Apa Itu Taman Nasional Way Kambas Lampung, Tempat Konservasi Gajah Dapat Perhatian Khusus Prabowo
Mengenal apa itu Taman Nasional Way Kambas yang berada di Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung.
TRIBUNNEWS.COM - Mengenal apa itu Taman Nasional Way Kambas Lampung yang sempat disinggung Presiden RI Prabowo Subianto dalam pidato penutupan Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Edutorium UMS, Surakarta, Jawa Tengah pada Minggu (20/7/2025).
Way Kambas merupakan kawasan konservasi atau perlindungan dan penangkaran hewan gajah, serta beberapa hewan mamalia lain.
Way Kambas terletak di Desa Raja Basa Lama, Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung pada 2014, lokasi Way Kambas di Lampung Timur berjarak 80.24 Km dari Ibukota Provinsi Lampung, Bandar Lampung.
Taman Nasional Way Kambas dapat diakses dari Kota Bandar Lampung dengan perjalanan darat selama sekitar 2-3 jam.
Saat ini, Way Kambas menjadi salah satu perhatian Presiden Prabowo.
Sebab, Prabowo mengaku sangat peduli dengan keberadaan gajah di tengah ancaman kepunahan.
“Karena gajah masih terancam, mereka diburu oleh untuk itu (gadingnya) walaupun sudah dilarang. Kemudian, habitat mereka semakin terjepit, kalau tidak salah di seluruh Sumatera bagian utara mungkin sekarang tinggal 700 (ekor) gajah,” kata Prabowo, Minggu.
Pernyataan tersebut, dilontarkan Prabowo ketika ia berbicara mengenai logo PSI yang berubah ikon gajah.
Tentang Taman Nasional Way Kambas Lampung
Dikutip dari situs Wonderful Indonesia Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Taman Nasional Way Kambas merupakan sekolah gajah pertama di Indonesia yang didirikan pada tahun 1985.
Selama beberapa tahun terakhir ini, namanya berubah menjadi Pusat Konservasi Gajah (PKG).
Tempat konservasi perlindungan dan penangkaran gajah yang terletak di Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur ini, memiliki luas sekitar 1.300 hektare.
Baca juga: Tanggapi Surat Raja Charles, Prabowo Serahkan 90.000 Hektare Lahan untuk Habitat Gajah
Kawasan ini merupakan hutan hujan tropis yang dikelilingi oleh rawa-rawa, sungai, dan padang rumput, yang menciptakan habitat ideal bagi berbagai flora dan fauna.
Taman ini juga menjadi lokasi penting untuk konservasi gajah Sumatera yang terancam punah.
Selain gajah Sumatera, pengunjung dapat menjumpai berbagai hewan lain seperti harimau Sumatera, orangutan, berbagai jenis burung, dan satwa endemik lainnya.
Tak hanya itu, ada lebih dari 300 spesies burung, mulai dari burung pemakan serangga hingga burung pemangsa.
Kemudian, taman ini juga menjadi tempat perlindungan bagi tumbuhan langka yang tumbuh di hutan hujan tropis.
Taman Nasional Way Kambas tak hanya berfungsi sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai pusat upaya konservasi.
Sejarah Singkat
Taman Nasional Way Kambas pertama kali beroperasi pada tahun 1985, dengan nama Sekolah Gajah.
Kini, Way Kambas mengubah konsep menjadi Pusat Konservasi Gajah yang bertujuan untuk menjinakkan, melatih, mengembangbiakkan, dan melestarikan spesies asli Indonesia.
Seperti badak Sumatera, harimau Sumatera, buaya sepit, mentok rimba, kuau raja, bangau tongtong, dan sempidan biru.
Pusat konservasi ini dipertahankan dengan bentuk aslinya yang merupakan hutan hujan dengan rawa di beberapa bagiannya.
Taman Nasional Way Kambas (TNWK) kini telah ditetapkan sebagai kawasan Taman Warisan ASEAN (ASEAN Heritage Park).
Penetapan ini menjadikan TNWK sebagai Taman Warisan ASEAN ke-4 di Indonesia atau ke-36 di Asia Tenggara.
ASEAN Heritage Park adalah kawasan perlindungan di wilayah ASEAN yang memiliki keunikan ekosistem, keindahan alam, dan nilai budaya, pendidikan, penelitian, rekreasi, serta pariwisata.
Taman ini ditetapkan untuk meningkatkan kesadaran, apresiasi, dan konservasi terhadap warisan alam ASEAN.
Baca juga: Soal Logo Baru PSI: Prabowo Mengaku Sayang Gajah, Jokowi Sebut Lambang Pengetahuan-Kebijakan
Pernyataan Prabowo Singgung Way Kambas
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato penutupan Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Solo, Jawa Tengah, Minggu (20/7/2025) malam.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo sempat menyinggung lokasi konservasi gajah di Way Kambas, Lampung.
Awalnya, Prabowo merasa tertarik dengan logo baru Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang memakai lambang berbentuk gajah.
Prabowo mengakui, gajah adalah salah satu binatang favoritnya.
"Saya tidak mengerti, PSI intelnya bagus sekali. Jadi PSI ini kok bisa membaca isi hatinya Presiden Republik Indonesia."
