Kamis, 28 Agustus 2025

Sekolah Rakyat

KPAI Pastikan Tak Ada Bullying, Ada Modul Perlindungan dan Pengasuhan dalam Kurikulum Sekolah Rakyat

KPAI memastikan tidak ada perundungan (bullying), kekerasan seksual dan intoleransi di Sekolah Rakyat, siapkan modul perlindungan dan pengasuhan anak.

Penulis: Lanny Latifah
Generated by AI/Google Gemini
SEKOLAH RAKYAT - Ilustrasi sekolah rakyat yang dibuat menggunakan kecerdasan buatan Google Gemini, Minggu (25/5/2025). KPAI memastikan tidak ada perundungan (bullying), kekerasan seksual dan intoleransi di Sekolah Rakyat, siapkan modul perlindungan dan pengasuhan anak. 

TRIBUNNEWS.COM - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memastikan tidak ada perundungan (bullying), kekerasan seksual dan intoleransi di Sekolah Rakyat.

Seperti diketahui, Sekolah Rakyat akan berkonsep asrama untuk anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.

Untuk itu, KPAI pun menyiapkan modul perlindungan dan pengasuhan anak masuk dalam kurikulum Sekolah Rakyat.

"Untuk Sekolah Rakyat ini karena berbasis asrama harus mendapat pengasuhan. Nah dari beberapa kementerian terkait kami sudah bahas juga adanya modul untuk perlindungan dan modul pengasuhan," ujar Komisioner KPAI Ai Rahmayanti, dikutip dari laman Kemensos, Kamis (3/7/2025). 

Ai Rahmayanti menambahkan, modul perlindungan dan pengasuhan anak yang sudah disusun ini ke depannya akan menjadi pedoman bagi kepala sekolah, guru serta tenaga pendidik dalam mewujudkan lingkungan yang inklusif dan ramah anak di Sekolah Rakyat.

"Artinya meski ada pengasuh pengganti tetap ini harus berbasis pada hak anak dan HAM agar kekerasan bisa dimitigasi dan ada kebijakan keselamatan anak, mulai dari penyadaran, pencegahan, pelaporan dan penanganan," jelasnya.

Dalam kesempatan ini, Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) juga menekankan pentingnya lingkungan yang ramah anak di Sekolah Rakyat.

Untuk mewujudkannya salah satu langkah yang ditempuh adalah memasukkan modul perlindungan dan pengasuhan ke kurikulum. 

"Kita masukkan bagian dari kurikulum kita dan modul-modulnya agar kepala sekolah dan guru memahami dengan baik," jelasnya.

Selain itu, Gus Ipul juga menyebut bahwa Kemensos akan melibatkan KPAI dan kementerian terkait untuk memberikan pembekalan. 

Hal ini bertujuan agar para kepala sekolah, guru dan tenaga pendidik Sekolah Rakyat semakin memahami modul-modul tersebut.

Baca juga: Link dan Cara Cek Pengumuman Hasil Akhir Seleksi PPPK Guru Sekolah Rakyat 2025

Selain modul perlindungan dan pengasuhan, antisipasi terjadinya bullying, kekerasan seksual dan intoleransi juga dilakukan dengan penggunaan teknologi seperti pemasangan CCTV.

Sementara itu, terkait dengan peluncuran masa matrikulasi dan orientasi Sekolah Rakyat pada 14 Juli mendatang, Gus Ipul menyatakan 100 titik sudah siap.

Sementara 100 titik tambahan secara situasional akan menyusul. 

"Alhamdulillah kita makin mantap sambut 14 Juli. Yang 100 lagi, 94 titik dalam minggu ini akan mulai rekrutmen guru dan siswa. Insya Allah bisa tampung 10 ribu lebih siswa. Nanti pada akhir ya sekitar 200 titik. Yang 100 titik di 14 Juli lalu sebagian di akhir Juli tergantung kesiapan sarana dan prasarana," terangnya.

Adapun peluncuran secara resmi Sekolah Rakyat masih menunggu arahan Presiden Prabowo Subianto.

"Peluncuran resminya nanti oleh presiden, tinggal nunggu waktunya presiden. Jadi 14 Juli masuk masa matrikulasi, masa orientasi, masa saling mengenal," tandasnya.

(Tribunnews.com/Latifah)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan