Peredaran Narkoba
3 Negara Diprediksi Jadi Tempat Persembunyian Fredy Pratama dan Dewi Astutik, BNN: Kami Kejar Mereka
BNN menyebut tiga negara yang diduga kuat menjadi tempat persembunyian Fredy Pratama dan Dewi Astutik.
TRIBUNNEWS.com - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Marthinus Hukom, mengungkapkan tiga negara yang diduga kuat menjadi tempat persembunyian warga negara Indonesia (WNI), Fredy Pratama dan Dewi Astutik.
Diketahui, Fredy dan Dewi yang tergabung dalam jaringan narkoba internasional, Golden Triangle, sama-sama menjadi buron kasus barang haram.
Marthinus mengungkapkan, Fredy selama ini beroperasi di Thailand.
Namun, ia menduga kuat Fredy sudah bergeser ke Myanmar dan bersembunyi di negara bagian Shan yang berbatasan langsung dengan negeri gajah putih.
"Fredy Pratama dia beroperasi di wilayah Thailand dan sangat mungkin dia sudah bergeser ke Myanmar," ungkap Marthinus dalam tayangan Rosi KompasTV, dikutip pada Minggu (1/5/2025).
Ia menambahkan, keberadaan Fredy di Myanmar sulit terdeteksi sebab ada banyak faksi-faksi yang berkuasa di negara tersebut.
Baca juga: 2 Sosok WNI Anggota Golden Triangle, Ada Menantu Bos Narkoba Thailand, Kini Sama-sama Buron Interpol
Selain itu, kata Marthinus, setiap negara bagian di Myanmar memiliki militer masing-masing yang membuat pemerintah tak selalu mengontrol semua wilayah.
"Di situ juga banyak faksi-faksi yang berkuasa. Rezim yang ada tidak mengontrol semua wilayah. Ada wilayah-wilayah yang juga dikontrol oleh militer-militer dari negara bagian, seperti Shan State."
"Di Shan State itu juga ada (negara bagian lagi), punya milisi sendiri, dan sangat mungkin Fredy Pratama bersembunyi di situ," jelasnya.
Sementara, untuk keberadaan Dewi, Marthinus memprediksi perempuan itu berada di Thailand atau Kamboja.
"Dewi Astutik, kami terakhir mendeteksi dia di wilayah Thailand atau Kamboja," kata Marthinus.
Ia mengatakan saat ini BNN tengah bekerja sama dengan Badan Intelijan Nasional (BIN) untuk memburu Fredy dan Dewi.
"Kami sudah bekerja sama dengan BIN, untuk membantu kita mengejar mereka," pungkas dia.
BNN Gagalkan Penyelundupan Sabu 2 Ton
Sebelumnya, tim gabungan yang terdiri dari BNN, Bea Cukai, dan TNI AL, mengamankan dua ton sabu saat berhasil menggagalkan penyelundupan narkoba berskala besar di perairan utara Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau (Kepri), Kamis (22/5/2025).
Dua ton sabu itu diamankan dari sebuah kapal berbendera Indonesia bernama MT Sea Dragon Tarawa.
"Untuk totalnya, sebanyak dua ton (sabu)," jelas Kabid Berantas BNN Provinsi Kepri, Kombes Bubung, Kamis, dikutip dari TribunBatam.id.
Dalam konferensi pers yang digelar pada Senin (26/5/2025), Kepala BNN, Komjen Marthinus Hukom, menyebut pengungkapan penyelundupan barang haram ini menjadi yang terbesar sepanjang sejarah.
Marthinus mengatakan dua ton sabu yang berhasil disita itu disimpan dalam 67 kardus dan dobungkus menggunakan kemasan khas milik jaringan Golden Triangle.
"Berdasarkan data pengungkapan kasus narkotika, hasil pengungkapan kasus penyelundupan narkotika ini merupakan pengungkapan terbesar dalam sejarah pemberantasan narkotika di Indonesia," ujar Marthinus di Batam, Senin.
"Saat digeledah, ditemukan 67 kardus berisi 2.000 bungkus narkotika jenis sabu seberat kurang lebih dua ton atau yang dibungkus kemasan khas yang digunakan jaringan Golden Triangle," urainya.
Baca juga: Munculnya Nama Dewi Astutik dalam Penyelundupan Sabu 2 Ton, Punya Peran Penting di Golden Triangle
Sebelum berhasil membongkar penyelundupan dua ton sabu, tim gabungan yang terdiri dari BNN, Bea Cukai, dan TNI AL, telah memantau selama kurang lebih lima bulan.
Hal ini bermula saat tim gabungan mendapat informasi awal dari rekanan internasional terkait akvititas jaringan narkoba internasional dari Golden Triangle.
Setelahnya, BNN bersama Direktorat Intelijen dan Direktorat Interdiksi Narkotika serta Direktorat Jenderal Bea Cukai melakukan join analysis untuk melacak keberadaan kapal yang digunakan dalam penyelundupan.
Lima bulan berselang, mereka berhasil mengidentifikasi kapal MT. Sea Dragon Tarawa, di mana pada awal Mei 2025, terpantau berlayar dari Laut Andaman menuju perairan Kepulauan Riau.
Pada 2 Mei 2025 pukul 23.00 WIB, saat kapal melintasi perairan Indonesia, operasi pun dilakukan.
Operasi melibatkan kapal BC 20003 dan BC 20007 milik Bea Cukai, serta dua kapal tempur TNI AL, yaitu KRI Surik 645 dan KRI Silea 858, dengan dukungan dari Lantamal IV Batam, Polda Kepri, dan BAIS TNI.
Dari kasus inilah terungkap, Dewi Astutik menjadi otak penyelundupan sabu-sabu seberat dua ton.
Empat WNI yang menjadi awak kapal MT. Sea Dragon Tarawa merupakan orang yang direkrut Dewi untuk menjadi kurir narkoba.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBatam.id dengan judul BNN Sebut BB Narkoba Dari Kapal Pembawa Sabu Tangkapan Tim di Kepri Capai 2 Ton
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunBatam.id/Pertanian Sitanggang)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.