang kelompok Sambo yang membekingi perjudian muncul dipermukaan.
Lebih dahsyat lagi, segambreng polisi yang tidak profesional, yang merintangi penyidikan dicopot dari jabatannya.
“Kenyataan ini tentu sangat menyakitkan, bahkan mencoreng moreng citra kepolisian. Kapolri menyebut citra Polri jatuh ke level 28 persen akibat ulah Polisi Sambo,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ketua DPP PDI Perjuangan ini mengatakan upaya membongkar prilaku negative oknum polisi tidak dijumpai pada era sebelumnya.
Bahkan aib akan di tutup rapat atas nama esprit de corps sekalipun melawan hukum dan keadilan.
Baca juga: Kapolri Ungkap Alasan Ferdy Sambo Belum Ditampilkan Kepada Publik: Strategi Penyidikan Timsus
Namun di era Kapolri sekarang ini semua diungkap secara terang benderang.
Terbukti, Kapolri secara transparan membuka kasus Polisi Sambo ini.
Hal ini mengkonfirmasikan, janji transformasi Polisi PRESISI terbukti bukan pepesan kosong, tetapi nyata adanya.
“Saya sangat mengapresiasi langkah tegas Kapolri ini,” imbuhnya.
Dia mengatakan, bangsa Indonesia tetap membutuhkan polisi, tetapi bukan sekedar sebagai penjaga malam.
Namun Polisi yang benar-benar menjadi pelindung dan penganyom rakyat.
“Saya mendukung penuh rotasi dan mutasi, bahkan hukuman bila ada anak buah Kapolri sebatas bermain kata kata. Saya berkeyakinan masih banyak sumber daya polisi yang profesional dan berintegritas, tegak lurus menjalankan visi misi Presisi,” ujarnya.
Baca juga: Kapolri Tegas Perintahkan Kapolda hingga Pejabat Mabes untuk Berantas Judi Online atau Judi Darat
Karena itu, terang Said lagi, saatnya menyediakan gelanggang kompetisi karir atas kompetensi, dan loyalitas pada visi PRESISI.
“Boleh saja ada “lompatan” karir bila garisnya adalah kompetensi, dan loyalitas pada visi PRESISI,” tegasnya.
Politsi Senior PDI Perjuangan ini menjelaskan ulah Polisi Sambo ini telah menguras energi, bahkan bukan hanya energi Polri, tapi energi bangsa.
Polisi Sambo telah menginterupsi waktu dari jalannya program presisi.
Karena itu, saatnya Kapolri membidikkan pandangannya kedepan, mengakselerasikan kembali agenda program PRESISI.
Baca juga: Kapolri Tersenyum Saat Ditanya Kabar Jenderal Bintang 3 Bakal Mundur Terkait Kasus Brigadir J
Untuk mengejawantahkan program PRESISI, agenda jangka pendek, Polri memiliki peran penting dalam menjaga kesuksesaan program subsidi, baik energi maupun pangan.
Sebab, kedua program menyangkut hajat hidup orang banyak.
Pendek kata, Polri menghadapi tantangan kedepan yang kompleks.
Apalagi, perubahan perubahan gangguan keamanan strategis sedemikian cepat.
“Tuntutan penyesuaian bentuk organisasi, kecakapan personil, dukungan teknologi, dukungan menopang kelancaran program strategis pemerintah, serta kebutuhan model pengawasan dan pembinaan personil kepolisian mengharuskan jawaban yang nyata dilapangan. Bukti nyata ini akan menjadikan polisi kita penuh asa,” pungkasnya.
(Tribunnews.com/Hasanuddin Aco)