Ijazah Jokowi
Tanggapi Survei Indikator, Sekjen Projo sebut Publik Semakin Yakin Ijazah Jokowi Asli
Projo hormati hasil survei Indikator Politik Indonesia, nilai soal ijazah palsu Jokowi yang diperdebatkan adalah salah.
Penulis:
Chaerul Umam
Editor:
Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Relawan Pro Jokowi (Projo) Handoko, menanggapi perihal hasil temuan terbaru dari Lembaga survei Indikator Politik Indonesia, terkait tingkat kepercayaan publik atas kinerja lembaga negara dan penegakan hukum.
Satu di antara poin yang dibahas, kasus dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Ia mengaku menghormati hasil survei tersebut. Dengan begitu, dapat diyakini bahwa hal yang diperdebatkan soal ijazah palsu adalah salah.
"Kami menghormati apapun hasil survei pendapat publik. Kami juga meyakini ijazah S1 Pak Jokowi asli atau tidak palsu," kata Handoko dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (1/6/2025).
Handoko menambahkan, kasus ijazah palsu juga sudah ditangani oleh Bareksrim Polri, dan dari Serangkaian pemeriksaan saksi dan hasil uji lab forensik menyatakan bahwa ijazah presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo adalah asli.
"Kasus tuduhan ijazah palsu sedang ditangani oleh Polri. Hasil penyelidikan memastikan ijazah S1 Pak Jokowi asli," ucap Handoko.
Baca juga: Tak Ujug-ujug Curiga Soal Ijazah Jokowi, Roy Suryo Singgung Pengakuan Jokowi IPK di Bawah 2.00
Dengan semakin terangnya kasus ini, Handoko berharap semua pihak yang meragukan sebelumnya kini dapat meyakini bahwa apa yang diperdebatkan terkait ijazah palsu tidak terbukti dan diharapkan Mereka yang sebelumnya melaporkan kasus ini ke pihak berwajib dapat mempertanggungjawabkan laporannya.
"Projo mendorong agar publik mendapatkan kejelasan dan kepastian dari penegak hukum. Para terlapor juga akan mempertanggungjawabkan tuduhannya," pungkanya.
Dalam survei Indikator itu, sebanyak 75,9 persen responden mengaku tahu dan pernah mendengar soal kasus dugaan ijazah palsu Jokowi, dan hanya 24,1 persen sisanya berkata sebaliknya.
Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi menyebutkan, 66,9 persen responden survei tersebut menyatakan tidak percaya Jokowi memalsukan ijazah.
"Mayoritas mengatakan tidak percaya mantan Presiden Jokowi memalsukan ijazah, jadi yang tidak percaya Pak Jokowi memalsukan ijazah itu 66,9 persen dari semua responden," kata Burhanuddin, dikutip dari YouTube Indikator Politik Indonesia, Sabtu (31/5/2025).
Burhanuddin melanjutkan, ketika responden dikerucutkan hanya kepada mereka yang mengikuti kasus dugaan ijazah palsu Jokowi, angkanya juga tidak banyak berubah.
"Sementara mereka yang mengetahui kasus ini, yang tidak percaya bahwa Pak Jokowi memalsukan ijazah itu 69,7 persen," kata dia.
Baca juga: Roy Suryo Tak Percaya Bareskrim Polri Soal Ijazah Jokowi, Jokowi Mania: Jangan Tinggal di Indonesia
Dengan demikian, Burhanuddin menegaskan, mayoritas publik pada dasarnya percaya bahwa ijazah yang dimiliki Jokowi adalah asli.
Kendati demikian, survei juga mencatat ada 19,1 persen responden yang percaya dan sangat percaya bahwa ijazah Jokowi palsu, sedangkan 14,1 persen responden menjawab tidak tahu.
"Jadi Mas Roy Suryo masih ada pendukungnya, cukup lumayan 19 persen dari total populasi pemilih kita," kata Burhanuddin.
Survei ini diselenggarakan pada 17-20 Mei 2025 terhadap 1.286 orang responden yang dipilih lewat metode double sampling, yakni pengambilan sampel secara acak dari kumpulan data hasil survei tatap muka yang dilakukan sebelumnya.
Survei dilakukan dengan wawancara melalui telepon. Margin of error survei diperkirakan +/- 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Kasus ijazah Jokowi Bareskrim Polri sebelumnya telah menyatakan bahwa ijazah S1 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) milik Jokowi adalah asli.
Hal ini diketahui setelah Bareskrim melakukan uji laboratorium forensik (labfor) terhadap ijazah yang diadukan palsu oleh Ketua Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) Eggi Sudjana.

Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri, Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro, mengungkapkan, ijazah Jokowi diuji labfor dengan melakukan pengecekan dari bahan kertas, pengaman kertas, bahan cetak, tinta tulisan tangan, cap stempel, serta tinta tanda tangan dari dekan dan rektor.
"Dari peneliti tersebut maka antara bukti dan pembanding adalah identik atau berasal dari satu produk yang sama," kata Djuhandhani dalam konferensi pers di Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (22/5/2025).
Selain itu, Bareskrim juga melakukan verifikasi langsung ke UGM, memeriksa dokumen administrasi perkuliahan Jokowi, hingga memeriksa 39 saksi sebelum menyatakan ijazah Jokowi asli.
Bareskrim pun memutuskan untuk menghentikan penyelidikan dugaan ijazah palsu Jokowi berbekal hasil uji tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.