Senin, 25 Agustus 2025

Pilpres 2024

Pengamat: Golkar Tak Ada Kesulitan Bergabung dengan Koalisi Manapun  

Pangi menilai mencomot, mengklaim atau mengakuisi kader partai orang lain, adalah hal yang buruk dalam kaderisasi partai

Ist
Analis Politik sekaligus CEO & Founder Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago berpendapat Partai Golkar tidak ada kesulitan untuk bergabung dengan koalisi manapun 

Laporan  Wartawan Tribunnews.com, Nico Manafe  

 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menanggapi berkembangnya isu Partai Golkar akan bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) atau Koalisi Perubahan, analis politik Pangi Syarwi Chaniago berpendapat Partai Golkar tidak ada kesulitan untuk bergabung dengan koalisi manapun. 

"Golkar tentu saja akan berkoalisi dengan komisi yang kemungkinan menguntungkan Partai Golkar, bisa dengan KIRR atau KPP.

Apalagi kalau kemudian koalisi di atas bisa menampung kader Golkar sebagai Cawapres," ujar Pangi saat dihubungi, Jumat (31/3/2023).

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting ini menilai wacana yang berkembang tersebut muncul karena KIB tak kunjung mendeklarasikan capres-cawapresnya. 

Baca juga: Airlangga Hadir di Bukber NasDem, Pengamat Nilai sebagai Sinyal Golkar akan Gabung Koalisi Perubahan

Partai dalam KIB justru memunculkan simulasi Ganjar Pranowo dan Erick Thohit yang bukan kader dari partai itu sendiri. 

Padahal menurut Pangi, mencomot, mengklaim atau mengakuisi kader partai orang lain, adalah hal yang buruk dalam kaderisasi partai.

"KIB nampaknya tidak serius, buktinya pengurus partai di internal KIB malah mengendorse atau mempromosikan capres-cawapres dari luar kader KIB, bagaimana nggak aneh bin ajaib tiba tiba PAN anggota KIB mengatakan mengusung pasangan Ganjar-Erick, padahal dua nama tersebut tidak ada satupun kader KIB," kata Pangi.

"Yang saya heran, justru banyak partai yang merobek tiketnya, artinya tidak memakai tiket mengusung kadernya sendiri," katanya.

Menurut Pangi, aneh jika partai berkoalisi namun mengusung atau menarik-narik, mencomot kader partai orang. 

"Ini kok hobi akuisisi kader partai orang, kenapa nggak ada trust mengusung kader sendiri," ucapnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan