SOSOK 7 Mantan Kapolri yang Datangi Mabes Polri, Ini Tujuan Mereka
Inilah sosok tujuh mantan Kapolri yang mendatangi Mabes Polri pada Kamis (27/10/2022). Di antaranya Timur Pradopo, Dai Bachtiar, hingga Badrodin Haiti
TRIBUNNEWS.COM - Tujuh mantan Kapolri tiba-tiba mendatangi Mabes Polri, Jakarta Selatan pada Kamis (27/10/2022) hari ini.
Kedatangan ketujuh mantan Kapolri ini bukanlah tanpa sebab.
Mereka prihatin dengan berbagai peristiwa yang menerpa Polri akhir-akhir ini.
Apalagi sejumlah masalah yang menerpa Polri juga telah menjadi sorotan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kedatangan para jenderal purnawirawan ini pun ingin memberikan wejangan untuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Lantas, siapa saja mantan Kapolri yang menyambangi Mabes Polri?
Baca juga: 7 Eks Kapolri Datangi Mabes Polri, Ingin Beri Masukan Terkait Banyak Peristiwa yang Dialami Polri
Inilah ketujuh sosok mereka, sebagaimana dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber:
1. Jenderal (Purn) Timur Pradopo

Jenderal (Purn) Timur Pradopo menjabat sebagai Kapolri sejak 22 Oktober 2010 hingga 25 Oktober 2013.
Saat itu, ia menggantikan Jenderal (Purn) Bambang Hendarso Danuri yang memasuki masa pensiun.
Sebelum menjadi Kapolri, Timur Pradopo yang kini berusia 66 tahun menjabat sebagai Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) per 7 Oktober 2010.
Baru menjabat sebagai Kabaharkam, Timur Pradopo sudah diusulkan Presiden RI saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai calon Kapolri.
Dia mengungguli Komjen Pol Nanan Soekarna (Irwasum Polri) dan Komjen Pol Imam Sudjarwo (Kalemdiklat Polri) yang sebelumnya sebagai kandidat kuat calon Kapolri.
Dengan demikian, Timur Pradopo menjadi jenderal hanya dalam waktu 15 hari.
Alumnus Akpol 1978 itu juga pernah menjadi Kapolda Metro Jaya selama empat bulan sebelum mendapat promosi sebagai Kabaharkam.
2. Jenderal (Purn) Roesmanhadi

Mantan Kapolri lain yang ikut datang ke Mabes Polri adalah Jenderal (Purn) Roesmanhadi.
Roesmanhadi menjadi Kapolri era Presiden BJ Habibie, yaitu periode 1998 hingga 2000.
Sebelumnya, Roesmanhadi adalah perwira tinggi Mabes ABRI sebagai Staf Ahli Menhankam Bidang Kamtibmas.
Roesmanhadi juga pernah menjabat Wakapolda Kalbar (1991), Wakapolda Jatim (1992), Kapolda Sumatera Utara (1993), Kapolda Jatim (1995), dan Demin Kapolri (1996).
Setelah pensiun, Roesmanhadi pernah diperiksa terkait kematian artis sekaligus anggota DPR RI, Sophan Sophiaan.
Diketahui, Sophan Sophiaan meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Dia terjatuh dari sepeda motor Harley Davidson.
3. Jenderal (Purn) Chairuddin Ismail

Sosok mantan Kapolri yang ikut datang ke Mabes Polri adalah Jenderal (Purn) Chairuddin Ismail.
Ia pernah menjadi Pejabat Sementara Kapolri (Pjs. de facto Kapolri) menggantikan Jenderal Suroyo Bimantoro.
Saat itu, terjadi polemik antara Polri dengan pejabat di Istana.
Suroyo sempat berbeda pendapat dengan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur terkait pengibaran Bendera Bintang Kejora.
Perbedaan pendapat inilah yang menjadi cikal bakal kerenggangan hubungan antara Polri dan Istana.
Selanjutnya, Gus Dur mencopot Suroyo Bimantoro dan menggantinya dengan Chairuddin Ismail.
Namun pengangkatan Chairuddin Ismail ditolak 102 jenderal polisi yang tidak menghendaki ada politisasi di tubuh Polri.
Puncaknya, Chairuddin Ismail dicopot dari jabatannya setelah Presiden Megawati Soekarnoputri dilantik.
Total Chairuddin Ismail hanya dua bulan menjabat sebagai Kapolri, yaitu 2 Juni 2001-7 Agustus 2001.
Setelah pensiun, Chairuddin Ismail pernah menjadi tim sukses pasangan capres Jusuf Kalla-Wiranto pada Pemilu 2009.
4. Jenderal (Purn) Bambang Hendarso Danuri

Jenderal (Purn) Bambang Hendarso Danuri menjadi Kapolri era Presiden SBY, sejak 1 Oktober 2008 hingga 22 Oktober 2010.
Bambang Hendarso Danuri adalah lulusan Akademi Kepolisian tahun 1974.
Ia meraih gelar sarjana dari Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Jakarta.
Sebelum menjadi Kapolri, Bambang pernah menjadi Kapolda Kalimantan Selatan (2005), Kapolda Sumatra Utara (2005–2006), dan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (2006–2008).
Selepas pensiun, Bambang Hendarso Danuri kembali memimpin sebagai Ketua Umum Persatuan Purnawirawan (PP) Polri periode 2021-2026.
Dalam kunjungannya ke Mabes Polri hari ini, Bambang Hendarso Danuri mengatakan, nasihat kepada Kapolri Jenderal Listyo merupakan bentuk keperhatian mereka terhadap Polri.
"Apa yang tadi disampaikan itu merupakan bentuk konkrit dari para pendahulu baik mantan Kapolri pada masanya maupun para senior yang hadir hari ini untuk memberikan dukungan bahwa apa yang dilakukan oleh Bapak Kapolri sepenuhnya."
"Kita semua para purnawirawan dari pusat sampai daerah akan memberikan dukungan sepenuhnya bagaimana Kapolri melaksanakan tahapan tahapan secara konkrit apa yang menjadi arahan Bapak Presiden," tukasnya.
5. Jenderal (Purn) Dai Bachtiar

Jenderal (Purn) Dai Bachtiar menjabat sebagai Kapolri pada periode 29 November 2001–7 Juli 2005.
Ia menjabat sebagai Kapolri menggantikan Chairuddin Ismail yang dicopot pada era Presiden Megawati.
Dai Bachtiar pernah menjadi anggota Tim Gabungan Pencari Fakta Kerusuhan Mei 1998 (TGPF).
Kala itu, Dai Backtiar bekerja sama dengan sejumlah tokoh lain di antaranya Marzuki Darusman, KH Said Aqil Siradj, Bambang Widjojanto, dan Mayjen TNI (Purn.) Syamsu Djalal.
Saat menjadi Kapolri, dia pernah mengungkap kasus Bom Bali dengan menangkap tersangka pengebom Amrozi.
Setelah pensiun, Dai Bachtiar dipercaya oleh Presiden ke-6, SBY untuk menjadi Duta Besar RI untuk Malaysia.
Ia bertugas sebagai Dubes Malaysia mulai tahun 2008 hingga 2012.
Dalam kunjungannya ke Mabes Polri, Da'i Bachtiar mengatakan, kedatangan mereka hanya untuk memberikan wejangan kepada Kapolri terhadap peristiwa yang kini banyak menjadi sorotan masyarakat.
"Pada pertemuan kali ini memang ada sesuatu yang kita ingin kita beri masukan, terutama pada peristiwa yang akhir-akhir ini terjadi."
"Tentu kami memberikan dorongan semangat, spirit bagi mereka untuk tabah dan juga berpikir rasional untuk menghadapi situasi ini," ungkap Da'i Bachtiar yang memiliki gelar Tan Sri.
"Sehingga betul-betul apa yang dirasakan masyarakat sebagai sesuatu yang dapat menurunkan kepercayaan masyarakat kepada polisi, tentu akan dilakukan langkah-langkah yang konkret."
"Sehingga apa yang diharapkan oleh masyarakat pada umumnya ini dapat dijalankan oleh Polri," sambung Da'i Bachtiar.
6. Jenderal (Purn) Badrodin Haiti

Sosok Kapolri yang ikut hadir ke Mabes Polri adalah Jenderal (Purn) Badrodin Haiti.
Badrodin Haiti dilantik menjadi Kapolri oleh Presiden Jokowi sejak 17 April 2015 hingga 13 Juli 2016.
Sebelum menjadi Kapolri, Badrodin Haiti ditunjuk Jokowi menjabat sebagai Pelaksana Tugas Kapolri pada 16 Januari 2015 hingga 17 April 2015.
Di sela-sela menjadi Plt Kapori, ia diajukan sebagai calon tunggal Kapolri pada 18 Februari 2015.
Hal ini menyusul keputusan Presiden Jokowi untuk tidak melantik Komjen Budi Gunawan menjadi Kapolri.
Badrodin merupakan alumnus terbaik AKABRI Kepolisian 1982 dan meraih Adhi Makayasa.
Ia pernah menjabat Kapolda Banten, Kapolda Sulawesi Tengah, dan Kapolda Sumatera Utara.
Setelah pensiun, Badrodin sempat menjadi Komisaris Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk, tapi dicopot pada Juni 2022.
7. Jenderal (Purn) Soetanto

Sosok jenderal purnawirawan yang ikut ke Mabes Polri adalah Jenderal (Purn) Soetanto.
Soetanto pernah menjadi Kapolri pada 8 Juli 2005 hingga 30 September 2008.
Lulusan Akabri tahun 1973 itu menggantikan Da'i Bachtiar yang memasuki masa pensiun.
Soetanto rupanya pernah menjadi ajudan Presiden Soeharto pada tahun 1995–1998.
Ada beberapa peristiwa penting yang terjadi saat Soetanto menjabat sebagai Kapolri.
Di antaranya penangkapan buronan terorisme asal Malaysia, Dr Azahari dan pengungkapan identitas para pelaku Bom Bali 2005.
Setelah tak lagi menjabat sebagai Kapolri, rekan seangkatan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat di Akabri ini Kepala Badan Intelijen Negara Indonesia (BIN).
Jabatan ini diemban sejak 22 Oktober 2009 hingga 19 Oktober 2011.
Soetanto juga pernah menjadi Komisaris Utama PT Pertamina dan Komisaris Independen MNC Group.
(Tribunnews.com/Sri Juliati/Igman Ibrahim)