IAI Jelaskan Standar Sayembara Arsitektur untuk Meningkatkan Transparansi dan Profesionalisme
IAI menyosialisasikan penyelenggaraan sayembara arsitektur untuk meningkatkan pemahaman bagi pemberi tugas (promotor) dan penyedia jasa (arsitek).
Penulis:
Reza Deni
Editor:
Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) menyosialisasikan penyelenggaraan sayembara arsitektur untuk meningkatkan pemahaman bagi pemberi tugas (promotor) dan penyedia jasa (arsitek).
Acara tersebut bertujuan untuk memastikan transparansi, profesionalisme, serta perlindungan dalam kompetisi arsitektur, sekaligus mendorong penerapan regulasi yang berlaku.
Baca juga: Prihatin Musibah Banjir di Jabodetabek, Ini Imbauan dari Ikatan Arsitek Indonesia
Ketua Umum IAI, Ar. Georgius Budi Yulianto, IAI, AA, yang akrab disapa Boegar, menekankan bahwa sayembara arsitektur merupakan wadah inovasi bagi arsitek sekaligus sarana untuk mendapatkan solusi desain terbaik.
"Sayembara bukan sekadar kompetisi, tetapi juga proses profesional untuk memastikan kualitas desain terbaik bagi pembangunan. IAI berkomitmen menjamin transparansi dan perlindungan bagi semua pihak yang terlibat,” ujar Boegar dalam keterangannya, Jumat (14/3/2025).
Adapun Badan Sayembara Arsitektur IAI dibentuk sebagai mitra pemerintah, BUMN, serta sektor swasta dalam pengadaan jasa arsitektur melalui mekanisme sayembara, sesuai dengan Perpres No. 12 Tahun 2021 dan UU No. 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja.
Baca juga: Siapa Suchir Balaji? Remaja Cerdas Arsitek Pengembangan ChatGPT yang Ditemukan Tewas di Apartemennya
Kepala Badan Sayembara IAI, Ar. Harly Valiant Noviano, IAI, menegaskan bahwa komitmen terhadap standar penyelenggaraan sangat penting.
"Dengan mekanisme yang jelas, kita bisa memastikan proyek memperoleh hasil terbaik, sekaligus memberikan perlindungan bagi arsitek dan promotor," ujarnya.
IAI menegaskan bahwa hak cipta tetap berada pada arsitek pencipta desain, dan pemenang pertama hanya dapat digunakan oleh promotor setelah penunjukan resmi sebagai arsitek proyek.
Besaran hadiah sayembara ditentukan berdasarkan nilai proyek, berkisar antara 0,2 persen hingga 0,8?ri total biaya pembangunan. Sebagai contoh, proyek senilai Rp40 miliar dapat menetapkan hadiah pemenang pertama sekitar Rp160 juta.
Sayembara satu tahap harus menyediakan minimal tiga peringkat hadiah, dengan distribusi berdasarkan persentase dari hadiah utama.
Pedoman utama sayembara mengacu pada Peraturan Penyelenggaraan Sayembara Arsitektur IAI Edisi 2015, hingga adanya revisi atau edisi terbaru yang ditetapkan secara resmi.
Baca juga: Arsitek ChatGPT yang Jadi Whistle Blower Pelanggaran Hak Cipta Ditemukan Tewas Bunuh Diri
Boegar mengajak seluruh pihak yang terlibat dalam industri arsitektur untuk mendukung praktik sayembara yang profesional dan berstandar tinggi.
"Dengan transparansi dan keadilan dalam kompetisi, kita dapat menciptakan karya arsitektur berkualitas yang tidak hanya memenuhi kebutuhan proyek, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi lingkungan dan masyarakat,” pungkasnya.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum: Arsitek Berperan Atasi Perubahan Iklim di Indonesia |
![]() |
---|
Knauf Kenalkan Material Arsitektur Ramah Lingkungan di ARCH:ID 2025 |
![]() |
---|
Kolaborasi RI-Malaysia, Kompetisi Ini Menantang Para Praktisi Arsitektur dan Desainer Interior |
![]() |
---|
Gandeng Arsitek Internasional, OXO Group Siap Luncurkan Hunian Baru di Bali |
![]() |
---|
600 Arsitek Israel Tandatangani Petisi Menuntut Penghentian Perang di Gaza |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.