Sabtu, 13 September 2025

Piala Dunia U17

Polemik JIS, Anies, dan Tanggapan Terbaru Jokowi soal Stadion yang Akan Dipakai di Piala Dunia U-17

Penyebabnya soal layak atau tidaknya stadion baru di Jakarta dipakai untuk menggelar Piala Dunia U-17 yang akan diselenggarakan di Indonesia.

Editor: Hasanudin Aco
Dok. kemenpora.go.id
Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, meninjau Jakarta Internasional Stadium (JIS), Jakarta Utara, Selasa (4/7/2023). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Dalam sepekan ini, stadion Jakarta International Stadium (JIS) jadi polemik.

Penyebabnya soal layak atau tidaknya stadion baru di Jakarta dipakai untuk menggelar Piala Dunia U-17 yang akan diselenggarakan di Indonesia.

Sebenarnya munculnya nama JIS untuk perhelatan Piala Dunia U 17 bermula dari pernyataan Presiden Jokowi pada Senin (26/6/2023) lalu usai  blusukan ke Pasar Palmerah Jakarta.

Saat itu Jokowi ditanya pers soal jadwal Piala Dunia U-17 dengan konser grup band Coldplay yang bentrok pada November mendatang karena sama-sama diadakan di Gelora Bung Karno (GBK).

Jokowi kemudian menyebut nama JIS.

"Ya nanti kan dicarikan solusi. Stadion kita kan juga bukan hanya GBK. (Stadion) yang lain kan ada, ada JIS kan ada. Ada di Manahan ada. Ada di Jalak Harupat ada. Banyak. Ada di Surabaya Stadion Bung Tomo ada juga. Wong stadion kita nih banyak kok yang sudah siap," jelas Jokowi.

Seperti diketahui, FIFA telah resmi menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2023.

Perhelatan internasional itu bakal digelar pada 10 November-2 Desember 2023.

Baca juga: Klarifikasi Buro Happold Soal Pembangunan JIS Munculkan Pertanyaan Siapa yang Desain Stadion?

JIS Mengundang Polemik

Setelah ditanggapi Jokowi, sejumlah pejabat pemerintah pusat dan DKI meninjau JIS pada Selasa (4/7/2023).

Pengecekan secara langsung dilakukan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.

Setelah evaluasi dan studi kelayakan, ada sejumlah catatan yaitu perbaikan pada aspek aksesibilitas, aspek keselamatan, dan kualitas rumput.

Rumputnya disebut belum sesuai standar Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) untuk dimainkan para pesepak bola U-17.

Persoalan rumput JIS itu kemudian jadi polemik.

Muncul anggapan dari Juru Bicara Anies Baswedan, Surya Tjandra, yang menuding rencana renovasi JIS adalah upaya untuk politisasi terkait pencalonan Anies sebagai presiden.

"Tiba-tiba ada yang jadi ahli rumput hanya untuk menunjukkan kekurangan JIS. Jelas ini hanya ditujukan untuk politisasi capres Anies Baswedan," kata Surya diberitakan Tribunnews.com, Rabu lalu.

JIS memang dibangun di era Anies Baswedan menjabat Gubernur DKI Jakarta.

Rencana Piala Dunia U 17 diadakan di JIS kemudian jadi polemik dan menjurus kepada suasana politik menjelang Pemilu 2024.

Polemik berkepanjangan kemudian menyebut konsultan asing asal Inggris yang ikut mendesain JIS.

Buro Happold, konsultan itu, bahkan menyatakan bahwa sejumlah aspek pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) tidak sesuai panduan.

"Hasil tinjauan perusahaan mengidentifikasi beberapa aspek yang ternyata tidak sesuai dengan panduan konsep desain orisinal dari Buro Happold. Temuan ini telah disampaikan oleh Buro Happold dalam surat terpisah," beber Buro Happold dalam pernyataan klarifikasi yang diterima Kompas.com, Minggu (9/7/2023).

Dalam keterangan resmi tersebut juga diketahui bahwa Buro Happold mengaku tidak diminta untuk mendesain stadion JIS, sehingga tidak pernah pula merancangnya.

Tuduhan Politik

Tudingan bahwa rencana renovasi Jakarta Internasional Stadium (JIS) bermuatan politis langsung dijawab tegas dan panjang lebar oleh Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir.

 Erick Thohir menyatakan bahwa ia tak ambil pusing dengan tudingan itu.

"Kalau ada tuduhan ini politik, ya biarin aja, saya sih enggak mau pusing. Kalau saya kan kerja profesional, saya lakukan yang sesuai dengan standard-standard yang memang ada," kata Erick di Menara Kompas, Jakarta, Rabu (5/7/2023).

Erick mengatakan dengan tegas bahwa renovasi JIS bukan untuk menyerang Anies Baswedan, mantan gubernur DKI Jakarta yang menyelesaikan pembangunan stadion ini.

Rekam jejak Erick Thohir di dunia olahraga selama ini menunjukkan bahwa ia bukanlah orang yang mempolitisasi olahraga.

"Saya bukan jadi bagian orang yang mempolitisasi daripada olahraga. Track record saya di olahraga sudah cukup lama lah, di basket, di sepak bola apa segala, enggak lah," kata dia.

DPRD DKI Bereaksi

Sementara itu, Ketua Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menyebut Anies Baswedan menggunakan Jakarta International Stadium (JIS) untuk kepentingan politik menuju pemilihan presiden (pilpres) 2024.

"Iya, memang JIS itu kan dijadikan ganggangnya atau stadion politiknya Pak Anies menyongsong (pilpres) 2024. Itu (JIS) memang stadion politiknya Pak Anies," ucapnya kepada awak media, Rabu (13/7/2022) dikutip dari Tribun Jakarta.

Ia menyatakan, JIS tidak digunakan sebagaimana mestinya sebuah stadion karena dipakai untuk menggelar shalat Idul Adha, pada 10 Juli 2022.

Tak hanya itu, stadion yang terletak di Jakarta Utara tersebut juga dipakai untuk menggelar Shalat Idul Fitri 2022.

Padahal, sejatinya sebuah stadion digunakan untuk berolahraga, terkhusus sepak bola.

Tanggapan Anies

Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan buka suara soal polemik kualitas dan renovasi Jakarta International Stadium atau JIS.

Ditemui saat tiba di Tanah Air sepulang ibadah haji, Anies mengaku enggan ‘cawe-cawe’ soal JIS.

“Saya enggak cawe-cawe dah,” ucap Anies, Rabu (12/7/2023) dini hari  seperti dikutip dari Kompas.TV. 

Tanggapan Terbaru Jokowi

Presiden Jokowi memberikan tanggapan terbarunya soal stadion yang dipakai di ajang Piala Dunia U-17 2023 pada November mendatang.

Jokowi mengatakan Indonesia mengajukan 6-8 stadion ke Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA).

Nantinya stadion-stadion tersebut akan dinilai oleh FIFA terkait kelayakan dalam menyelenggarakan kompetisi sepak bola antar negara dimana Indonesia terpilih menjadi tuan rumahnya.

Hal ini disampaikan Jokowi usai meninjau Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Rabu (12/7/2023).

"6-8 stadion tapi sekali lagi ini ada proses di cek FIFA yang mana yang akan ditentukan. Sehingga yang menentukan sekali lagi adalah FIFA, kita menyiapkan saja," kata Jokowi.

Dia menegaskan bahwa pihak yang berwenang dalam menentukan sebuah stadion layak dan tidaknya bukan dirinya sebagai presiden, melainkan hanya FIFA selaku induk sepak bola dunia.

"Yang menentukan layak dan tidaknya itu FIFA, bukan presiden," kata Jokowi

Eks Gubernur DKI Jakarta ini menyebut tugas pemerintah hanya menyiapkan, memperbaiki dan merenovasi.

Sementara FIFA yang berwenang memutuskan stadion tersebut layak atau tidak.

"Tugas kita menyiapkan, memperbaiki, merenovasi, kalau sudah, FIFA ke sini, siap, berarti itu layak," terang Jokowi.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan