Polisi Tembak Polisi
Saat Ridwan Soplanit Telepon Tim Olah TKP Usai Yosua Tewas, Ferdy Sambo: Nggak Usah Ribut-Ribut Dulu
Ferdy Sambo meminta Ridwan Soplanit tidak ribut-ribut saat hendak menghubungi tim olah TKP usai Brigadir J tewas.
Penulis:
Abdi Ryanda Shakti
Editor:
Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ferdy Sambo meminta kepada eks Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ridwan Soplanit untuk tidak ribut-ribut saat hendak menghubungi tim olah TKP usai Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J tewas.
Dalam sidang perkara obstruction of justice kasus pembunuhan Brigadir Yosua atau Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan atas terdakwa Irfan Widyanto, Ridwan Soplanit yang menjadi saksi dan bercerita awal mula dirinya dipanggil Ferdy Sambo.
Setelah melihat jasad Brigadir Yosua atau Brigadir J dan mendengar cerita Ferdy Sambo jika istrinya, Putri Candrawathi dilecehkan, Ridwan Soplanit meminta izin kepada Ferdy Sambo untuk memanggil tim olah TKP.
"Setelah itu saya menyampaikan kepada FS bahwa 'mohon izin Jenderal saya harus segera memanggil tim olah TKP saya'," kata Ridwan Soplanit, Kamis (3/11/2022).
"Jadi suadara meminta izin kepada FS utnuk memanggil tim suadara?" tanya Hakim.
"Betul yang mulia," jawab Ridwan Solanit.
Lalu, Hakim kembali bertanya kepada Ridwan soal respon Ferdy Sambo setelah dirinya meminta izin untuk memanggil tim olah TKP.
Ferdy Sambo mengizinkan Ridwan memanggil tim olah TKP namun jangan sampai ada keributan yang memancing perhatian.
"Bagaimana respons dari FS? apa dilarang?" tanya Hakim.
"Pada saat itu FS bilang kamu panggil tim olah TKP mu tapi nggak usah ribut-ribut, nggak usah ramai-ramai di luar. kamu tidak usah ngomong ngomong dulu kemana mana panggil aja olah TKP nya ke sini," ucapnya.
Baca juga: Ridwan Soplanit Sebut Ferdy Sambo Pukul Tembok saat Ceritakan Istrinya Dilecehkan
Setelah itu, akhirnya Ridwan menelepon eks Kanit I Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKP Rifaizal Samual dan timnya untuk melakukan olah TKP sekitar pukul 18.00 WIB.
Ditelepon Ferdy Sambo
AKBP Ridwan Soplanit mengaku ditelepon Ferdy Sambo seusai Brigadir Yoshua Hutabarat alias Brigadir J dieksekusi di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2022.
Menurut Ridwan, saat itu Ferdy Sambo menelpon supir pribadinya sekitar pukul 17.35 WIB. Lalu, supir pribadinya pun menyampaikan kepada dirinya bahwa harus menghadap Ferdy Sambo di rumah dinasnya.
Setelah itu, kata Ridwan, pihaknya pun langsung mendatangi rumah dinas Ferdy Sambo yang lokasinya bersebelahan dengan rumahnya. Di sana, dirinya langsung bertemu Ferdy Sambo yang tengah berada di garasi.
"Pak Kadiv Propam manggil saya 'kasat sini kamu'. Lalu berjalan masuk ke dalam rumah," kata Ridwan dalam persidangan atas terdakwa AKP Irfan Widyanto di PN Jakarta Selatan, Kamis (3/11/2022).
Baca juga: Ditunjuk Jadi Pengacara Ridwan Soplanit, OC Kaligis Hadir saat Kliennya Bersaksi di Persidangan
Ridwan menyatakan saat itu dirinya melihat bahwa wajah Ferdy Sambo tampak murung.
Namun, saat itu dirinya masih belum mengetahui adanya kejadian tewasnya Brigadir J.
"Saat itu beliau mengarahkan lewat garasi. Saat itu saya lihat Pak FS itu mukanya sedikit murung," jelas Ridwan.
Tak hanya Sambo, Ridwan menyaksikan ada 4 orang lainnya saat dirinya tiba di rumah dinas. Mereka adalah Adzan Romer, Bharada Richard Eliezer (Bharada E), Prayogi dan Kuat Maruf.
Saat itu, kata Ridwan, mereka semua dalam kondisi tegang. Mereka semua berdiri dan terdiam setibanya dirinya sampai di rumah Ferdy Sambo.
"Saya lihat sepintas tapi semuanya dalam posisi tegang. Terpaku tidak dengan posisi santai semua falam posisi berdiri. Jadi tidak santai dengan gaya gaya lain saya lihat diam semua," ungkap Ridwan.
Baca juga: Ferdy Sambo Menangis di Hadapan Eks Kasat Reskrim Polres Jaksel Usai Bunuh Brigadir J
Ridwan menyatakan bahwa baru menyadari adanya tidak beres ketika diajak masuk ke dalam rumah dinas Ferdy Sambo.
Di sana, dirinya melihat jenazah Brigadir J dalam kondisi terkelungkup.
"Saya lihat sudah ada Yoshua sudah tergeletak di bawah. Posisinya terkelungkup menghadap ke lantai," jelas Ridwan.
Lebih lanjut, Ridwan kemudian menyatakan Ferdy Sambo bilang bahwa jenazah yang tergeletak itu merupakan ajudannya Brigadir J. Sambo disitu menyatakan bahwa Brigadir J tewas dalam insiden tembak menembak.
"Saat itu beliau menyampaikan ada tembak menembak antara anggota saya yang bekerja sama beliau yang menembak dari atas itu Richard dan yang tergeletak itu Yoshua," bebernya.
Baca juga: Ditelepon Usai Brigadir J Dieksekusi, AKBP Ridwan Soplanit: Ferdy Sambo Mukanya Murung
Tak hanya jenazah, Ridwan mengaku pihaknya juga melihat adanya pecahan kaca hingga beberapa lubang di dinding dan tangga.
Selain itu, dirinya juga melihat senjata dan peluru yang tergeletak.
"Saya ada mayat pecahan kaca retakan cermin kemudian ada tembakan di beberapa lubang pada dinding di tangga. Ada selongsong peluru dan senjata yang tergeletak ada 1 senjata," pungkasnya