Ketua Komisi X DPR Tidak Setuju Roblox Diblokir, Hetifah Sjaifudian Sebut Bisa Jadi Media Interaksi
Hetifah mengatakan cucunya memainkan game ini dan Roblox bisa menjadi media interaksi dengan anak secara intensif dan berkualitas.
Penulis:
Reza Deni
Editor:
Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, tidak setuju jika game Roblox diblokir.
Hal itu dikatakan Hetifah menyusul pernyataan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Muti soal larangan tersebut karena game Roblox mengandung kekerasan.
Roblox bukanlah game melainkan platform yang memungkinkan siapa pun membuat, berbagi, dan memainkan berbagai jenis permainan.
Baca juga: Menteri PPPA Khawatir soal Game Roblox, Berpeluang Tingkatkan Kekerasan pada Anak-anak
Berdasarkan keterangan di Google Play, game ini dianjurkan untuk anak berusia 12 tahun ke atas.
"Kalau saya enggak setuju game ini diblokir ya, karena sebenarnya ini adalah platform. Platform itu bisa positif, bisa negatif. Dan platform ini bisa untuk orang menggunakan game atau bahkan membuat game," kata Hetifah di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta Pusat, Rabu (6/8/2025).
Baca juga: KPAI Setuju Mendikdasmen Larang Anak-anak Main Roblox: Dampaknya Cenderung Negatif
Komisi X DPR RI adalah salah satu dari 13 komisi tetap di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia yang memiliki ruang lingkup tugas di bidang pendidikan, olahraga, sains, dan teknologi.
Hetifah mengatakan cucunya memainkan game ini dan Roblox bisa menjadi media interaksi dengan anak secara intensif dan berkualitas.
Media interaksi adalah bentuk media yang memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah antara pengguna dan konten yang disajikan.
Karena itulah, yang harus menjadi perhatian adalah cara orangtua mengawasi anak bermain.
"Dan setahu saya Roblox juga memiliki filter bagi game-game yang nampak itu mengandung kekerasan atau game-game yang dirasa memang tidak tepat bagi anak-anak, itu sebenarnya bisa juga kita cegah," kata legislator yang mewakili Daerah Pemilihan (Dapil) Kalimantan Timur itu.
Legislator Golkar itu mengayakan peran pemerintah adalah bisa membantu orang tua dalam memahami dan mengawasi bagaimana anak berekspresi, bukan langsung memblokir sesuatu yang masih abu-abu.
Dia meyakini jika Roblox benar diblokir, akan ada permainan lain yang serupa.
Di sinilah, dia menilai orangtua harus cerdas dalam menggunakan teknologi bagi anak-anaknya.
"Dan memilih-memilah sesuai dengan kepentingannya karena itu ada unsur rekreasinya, unsur kreativitasnya juga ada," katanya.
"Itu karena pengalaman saya sendiri, saya kira pemecahannya bukan menghilangkan dan memang itu juga tidak mungkin ya, tapi bagaimana kita bisa memanfaatkannya dengan bijak," tandasnya
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti melarang anak-anak untuk bermain game Roblox baru-baru ini.
Menurutnya, Roblox mengandung kekerasan yang bisa ditiru anak-anak.
Saat meninjau pelaksanaan Cek Kesehatan Gratis (CKG) di SDN Cideng 02, Jakarta Pusat, Senin (4/8/2025), Mu'ti menyampaikan pada para murid agar tidak main HP terlalu lama dan tidak menonton konten kekerasan.
Dia juga mengingatkan untuk tidak bermain Roblox.
Baca juga: Game Roblox Dilarang, Ashanty Cerita Anaknya Dijauhi, Sule Kecolongan Rp50 Juta
Apa Dampak Bermain Roblox?
Mengutip dari The Guardian, mengungkap anak-anak dengan mudah menemukan konten yang tidak pantas dan berinteraksi tanpa pengawasan dengan orang dewasa di platform game Roblox.
Penelitian ini muncul setelah para orang tua mengungkapkan kekhawatiran serius mereka tentang anak-anak yang mengalami kecanduan, melihat konten yang traumatis, dan didekati oleh orang asing di situs web dan aplikasi itu.
Roblox mengakui anak-anak yang menggunakan platformnya mungkin terpapar konten berbahaya dan "aktor jahat".
Roblox menyatakan sedang berupaya keras untuk memperbaiki hal ini, tetapi kolaborasi di seluruh industri dan intervensi pemerintah diperlukan.
Sebagian konten dikembangkan oleh Roblox, tetapi lainnya adalah buatan pengguna.
Pada tahun 2024, platform ini memiliki lebih dari 85 juta pengguna aktif harian, diperkirakan 40 persen di antaranya berusia di bawah 13 tahun.
Dalam investigasi yang dibagikan kepada Guardian, pakar perilaku digital Revealing Reality menemukan sesuatu yang sangat mengganggu dimana ada kesenjangan yang meresahkan antara tampilan Roblox yang ramah anak dan realitas yang dialami anak-anak di platform tersebut.
Revealing Reality menciptakan beberapa akun Roblox, mendaftarkannya kepada pengguna fiktif berusia lima, sembilan, 10, 13, dan 40 tahun ke atas.
Mendikdasmen Larang Game Roblox, Wamenkomdigi: Semangatnya Untuk Lindungi Anak |
![]() |
---|
Penjelasan Istana soal Larangan Main Game Roblox untuk Anak-anak |
![]() |
---|
Daftar 100 Games di Roblox, Jutaan Permainan Digital yang Disebut Berbahaya oleh Mendikdasmen |
![]() |
---|
Orang Tua Harus Waspada, Ini 5 Jenis Games Roblox yang Tak Boleh Diakses Anak-anak |
![]() |
---|
Roblox Jadi Sorotan Mendikdasmen: Kenali Fitur, Manfaat dan Risikonya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.