BBM Bersubsidi
Demo Tolak Kenaikan Harga BBM Memanas, Massa Lemparkan Botol Kaca dan Menyalakan Kembang Api
Demo tolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) masih berlangsung, Selasa (13/9/2022) malam. Massa mulai menyalakan kembang api dan melempar polisi
Penulis:
Mario Christian Sumampow
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Demo tolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) masih berlangsung, Selasa (13/9/2022) malam.
Aksi massa yang tergabung dalam sejumlah elemen mahasiswa ini kembali memanas.
Massa mulai menyalakan kembang api dan melempar benda-benda keras ke arah barisan pengamanan polisi.
Tampak botol kaca dan bekas flare yang telah dinyalakan dilempar massa aksi ke arah kepolisian.
Kembang api diarahkan massa aksi ke udara dan sontak membuat kaget orang yang berada di sekitar.
Baca juga: Ada Sosok Pria Bertopeng Hacker Bjorka Saat Demo Tolak Kenaikan Harga BBM, Ini Kata Mahasiswa
Kembang api dan lemparan benda-benda keras ke arah kepolisian membuat intensitas massa demo meningkat.
Saat ini sekira pukul 19.30 WIB terpantau massa mulai menyalakan api dan meneriakkan seruan penolakan.
Mereka juga meminta agar dibukakan jalan akses menuju Istana Negara.
Massa yang berdemo Senin (13/9/2022) terdiri dari elemen buruh dan mahasiswa, mereka tersebar di beberapa titik di kawasan Patung Kuda, Monas.
Baca juga: Ribuan Mahasiswa Tiba di Patung Kuda Jelang Sore, Bergabung dengan Buruh Ikut Tolak Kenaikan BBM
Seiring berjalannya waktu, rombongan massa perlahan mulai membubarkan diri kecuali gabungan mahasiswa yang justru tampak makin memanas.
Hingga saat ini pihak kepolisian masih menjaga ketat keamanan dengan menambah personel dan memperkuat penjagaan.
Akibat massa yang masih bertahan, jalan Medan Merdeka Barat hingga saat ini masih ditutup.
Tuntutan Mahasiswa
Koordinator aksi sekaligus Ketua BEM UI Bayu Satria Utomo mengatakan pihaknya menolak kenaikan harga BBM. Selain itu, mereka menuntut pemerintah memanfaatkan APBN untuk meredam dampak krisis global.
"Menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM karena berdampak secara signifikan terhadap berbagi sektor kehidupan. Kedua, menuntut pemerintahan mengandalkan APBN untuk meredam dampak krisis energi global yang berdampak bagi masyarakat," kata Bayu di lokasi, Selasa (13/9/2022).
Mereka juga menuntut pemerintah menyelesaikan masalah penyaluran BBM bersubsidi yang kerap membuat subsidi tidak tepat sasaran. Mereka juga menuntut pemerintah menjaga stabilitas harga komoditas daripada memberi BLT yang dinilai cuma untuk meredam protes.
Baca juga: 3 Dokumen yang Perlu Dibawa saat Cairkan BLT BBM Rp 600 Ribu di Kantor Pos
"Itu bukan solusi yang struktural dan hanya solusi sesaat. Padahal kenaikan BBM ini tentu akan menjadi kenaikan yang lama sedangkan BLT yang disalurkan itu hanya meredam protes rakyat sesaat karena kenaikan BBM," kata dia.
Dia juga menyoroti pemerintah terus melanjutkan proyek yang menyedot banyak APBN tapi mengurangi anggaran untuk subsidi BBM.
"Katanya kan subsidi BBM itu membebani APBN, padahal ada beban beban dari pemerintah lain yang lebih membebani APBN, seperti proyek IKN, dan proyek tersebut minim urgensi terhadap masyarakat umum," ujarnya.