Selasa, 16 September 2025

Paskah 2025

Apa itu Tahun Yubileum dalam Paskah 2025? Begini Penjelasan Lengkap Ignatius Kardinal Suharyo

Tahun Yubileum 2025 di Keuskupan Agung Jakarta mengusung tema "Peziarah Pengharapan". Tema ini mengajak umat Katolik untuk tidak hanya menjadi peneri

|
Tribunnews.com/Alfarizy Ajie Fadillah
PASKAH 2025 - Ignatius Kardinal Suharyo (tengah), Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Jakarta, Romo Samuel Pangestu (kiri), dan Pastor Kepala Paroki Katedral, Romo Hani Rudi Hartoko (kanan), dalam konferensi pers di Gereja Katedral, Jakarta, Minggu (20/4/2025). Paskah tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, karen bertepatan dengan Tahun Yubelium. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTAPaskah 2025 terasa begitu istimewa bagi umat Katolik, tak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Tahun ini, Keuskupan Agung Jakarta bersama seluruh Gereja Katolik merayakan Tahun Yubileum, sebuah momen suci yang hanya datang sekali dalam 25 tahun.

Namun, apa sebenarnya Tahun Yubileum?

Dalam konferensi pers yang digelar Minggu (20/4/2025), Ignatius Kardinal Suharyo menjelaskan makna mendalam dari perayaan ini.

“Tahun Yubileum adalah saat pemulihan. Ketika tatanan yang rusak dipulihkan kembali. Orang-orang yang tertindas diberi kesempatan untuk memulai hidup baru,” jelas Kardinal Suharyo.

Pemulihan dan Harapan bagi yang Terlupakan

Mengacu pada tradisi Kitab Suci, Kardinal Suharyo mengungkapkan bahwa pada zaman dahulu, Tahun Yubileum menjadi momen ketika para budak dibebaskan, utang dihapuskan, dan tanah yang dirampas dikembalikan kepada pemiliknya. Semuanya bermuara pada satu hal yakni keadilan sosial.

“Jika bangsa ini tidak damai dan tidak sejahtera, itu tandanya baktinya kepada Tuhan bisa diragukan,” ujarnya tegas.

Baca juga: Kemenag Umumkan 100.000 Visa Haji Terbit, Jemaah Masuk Asrama 1 Mei 2025

Menurutnya, iman tidak cukup dihayati secara pribadi. Iman harus berdampak nyata dalam kehidupan bermasyarakat, terutama melalui perwujudan keadilan dan kebaikan bersama.

Peziarah Pengharapan di Tengah Dunia yang Terluka

MISA PASKAH - Pastor Jameslin Damanik (tengah) memimpin Misa Vigili Paskah atau malam tirakatan kebangkitan kristus di Gereja Katedral, Medan, Sabtu (19/4/2025). Misa tersebut merupakan rangkaian ibadah dari pekan suci perayaan Paskah 2025, yang mengambil tema Mewujudkan Tri Tugas Kristus Dalam Hidup Berparoki. TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
MISA PASKAH - Pastor Jameslin Damanik (tengah) memimpin Misa Vigili Paskah atau malam tirakatan kebangkitan kristus di Gereja Katedral, Medan, Sabtu (19/4/2025). Misa tersebut merupakan rangkaian ibadah dari pekan suci perayaan Paskah 2025, yang mengambil tema Mewujudkan Tri Tugas Kristus Dalam Hidup Berparoki. TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR (Tribun Medan/Danil Siregar)

Tahun Yubileum 2025 di Keuskupan Agung Jakarta mengusung tema "Peziarah Pengharapan".

Tema ini mengajak umat Katolik untuk tidak hanya menjadi penerima harapan, tetapi juga menjadi pembawa dan penabur harapan di tengah dunia yang tengah bergumul dengan berbagai persoalan.

“Kita mungkin tidak punya kuasa membuat kebijakan, tapi kita semua punya kewajiban untuk terus berbuat baik, sekecil apapun itu,” kata Kardinal Suharyo.

Seruan Tegas Terhadap Masalah Sosial dan Moral Bangsa

Dalam homili Paskah di Gereja Katedral Jakarta yang dihadiri ribuan umat, Kardinal Suharyo menyampaikan keprihatinannya terhadap berbagai isu yang melukai martabat bangsa: perdagangan orang, kerusakan lingkungan, judi online, kekerasan, hingga korupsi.

Baca juga: Simbol Telur dan Kelinci dalam Perayaan Paskah, Apa Artinya?

Mengutip Paus Fransiskus, ia menyebut korupsi sebagai “dosa berat yang berteriak ke surga.”

“Keserakahan menghancurkan masa depan. Korupsi tak hanya merusak pribadi, tapi juga menghancurkan harapan masyarakat,” tegasnya.

Kebangkitan yang Nyata: Berbuat Baik di Dunia yang Retak

Lebih dari sekadar seremoni keagamaan, Kardinal Suharyo menegaskan bahwa kebangkitan Kristus harus diwujudkan dalam aksi nyata—membangun kembali nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan kasih.

“Mari kita menjadi pribadi yang bangkit, yang berjalan bersama Kristus sambil terus berbuat baik,” tuturnya.

Ia menutup pesannya dengan harapan besar yakni agar hidup setiap umat menjadi pujian bagi Allah dan berkat bagi gereja, masyarakat, bangsa, dan negara.

 

 

 

 

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan