Jumat, 15 Agustus 2025

BBM Bersubsidi

Beda dengan Dulu, Puan Maharani Tak Lagi Menangis Saat Harga BBM Naik, Ini Penjelasan PDIP

Dalam foto itu, Puan tampak sedang menangis ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menaikkan Harga BBM pada tahun 2008 silam.

Editor: Hasanudin Aco
Tribunnews.com/Fersianus Waku
Massa buruh memajang foto Ketua DPR RI Puan Maharani bertuliskan 'Tolak Kenaikan BBM' di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (6/9/2022). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Para pengunjuk rasa sempat menyindir Ketua DPR RI Puan Maharani yang tidak lagi menangis saat harga BBM naik.

Padahal dulu di tahun 2018 saat Puan Maharani masih menjadi anggota DPR tampak menangis saat Presiden SBY menaikkan harga BBM.

Pengunjuk rasa itu menyindir Puan saat mereka menyampaikan aspirasi menolak kenaikan harga BBM di depan Gedung DPR RI Jakarta, Selasa (6/9/2022) siang tadi.

Baca juga: Buruh Demo di DPR, Orator Cari Puan Maharani yang Dulu Menangis Saat Harga BBM Dinaikkan

Lalu apa reaksi PDIP?

Ketua DPP PDIP Said Abdullah menjelaskan alasan Ketua DPR RI Puan Maharani tak lagi menangis saat pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar.

Ia berdalih kondisi geopolitik saat ini dan era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berbeda.

"Kondisinya kan berbeda, kondisi hari ini dunia, kita sadar nggak sih kalau ini persoalan geopolitik," kata Said di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (6/9/2022) seperti dikutip dari Kompas.TV.

Menurut dia, sejumlah kondisi yang berbeda tersebut antara lain penolakan Arab Saudi dan negara-negara eksportir minyak menambah alokasi minyak di pasaran, pandemi Covid-19 yang melanda dunia serta perang Ukraina-Rusia.

"Dulu apa sih problematiknya? Sekarang apa? Kan beda, pandemi, minyak hancur sehancur-hancurnya. Tingkat permintaan tinggi, tiba tiba ada perang. Padahal rantai pasok global belum sempurna, goyang semua negara," kata Said.

Ia meminta publik objektif dalam melihat fakta yang ada. Sebab, fakta sekarang tidak bisa disamakan dengan sepuluh tahun lalu.

"Mari fakta demi fakta, kita pelajari bersama kemudian kita ambil kebijakan, bedanya gimana," kata Said.

Disindir Pengunjuk Rasa

Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, ribuan buruh berunjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di depan gerbang utama Kompleks Parlemen atau Gedung DPR RI Jakarta pada Selasa (6/9/2022).

Dalam orasinya, seorang orator menyebut nama Ketua DPR RI Puan Maharani.

Di atas mobil komando, sang orator menyatakan bahwa dalam unjuk rasa hari ini mereka mencari Puan Maharani.

"Hari ini kita nyari Puan Maharani yang dulu nangis-nangis ketika (harga) BBM dinaikkan," kata orator tersebut.

"Sekarang apa yang dilakukan? Bermanis-manis dengan pemerintah, bersekongkol untuk menyengsarakan rakyat Indonesia," sambung dia.

Dalam orasinya, ia juga menyinggung dampak dari kenaikan harga BBM yang turut menaikkan harga bahan pokok.

Menurut dia, dampak kenaikan harga BBM dan kenaikan harga bahan pokok tersebut mencekik kalangan buruh yang upahnya tidak turut dinaikkan.

Selain itu, kata orator, unjuk rasa tersebut untuk menyuarakan keberpihakan buruh kepada masyarakat Indonesia yang menolak kenaikan harga BBM.

Sebelumnya, massa tampak membawa sebuah poster foto Ketua DPR RI Puan Maharani bertuliskan 'Tolak Kenaikan BBM'.

Dalam foto itu, Puan tampak sedang menangis ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menaikkan Harga BBM pada tahun 2008 silam.

Saat itu Puan masih menjabat sebagai Anggota DPR RI Fraksi PDIP dan belum menjabat Ketua DPR di era pemerintahan SBY.

Puan Maharani Pimpin Rapat Paripurna DPR

Ketua DPR RI Puan Maharani memimpin Rapat Paripurna, di saat massa buruh menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (6/9/2022).

Di Gedung Nusantara DPR  tempat berlangsungnya Rapat Paripurna, Puan didampingi oleh Wakil Ketua DPR RI Lodewijk F. Paulus, Muhaimin Iskandar dan Rachmat Gobel.

Adapun rapat paripurna pada hari ini digelar dalam Rangka HUT ke-77 DPR RI dan Penyampaian Laporan Kinerja DPR RI Tahun Sidang 2021-2022.

Kemudian rapat paripurna juga mengagendakan Pembicaraan Tingkat II/Pengambilan Keputusan atas RUU tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN TA 2021.

"Izinkan selaku pimpinan rapat membuka rapat paripurna memeperingati Hari ke-77 DPR RI sekaligus penyampaian laporan kinerja DPR RI tahun sidang 2021-2022 dan kami nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum," kata Puan membuka rapat.

Kepada Kompas.TV, Puan Maharani mengatakan DPR mendengar aspirasi masyarakat soal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Dari aspirasi tersebut, Puan mengatakan komisi terkait di DPR akan menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintah.

“DPR mendengar aspirasi masyarakat bahwa kenaikan BBM menjadi hal yang diperhatikan, DPR melalui komisi mendengarkan dan menyampaikan aspirasi tersebut kepada pemerintah,” kata Puan Maharani.

Dalam keterangannya, Puan Maharani juga menekankan kepada pemerintah, jangan sampai kenaikan BBM membuat masyarakat semakin susah di masa yang sulit akibat dari pandemi Covid-19 dan situasi global.

“Meminta pemerintah bersungguh-sungguh dalam penyesuaian harga BBM, jangan sampai masyarakat susah dan sulit,” ujarnya.

Tidak hanya itu, Puan Maharani juga menekankan kepada pemerintah agar bantuan sosial (bansos) yang diberikan akibat kenaikan harga BBM, tepat sasaran.

Sehingga, bansos dapat benar-benar berguna bagi masyarakat yang membutuhkan.

“Bansos, kami berharap bisa tepat sasaran dan berguna bagi masyarakat dan jangan ada salah nama sasaran, salah alamat,” tegas Puan.

“(Kami) meminta kementerian terkait untuk melaksanakan dengan baik dan DPR mengawasi,” imbuh Puan.

Sumber: Kompas.TV/Tribunnews.com

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan