Sabtu, 4 Oktober 2025

Airlangga Hartarto Dinilai Lebih Berpeluang Jadi Cawapres Prabowo Ketimbang Cak Imin, Ini Alasannya

Airlangga lebih berpotensi dan berpeluang besar untuk digandeng Prabowo karena punya kekuatan politik yang sangat kuat, apalagi menjabat sebagai menko

Tribunnews/JEPRIMA
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto memberikan keterangan pers didampingi Ketua umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo usai pertemuan di kantor DPP Partai Golkar di Slipi, Jakarta Barat, Selasa (10/4/2023). Kedatangan Hary Tanoesoedibjo ke DPP partai Golkar untuk bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai inisiatif Perindo selaku parpol non-parlemen yang hingga kini belum menyatakan sikap untuk koalisi. Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nico Manafe 
 
 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah nama yang digadang-gadang menjadi kandidat calon presiden dan wakil calon presiden dari Koalisi Besar sudah mengemuka meski koalisi itu sendiri belum terbentuk.

Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto disebut-sebut paling layak diusung sebagai calon presiden dari Koalisi Besar.

Sementara nama Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhamimin Iskandar.

Menurut pengamat politik Ikhwan Arif, Prabowo Subianto kemungkinan yang akan diusung sebagai calon presiden.

"Apalagi Prabowo secara resmi ingin maju sebagai capres," kata Ikhwan saat dihubungi, Selasa (11/4/2023).

Sementara itu, calon wakil presiden yang akan diusung kemungkinan besar yakni Airlangga Hartarto."Airlangga lebih berpotensi dan berpeluang besar untuk digandeng Prabowo karena punya kekuatan politik yang sangat kuat, apalagi saat ini menjabat sebagai menko yang merupakan posisi terpenting dalam pemerintahan," kata Ikhwan.

Baca juga: Dukungan Projo Dinilai Bisa Bantu Airlangga Melenggang ke Panggung Pilpres

Ikhwan yang juga Pendiri Indonesia Political Power ini menjelaskan alasan mengapa Prabowo yang menjadi kandidat kuat sebagai capres yakni ada faktor Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurutnya, penentuan calon presiden dan yang diusung oleh Koalisi Besar harus sesuai dengan selera dan restu Jokowi.

Sebab Koalisi Besar ini merupakan koalisi yang sengaja dibentuk untuk melanjutkan program-program kerja pemerintahan Jokowi.

Proses nominasi capres, lanjut Ikhwan, tentu mempertimbangkan faktor siapa sosok yang punya program-program kerja yang bisa melanjutkan program pembangunan Jokowi, sehingga dukungan full akan diberikan kepada capres-cawapres yang punya visi misi yang sama dengan Presiden.

"Jika Presiden Jokowi salah pilih capres, akan berdampak besar terhadap kelanjutan program-program yang sudah dijalankannya selama ini. Sangat kecil kemungkinan dukungan politik diberikan kepada tokoh di luar pemerintah, sebaliknya potensi besar akan diberikan kepada tokoh yang mampu melanjutkan estafet kerja dan estafet program-program pemerintah yang masih tertunda," ujar Ikhwan.

Kemudian soal cawapres, Ikhwan mengatakan siapa yang akan diusung akan sangat membantu proses pemenangan bagi Prabowo.

Sejauh ini, lanjut Ikhwan, Airlangga akan berpeluang besar untuk mendampingi Prabowo sebagai cawapres karena kekuatan mesin politik Golkar.

Di samping itu, Golkar adalah salah satu partai yang memperoleh jumlah suara terbanyak di tingkat legislatif dan sebagai salah satu partai besar.

"Semakin besar partai politik semakin mudah untuk membantu proses pemenangan, dipilihnya Airlangga Hartarto sebagai nominasi bakal cawapres akan mempermudah dalam meraup suara," kata Ikhwan.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved