Kaleidoskop 2023
Kaleidoskop Politik 2023: Prabowo Subianto Hattrick Jadi Capres
Pada 13 November 2023, mantan Danjen Kopassus itu ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai Capres untuk yang ketiga kalinya.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Salah satu peristiwa politik yang terjadi di Indonesia pada tahun 2023 adalah kembali majunya Prabowo Subianto sebagai calon presiden (Capres).
Majunya Prabowo sebagai Capres adalah untuk yang ketiga kalinya.
Sebelumnya, Prabowo juga menjadi Capres pada Pemilu 2014 dan Pemilu 2019. Dalam kontestasi tersebut, Prabowo dikalahkan oleh Joko Widodo (Jokowi).
Baca juga: Elektabilitas usai Debat Versi 4 Lembaga: Prabowo-Gibran Teratas, AMIN dan Ganjar-Mahfud Bersaing
Pada 13 November 2023, mantan Danjen Kopassus itu ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai Capres untuk yang ketiga kalinya.
Ketua Umum Partai Gerindra itu berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka mendapatkan nomor urut 2 di Pilpres 2024.
Pasangan Prabowo-Gibran didukung oleh Partai Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, PSI, PBB dan Partai Garuda.
Alasan Prabowo Maju Capres
Prabowo Subianto menjelaskan alasan mengapa dirinya kembali maju dalam kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Menurut Prabowo, dirinya masih melihat ada persoalan sama yang dialami bangsa Indonesia sejak dulu.
Yakni kekayaan alam Tanah Air yang tidak dikelola oleh bangsa sendiri.
"Saya maju, saya menawarkan diri untuk berbakti kepada negara, saya ingin diberi mandat, saya ingin untuk diberi kesempatan memimpin bangsa ini. Karena saya merasa bahwa saya paham," ujar Prabowo saat memberi pengarahan pada Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada Sabtu (2/12/2023).
"Saya mengerti apa yang sedang terjadi kepada bangsa kita ini. Saya paham bahaya-bahaya yang dihadapi bangsa ini. Karena itu, saya terus berjuang. Tapi di atas jalan yang benar. Di atas jalan undang-undang dasar," tegasnya.
Dia lantas menceritakan pengalamannya yang berkali-kali kalah di pemilu. Prabowo mengakui, dirinya meminta mandat dari rakyat agar bisa menjadi pemimpin negara.
Jika dirinya diberi amanah oleh rakyat, Prabowo berjanji siap bekerja untuk rakyat, bangsa dan negara.
"Kalau rakyat tidak memberi mandat ya tidak ada masalah.Dan saya sudah buktikan berkali-kali (saat kalah pemilu)," lanjutnya yang disambut tawa dan tepuk tangan para kiai yang hadir di acara tersebut.
Prabowo pun tersenyum dan lantas melontarkan pertanyaan seraya bercanda mengapa ulama menertawakan dirinya. Padahal, dia mengalami kekalahan beruntun dalam pemilu.
"Iya kan, jadi saya maju, minta mandat, tidak dikasih ya sudah. Iya kan. Ada kesempatan lagi maju lagi, minta mandat lagi. Endak dikasih lagi. Iya kan," ungkapnya.
Baca juga: Sejumlah Kader PPP Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran, Bagaimana Respons Ganjar Pranowo?
Pilpres 2014
Prabowo Subianto diketahui maju perdana sebagai capres pada tahun 2014.
Partai besutannya, Gerindra pada saat itu telah mampu mendapatkan kursi di parlemen sebanyak 73 kursi.
Hal tersebut secara tidak langsung meningkatkan daya tawar untuk dirinya maju sebagai capres.
Pada Pilpres 2014, Prabowo diketahui menggandeng kader Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa sebagai Cawapres.
Prabowo-Hatta kala itu didukung oleh koalisi yang terdiri dari Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Demokrat dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Namun, Prabowo-Hatta belum beruntung di Pilpres 2014 dengan dikalahkan oleh Jokowi-Jusuf Kalla.
Kala itu Prabowo-Hatta memperoleh 62.576.444 suara atau 46,85 persen, sementara Jokowi-JK meraup 70.997.833 suara atau 53,15 persen.
Baca juga: Kubu AMIN Merasa Tak Dapat Perlakuan Adil, Sebut Kubu Prabowo-Gibran Diperlakukan Istimewa
Pilpres 2019
Prabowo pun mencoba peruntungannya di Pilpres 2019.
Pada Pilpres 2019, Prabowo berpasangan dengan Sandiaga Uno. Prabowo-Sandiaga diusung oleh partai koalisi yakni Gerindra, Demokrat, PKS dan PAN.
Lawan Prabowo di Pilpres 2019 adalah petahana, namun saat itu Jokowi menggandeng Maruf Amin sebagai wakilnya.

Pada kontestasi tersebut Prabowo-Sandiaga dikalahkan oleh pasangan Jokowi-Maruf.
Saat itu Prabowo-Sandiaga mendapatkan suara 68.650.239 suara atau 44,5 persen, sementara Jokowi-Maruf meraup 85.607.362 suara atau 55,5 persen.
Akan Pensiun jika Kalah
Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa Pilpres 2024 adalah Pilpres terakhir baginya.
Prabowo menyebut akan pensiun apabila ia kembali menerima kekalahan di Pilpres 2024.
Menurut Prabowo, jika rakyat tidak memberikan mandat sebagai presiden kepadanya, maka ia akan menerimanya, karena ia seorang patriot.
Di Pilpres sebelumnya juga Prabowo selalu taat pada undang-undang dan mengakui kekalahannya.
"Tapi, kalau saudara tidak memberi mandat kepada saya, saya tidak apa-apa. Saya seorang patriot. Saya akan naik gunung, pensiun," kata Prabowo.
Oleh karena itu, Prabowo ingin terus berjuang di jalan yang benar dalam mengikuti Pilpres 2024 ini.
“Maka dari itu saya terus berjuang tetapi selalu di atas jalan yang benar,” ucap Prabowo.
Prabowo menuturkan, selama ini ia punya keinginan besar untuk menjadi presiden karena ia ingin melihat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang terhormat.
Prabowo pun mengungkap pelajaran dan hikmah atas kekalahannya saat mengikuti kontestasi Pilpres.
“Saya juga merasa, mungkin, ada maksudnya saya harus kalah dua kali. Biar Prabowo, kau belajar dulu,” ucap Prabowo.
Baca juga: Kaleidoskop Politik 2023: Dulu Kawan Sekarang Lawan, Potret Bongkar Pasang Koalisi Pendukung Capres
Kini, ketua umum Partai Gerindra tersebut mengaku sudah banyak belajar dan meyakini satu hal.
“Alhamdulillah saya sudah banyak belajar. Saya sekarang meyakini satu dalil yang sangat penting. Dalil yang saya menyesal tidak belajar sejak saya muda,” kata Prabowo.
Dalil itu, lanjutnya, berbunyi 1.000 kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak. Artinya, pemimpin-pemimpin Indonesia, seluruh lapisan, sampai dengan relawan-relawan harus bekerja keras untuk mencari kawan, bukan mencari musuh.
“Mencari musuh, membuat orang tidak suka sama kita, gampang. Tetapi mencari kawan, tidak gampang, sangat sulit. Karena itu kita harus akui kepemimpinan, kenegarawanan pemimpin-pemimpin kita. Pak Jokowi walaupun menang mengajak yang dikalahkan bersatu. Ini kenegarawanan. Ini leadership, ini kepemimpinan,” pesan Prabowo.
Lebih lanjut ia bercerita bagaimana terdapat pemimpin-pemimpin di luar negeri yang mempertanyakan keputusan Prabowo untuk bergabung dengan pemerintahan Jokowi, meski sebelumnya mereka sempat menjadi rival.
"Yaa saya jawab, itulah Indonesia. Karena di Indonesia kita punya sifat kekeluargaan. Sifat kita adalah kekeluargaan, kita semua bersaudara. Walaupun suku kita berbeda, walaupun mungkin agama kita berbeda, tetapi hati kita bersaudara. Kita bisa hidup bersama dan ini takdir kita," pungkasnya.
Kaleidoskop 2023
Kaleidoskop 2023, Skandal Artis Paling Menggemparkan, Dari Perselingkuhan hingga Hamil di Luar Nikah |
---|
Kaleidoskop 2023: Sederet Peristiwa Politik yang Menghebohkan Publik |
---|
Kaleidoskop 2023: Pilot Susi Air Kapten Philips 11 Bulan Disandera KKB, Bermula dari Pesawat Dibakar |
---|
Kaleidoskop 2023: Viral Pengantin Kabur sebelum dan Baru Nikah, Ada Pasangan di Bogor Berakhir Cerai |
---|
Kaleidoskop 2023: Teroris yang Ditangkap Tahun 2023 Berkurang Drastis, Ada yang Ditangkap H-2 Natal |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.