"Ini saya tidak ngarang. Banyak yang deket sama saya tahu, betapa salah satu binatang yang paling saya sayang adalah gajah," kata Prabowo disambut riuh kader PSI.
"hu hu hu hu," imbuhnya.
"Ini benar apa tidak? Siapa itu, mantan-mantan sespri saya semua. Benar kan?" ucap Prabowo.
Prabowo juga mengatakan, perpustakaannya di Hambalang memakai lambang gajah. Prabowo pun mempunyai rencana membangun konservasi gajah.
"Kalau kamu yang sudah pernah ke Hambalang, di perpustakaan saya lambangnya semua gajah mempunyai rencana untuk membangun konservasi gajah di Aceh," katanya.
Lantas, Prabowo bercerita mengenai dirinya yang didatangi oleh lembaga konservasi hewan, World Wide Fund for Nature (WWF).
WWF meminta konsesi lahan Prabowo di Aceh untuk konservasi gajah.
"Suatu saat saya didatangi, dikirim utusan ke saya oleh kelompok pecinta atau konservasi alam, WWF," ucapnya.
Adapun salah satu pembina WWF adalah Raja Charles ketiga.
"Mereka tahu bahwa saya sebagai pengusaha, sebelum saya masuk politik saya pengusaha, saya punya HTI (hutan tanaman industri), konsesi HTI di Aceh dipercaya kepada saya cukup besar, itu 98.000 hektare di daerah Takengon, Aceh," imbuh Prabowo.
WWF kemudian mengajukan permintaan agar sebagian dari lahan yang dikelola Prabowo digunakan untuk perlindungan gajah.
Kelompok tersebut, mengajukan konsesi 10 ribu ha. Prabowo menolaknya, namun ia justru memberikan 20 ribu ha untuk konservasi gajah.
Hal tersebut, lantas diketahui Raja Charles hingga ia menulis surat untuk Prabowo berisi ucapan terima kasih.
"Duta Besar Inggris menyampaikan surat dari Raja, yang menyampaikannya: Terima kasih atas dukungan saya, dan sebagainya. Begitu saya baca surat dari Raja Charles, saya sampaikan ke Duta Besar, memang dari konsesi yang saya kuasai saya telah serahkan 20.000 hektare," kata Prabowo.
Setelah itu, Prabowo mengubah keputusannya dan menambah lahan untuk perlindungan gajah.
"Tapi karena surat dari Raja Charles ini, saya ambil keputusan: sekarang saya serahkan 90.000 hektare untuk kawasan perlindungan. Saya sisakan 8.000 [dari 98.000]. 90.000 saya putuskan. Jadi slide-nya itu salah ya. 90.000 kita serahkan. Nanti diproses ya, Mensesneg dan Menteri Kehutanan," jelasnya lagi.
Menurut Prabowo, gajah menjadi salah satu hewan yang keberadaannya terancam.
"Karena gajah masih terancam, mereka diburu untuk gadingnya walaupun sudah dilarang, kemudian habitat mereka masih terjepit," ungkap Prabowo.
"Kalau tidak salah di seluruh Sumatera bagian utara mungkin sekarang tinggal 700 (ekor) gajah,” imbuhnya.
Prabowo pun memberikan perhatian khusus pada Taman Nasional Way Kambas.
Selain itu, Prabowo mengatakan, berencana membangun kawasan konservasi gajah di Aceh.
“Way Kambas pun akan saya kasih perhatian khusus. Di Way Kambas lebih luas, sudah jadi taman nasional, 120 ribu hektare,” kata Prabowo, Minggu.
Adapun alasan Prabowo bercerita mengenai hal itu, lantaran PSI memakai lambang gajah.
Tentang Logo Gajah
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) telah meluncurkan logo dan branding baru dalam Kongres PSI yang digelar pada Sabtu (19/7/2025).
Partai yang diketuai oleh Putra Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep itu kini sudah berganti logo.
Logo PSI bukan lagi bergambar mawar merah, namun bergambar ikon gajah dari sisi samping dengan belalai mengarah ke atas, serta didominasi warna putih.
Sementara itu, gambar gajah dalam logo tersebut berwarna merah dan hitam.
Mengutip situs resmi PSI, gajah adalah simbol kekuatan, kesetiaan, kemakmuran, pengetahuan, dan kebijaksanaan.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Hasiolan Eko P Gultom, Kompas.com)
Sumber: TribunSolo.com
Seperti Jokowi, Prabowo Sering Lakukan Reshuffle pada Hari Rabu, Murid Tiru Guru? |
![]() |
---|
Reshuffle Kabinet Jilid 3: PKB Langsung Wanti-wanti Wamenkop Baru Farida Farichah |
![]() |
---|
5 Menteri Tertua dan Termuda di Kabinet Prabowo, Paling Tua Berusia 76 Tahun |
![]() |
---|
Rocky Gerung Nilai Pergantian Menpora Awal Prabowo Depak Erick Thohir: Tak Bisa Langsung Dihilangkan |
![]() |
---|
Profil Hendrar Prihadi, Politisi PDIP Dicopot Prabowo dari Jabatan Kepala LKPP, Partai Tak Masalah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.