Tanggal 21 Februari 2025 Memperingati Hari Apa? Ada Hari Peduli Sampah Nasional
Tanggal 21 Februari 2025 memperingati hari apa? Ada Hari Peduli Sampah Nasional dan dua peringatan lainnya. Berikut ini rangkumannya.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Tanggal 21 Februari 2025 memperingati hari apa? Berikut ini rangkumannya.
Ada tiga peringatan yang jatuh pada hari Jumat, 21 Februari 2025.
Peringatan tersebut mencakup hari peringatan di dalam negeri dan luar negeri.
Berikut ini Tribunnews.com merangkum berbagai hari peringatan yang jatuh pada tanggal 21 Februari 2025.
Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN)
Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) diperingati setiap 21 Februari di Indonesia.
Peringatan HPSN ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah dan menjaga kebersihan lingkungan, dikutip dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Tahun lalu, KLHK memperingati HPSN dengan meluncurkan Buku Panduan Bank Sampah dan memimpin Aksi Bersih Negeri serentak di seluruh wilayah Indonesia.
Kegiatan tersebut meliputi kegiatan memungut sampah, menyortir sampah sesuai jenis, menimbang sampah dan mengangkut sampah.
Hari Bahasa Ibu Internasional
Selain HPSN, tanggal 21 Februari 2025 merupakan Hari Bahasa Ibu Internasional yang ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 1999 dan diperingati mulai tahun 2000.
Hari Bahasa Ibu Internasional bertujuan mempromosikan keberagaman bahasa dan budaya serta mendorong pelestarian bahasa ibu di seluruh dunia.
Menurut website UNESCO, Hari Bahasa Ibu Internasional merupakan inisiatif Bangladesh yang berupaya menjaga pentingnya bahasa dalam menjaga warisan budaya.
Baca juga: 18 Februari Memperingati Hari Apa? Tragedi Penculikan Dua Reporter TV dan Hari Kemerdekaan Gambia
Peringatan Santo Peter Damian
Bagi umat Katolik, tanggal 21 Februari adalah hari peringatan Santo Peter Damian.
Santo Peter Damian merupakan seorang uskup dan pujangga Gereja dari Italia yang dikenal atas dedikasinya dalam reformasi gereja pada abad ke-11.
Santo Peter Damian juga seorang reformis yang menentang simoni (penjualan jabatan gereja) dan amoralitas klerus, seperti dikutip dari Vatican News.
Ia mendorong kembalinya disiplin dan kesederhanaan monastik serta menulis karya-karya yang berpengaruh tentang teologi moral dan tata kelola gereja.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.