Mahfud MD Puji Dudung Abdurachman Copot Baliho Ormas: Hebat dan Berani, Dijuluki Jenderal Baliho
Eks Menkopolhukam, Mahfud MD, memuji momen mantan KSAD Dudung Abdurachman pernah mengomandoi anak buahnya untuk mencopot baliho FPI dan Rizieq Shihab.
Penulis:
Rakli Almughni
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD, memuji momen eks KSAD Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman yang pernah memerintahkan anak buahnya untuk mencopot baliho ormas Front Pembela Islam (FPI) dan Rizieq Shihab pada November 2020 silam.
Awalnya, Mahfud menegaskan bahwa ormas yang meresahkan dan melakukan aksi kriminal patut untuk ditindak.
Belakangan ini kehadiran ormas sedang menjadi perbincangan khalayak ramai, salah satunya ormas besutan Hercules, yakni Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya.
Di sisi lain, Mahfud menjelaskan bahwa ormas merupakan bagian penting untuk negara.
Namun, jika ormas-ormas tersebut meresahkan masyarakat, maka pemerintah akan menindak dengan tegas.
"Yang mendirikan negara itu ormas, dulu Pergerakan Nasional mulai dari Budi Utomo, Sarikat Islam, Sarekat Dagang Islam itu kan ormas," kata Mahfud MD, dikutip dari tayangan podcast Bikin Terang di kanal YouTube iNews, Minggu (18/5/2025).
"Tapi lama-lama banyak yang liar menjadi tukang palak. Kalau sudah jahat, sikap pemerintah tegas ormas-ormas itu akan ditindak," ujarnya
Mahfud lantas menyinggung sosok jenderal yang pernah berani melucuti baliho ormas.
Sosok jenderal tersebut ialah Dudung Abdurachman yang kala itu masih menjabat sebagai Pangdam Jayakarta.
Baca juga: Rekam Jejak Dudung Abdurachman, Eks KSAD yang Suruh Hercules Minta Maaf ke Para Jenderal Purn TNI
Bahkan, atas aksinya itu, Dudung dijuluki sebagai "jenderal baliho".
Mahfud pun menyebut Dudung sosok yang berani dan hebat karena saat itu berani mencopot spanduk dan baliho FPI.
"Dulu pernah ditertibkan, ada seorang jenderal disebut jenderal baliho karena dia berani 'baliho-baliho turunkan-turunkan.' Nggak ada berani sama dia," tutur Dudung.
"Itu hebat loh, Pak Dudung itu hebat banget, berani waktu itu," kata dia.
Sementara itu, terkait dengan adanya dugaan bekingan terhadap sejumlah ormas, Mahfud menyebut bahwa hal itu bisa saja terjadi.
Oleh karena itu, Mahfud memberi saran agar pihak yang dituduh membekingi ormas agar segera mengklarifikasi.
"Mungkin saja (ada bekingan). Oleh sebab itu yang dituduh membeking itu supaya menyatakan diri 'saya tidak membeking.'," kata Mahfud.
Saat aksi menurunkan baliho itu terjadi, Dudung masih menjabat sebagai Pangdam Jaya dan berpangkat Mayor Jenderal atau bintang dua.
Nama Dudung seketika ramai menjadi perbincangan publik karena sikap kerasnya yang menantang FPI dan Rizieq Shihab.
Dudung menceritakan bagaimana dirinya harus melakukan hal nekat itu guna menunjukkan bahwa negara hadir demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
"Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya," kata Dudung di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020), dikutip dari Kompas.com.
Dudung menjelaskan, awalnya sejumlah petugas Satpol PP sudah menurunkan baliho yang dipasang tanpa izin itu.
Namun, pihak FPI justru kembali memasang baliho-baliho tersebut.
Oleh karena itu, TNI pun turun tangan.
"Ini negara hukum, harus taat kepada hukum, kalau pasang baliho itu udah jelas ada aturannya, ada bayar pajaknya, tempatnya sudah ditentukan," ujar Dudung.
"Jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, enggak ada itu," tegasnya.
(Tribunnews.com/Rakli)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.