Polisi Tembak Polisi
Bharada E Sempat Emosional saat Rekonstruksi, Anggap Keterangan Tersangka Lain Tak Seperti Kenyataan
LPSK membeberkan kondisi Bharada E yang sempat emosional saat menjalani proses rekonstruksi pembunuhan Brigadir J di rumah Ferdy Sambo.
Penulis:
Sri Juliati
Editor:
Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) membeberkan kondisi Bharada E atau Richard Eliezer yang sempat emosional saat proses rekonstruksi pembunuhan Brigadir J pada Selasa (30/8/2022) lalu.
Hal ini karena adanya perbedaan keterangan yang disampaikan tersangka lain saat rekonstruksi pembunuhan Brigadir J.
Menurut Bharada E, keterangan dari tersangka lain itu tidak seperti kenyataan.
"Ketika rekonstruksi ada keterangan dari tersangka lain yang sempat membuat dia sedikit emosional."
"Karena dianggap keterangan tersangka lain tidak seperti kenyataannya, itu yang membuat dia sedikit emosional," ujar Ketua LPSK, Hasto Atmo Suroyo dikutip dari tayangan di TVone, Selasa (6/9/2022).
Namun, Hasto Atmo Suroyo tidak menyebut siapa sosok tersangka lain yang membuat Bharada E emosional.
Baca juga: Terungkap Detik-Detik Sebelum Menembak Brigadir J, Bharada E Diminta Ferdy Sambo Lakukan Ini
Pun keterangan berbeda seperti apa yang disampaikan tersangka tersebut.
Diketahui, dalam proses rekonstruksi pembunuhan Brigadir J baik di rumah dinas maupun rumah pribadi Ferdy Sambo, diikuti empat tersangka lain.
Yaitu mantan Kadiv Propam, Irjen Ferdy Sambo; Putri Candrawathi; Kuat Ma'ruf; dan Bripka Ricky Rizal.
Mengetahui kondisi Bharada E, Hasto mengatakan, pihaknya sempat menawarkan pendampingan psikolog kepada Bharada E untuk penguatan saat jeda rekonstruksi.
Namun, tawaran tersebut ditolak Bharada E karena sudah bisa mengendalikan emosi.
Saat itu, LPSK juga meminta Bharada E agar tetap konsisten dengan keterangan yang sudah dikatakannya.
"Waktu itu kami meyakinkan saja, 'kamu tetap straight saja pada keterangan, informasi yang kamu punya.'"
"'Kalau orang lain mau menyangkal, itu hak dia,'" ujar Hasto.

Baca juga: Keluarga Sebut Keterangan Para Tersangka Pembunuhan Brigadir J Bohong: Bharada E Jujur
Meski demikian, Hasto mengaku memang ada perbedaan keterangan dari Bharada E dengan Ferdy Sambo saat rekonstruksi.
Berdasarkan keterangan yang disampaikan Bharada E, Ferdy Sambo ikut menembak Brigadir J untuk yang terakhir.
Sementara Ferdy Sambo menyampaikan yang melakukan penembakan hanyalah Bharada E.
"Misal soal penembakan, kalau Ferdy Sambo tetap mengatakan yang menembak adalah Bharada E saja."
"Sementara Bharada E e bilang, Ferdy Sambo ikut, yang terakhir, nggak tahu berapa kali (penembakan)," lanjutnya.
Hasto juga membeberkan, LPSK tidak hanya melindungi Bharada E, tetapi juga keterangan yang disampaikannya agar tetap konsisten, apa adanya, dan tanpa intimidasi.
Oleh karena itu, sehari sebelum proses rekonstruksi digelar, LPSK berkoordinasi dengan Bharada E terkait kondisi psikologis.
Apakah kondisi psikologisnya cukup kuat menjalani rekonstruksi, termasuk saat bertemu dengan tersangka lain.
"Yang bersangkutan menyatakannya kondisi baik dan tetap konsisten pada keterangan, masih on the track," ujar Hasto.
Baca juga: Selain Tembak Brigadir J, Peran Bharada E Dibeberkan Pengacara: Isi Magasin Pistol dari Ferdy Sambo
Peran Bharada E Dibeberkan Pengacara
Sebelumnya, pengacara Bharada E, Ronny Talapessy mengatakan, kliennya memiliki peran dalam mengisi magasin pistol yang digunakan untuk menembak Brigadir J.
Ronny mengungkapkan pengisian magasin pistol tersebut merupakan perintah dari Irjen Ferdy Sambo.
Ronny juga menjelaskan Bharada E adalah ajudan yang dipanggil terakhir kali oleh Ferdy Sambo.
"Klien saya itu dipanggil terakhir. Kemudian diserahkan kotak magasin untuk diisi. Dalam posisi itu kan ada perintah," katanya dikutip dari Dua Sisi di YouTube tvOne, Minggu (4/8/2022).
Lebih lanjut Ronny mengungkapkan Ferdy Sambo sempat mengatakan kepada Bharada E bahwa istrinya, Putri Candrawathi dilecehkan di Magelang.
Hal itu, katanya, disampaikan kepada Bharada E saat memberikan magasin untuk diisi dalam pistol yang digunakan menembak Brigadir J.
"Perintahnya ‘Ibu (Putri Candrawathi) dilecehkan, kamu yang bisa menembak (Brigadir J)'," ujar Ronny.
Lebih lanjut, dia juga mengatakan alasan Bharada E tidak bisa menolak perintah Ferdy Sambo ketika tersangka lain yaitu Bripka RR dapat menolaknya.
Ronny menyebut alasannya karena faktor psikologis dan status Bharada E yang baru saja bekerja dengan Ferdy Sambo.
"Jadi ketika dia menerima perintah itu, dia tidak bisa menolak karena ada background psikologis."
"Kedua, Bharada ini kerjanya baru enam bulan jalan. Jadi sangat baru dan pangkat paling rendah," jelasnya.
Video Animasi Rekonstruksi Dibagikan Mabes Polri, Perlihatkan Ferdy Sambo Tembak Brigadir J

Sebelumnya, Humas Mabes Polri membagikan video animasi yang memperlihatkan hasil rekonstruksi pembunuhan Brigadir J yang digelar pada Selasa (30/8/2022).
Video tersebut memperlihatkan awal kronologi saat rombongan Ferdy Sambo datang ke rumah dinasnya di Duren Tiga, Jakarta Selatan hingga dilakukannya penembakan kepada Brigadir J dan menyebabkan ia tewas.
Adapun adegan sebelum penembakan terhadap Brigadir J, Ferdy Sambo sempat meluapkan amarahnya kepada ajudannya itu.
Ia marah kepada Brigadir J karena dianggap telah melakukan hal yang dianggap kurang aja kepada dirinya.
Makian ini dikatakan Ferdy Sambo pada pukul 17.12 WIB.
"Kamu tega sekali sama saya, kamu kurang ajar sekali sama saya," ujar Ferdy Sambo kepada Brigadir J menurut video animasi dari Humas Mabes Polri.
Setelah marah kepada Brigadir J, Ferdy Sambo pun memerintahkan Bharada E untuk menembak.
Pada video berdurasi 2 menit 4 detik itu, perintah Ferdy Sambo seperti dilakukan dengan berteriak.
Woy kamu (Bharada E) tembak, kau tembak cepat, cepat woy kau tembak," perintah Ferdy Sambo kepada Bharada E.
Pada keterangan video animasi itu, Bharada E dinyatakan menembak Brigadir J sebanyak tiga atau empat kali.
Tembakan pertama Bharada E mengenai pundak kanan Brigadir J.
Lalu untuk tembakan kedua mengenai siku kiri Brigadir J dan menembus hingga ke dagu.
Dua tembakan tersebut pun membuat Brigadir J tergeletak dengan posisi tertelungkup di samping tangga depan gudang rumah dinas Ferdy Sambo.
Meski sudah tergeletak bersimbah darah, Ferdy Sambo melanjutkan tembakan ke arah kepala bagian belakang Brigadir J.
Kejadian pun berlanjut ketika Ferdy Sambo menembak ke arah tembok di bagian tangga serta lemari.
Adegan pun berlanjut ketika Ferdy Sambo menjemput istrinya, Putri Candrawathi yang berada di kamar pribadinya.
Setelah itu Ferdy Sambo dan Putri keluar rumah.
Pada saat yang bersamaan Bripka RR telah berada di dalam mobil berwarna hitam untuk mengantar Putri Candrawathi pulang.
Namun di akhir video, Ferdy Sambo nampak tidak ikut bersama dengan Bripka RR dan istrinya untuk pulang ke rumah pribadinya di Jalan Saguling.
(Tribunnews.com/Sri Juliati/Yohanes Liestyo Poerwoto)(YouTube Kompas TV)