Senin, 25 Agustus 2025

Freeport Temukan 130 Spesies Baru dan Anjing Langka di Papua, Riset Biodiversitas Diperluas

PTFI berhasil mendokumentasikan lebih dari 130 spesies baru dalam riset biodiversitas di Papua

Editor: Dodi Esvandi
HANDOUT
Koordinator Fauna Biodiversity PT Freeport Indonesia (PTFI) Kukuh Indra Kusuma menegaskan komitmen perusahaan dalam riset biodiversitas di Papua, yang menghasilkan penemuan ilmiah penting. Salah satunya adalah berhasil mendokumentasikan 130 spesies baru. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTAPT Freeport Indonesia (PTFI) berhasil mendokumentasikan lebih dari 130 spesies baru dalam riset biodiversitas di Papua, termasuk menemukan kembali keberadaan New Guinea Singing Dog, spesies anjing langka yang sempat dianggap punah. 

Temuan ini menjadi bukti penting komitmen perusahaan terhadap pelestarian lingkungan dan ilmu pengetahuan.

Koordinator Fauna Biodiversity PTFI, Kukuh Indra Kusuma, mengungkapkan bahwa sejak 1997, Freeport telah melakukan studi ekologi di wilayah operasinya di Mimika, yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Lorentz—salah satu kawasan dengan tingkat keanekaragaman hayati tertinggi di dunia.

“Hasilnya, lebih dari 130 spesies baru berhasil terdokumentasi. Riset ini telah melahirkan buku dan artikel ilmiah yang bisa diakses publik secara gratis. Kami juga membuka akses lebih luas bagi para peneliti, mengingat kawasan ini sebelumnya sangat terbatas,” ujar Kukuh dalam acara Green Collabs bertema “Dari Kota, Kembali ke Alam: Kolaborasi Merawat Keanekaragaman Hayati” di Taman Literasi Martha Tiahahu, Jakarta, akhir pekan lalu.

Salah satu pencapaian paling menonjol adalah ditemukannya kembali New Guinea Singing Dog di area sekitar operasi Freeport. 

“Pada 2018, kami menemukan gen Singing Dog yang masih murni. Lalu pada 2022, kami melakukan kajian ekologi untuk memahami habitatnya. Kini fokus kami adalah memastikan konservasinya berjalan berkelanjutan,” jelas Kukuh.

Baca juga: Tony Wenas, Bos PT Freeport Indonesia Datangi Istana Kepresidenan

Ia menambahkan, transisi Freeport dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah turut memberi dampak positif terhadap pelestarian habitat satwa langka. 

Setiap rencana pengembangan perusahaan, kata Kukuh, wajib melalui kajian ekologis yang ketat.

“Jika pembangunan fasilitas baru berpotensi mengganggu spesies langka, kami mencari alternatif lain. Misalnya, kebutuhan akomodasi karyawan kami siasati dengan pembangunan vertikal agar tidak perlu membuka lahan baru. Semua ini demi menjaga keseimbangan antara operasi dan konservasi,” tambahnya.

Atas dedikasi tersebut, Freeport Indonesia meraih penghargaan Program Konservasi Mamalia Terbaik dari Wildlife Habitat Council (WHC) dalam konferensi WHC 2024 di New Orleans, Louisiana. 

Penghargaan ini diberikan atas upaya pelestarian New Guinea Singing Dog, yang dikenal sebagai salah satu spesies anjing paling langka di dunia.

Pengakuan ini juga menyoroti peran aktif Freeport dalam meningkatkan kesadaran konservasi melalui kolaborasi dengan masyarakat, akademisi, dan pemerintah.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan