Selasa, 26 Agustus 2025

Program Polantas Menyapa Disarankan Beriringan Lewat Pelayanan dan Edukasi untuk Pengguna Jalan

Program “Polantas Menyapa” yang digagas Kakorlantas Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho dinilai sebagai inovasi

Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
Tribunnews/Jeprima
POLANTAS MENYAPA - Sejumlah personel polisi lalu lintas membagikan takjil (makanan dan minuman ringan untuk berbuka puasa) kepada pengendara di kawasan Raden Inten, Jakarta Timur, Rabu (4/5/2021). Program “Polantas Menyapa” yang digagas Kakorlantas Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho dinilai sebagai inovasi Kepolisian. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program “Polantas Menyapa” yang digagas Kakorlantas Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho dinilai sebagai inovasi pelayanan kepolisian di bidang lalu lintas yang mampu menyentuh kebutuhan masyarakat

Hal itu dikatakan analis politik sekaligus pemerhati sosial, Nasky Putra Tandjung, yang merupakan Alumni Indef School of Political Economy Jakarta.

Menurut Nasky, program tersebut bukan hanya sebatas partisipasi dalam acara budaya, melainkan sarat dengan pesan keselamatan, kedisiplinan, dan humanisme.

“Publik menilai Polantas Menyapa dan Polisi Senyum sangat edukatif, humanis, dan inovatif. Program ini lahir dari aspirasi masyarakat yang ingin pelayanan lalu lintas yang ramah, proaktif, dan solutif. Inilah semangat Polri Presisi yang benar-benar dirasakan rakyat,” ujar Nasky kepada wartawan, Senin (25/8/2025).

Nasky menegaskan, lalu lintas tidak semata-mata soal kendaraan dan aturan, melainkan juga menjadi cermin budaya bangsa.

Karena itu, perubahan pendekatan Polantas melalui program Polantas Menyapa menjadi langkah strategis untuk membangun budaya tertib berlalu lintas.

“Petugas polisi lalu lintas adalah wajah pertama kepolisian yang bersentuhan langsung dengan rakyat. Maka perubahan sikap menjadi ramah, menyapa, dan memberi edukasi adalah simbol kedekatan, keramahan, dan empati. Itu yang dihadirkan Kakorlantas melalui Polantas Menyapa,” kata Nasky.

Dia juga menekankan agar program ini dibarengi pelatihan pelayanan publik bagi anggota di pos jaga, lokasi tilang, maupun kantor SIM dan di Samsat. 

Kehadiran polisi tidak boleh hanya saat razia, melainkan hadir aktif memberikan edukasi, arahan hingga motivasi bagi pengguna jalan.

“Diperlukan kanal umpan balik publik agar masyarakat bisa menilai langsung kualitas pelayanan Polantas. Dengan begitu, perubahan akan berjalan konsisten dan terukur,” tambahnya.

Lebih jauh, Nasky menggarisbawahi berbagai prestasi Irjen Agus Suryo dalam menakhodai Korlantas Polri.

Dia mengutip apresiasi Presiden Prabowo Subianto dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo yang menyebut penanganan arus mudik Lebaran, HUT Bhayangkara, dan HUT RI ke-80 tahun 2025 sebagai yang paling aman dan lancar sepanjang sejarah.

Selain itu, kebijakan strategis seperti penertiban pelanggaran Over Dimensi dan Over Load, penerapan ETLE, layanan SIM Online, hingga modernisasi sistem pengawasan lalu lintas dinilai memberikan dampak nyata.

Data Polri per semester pertama 2025, jumlah kecelakaan lalu lintas menurun signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Tercatat, penurunan hampir 1.800 kasus atau 19,8 persen, dengan lebih dari 2.500 korban berhasil ditekan. 

"Penurunan angka kecelakaan ini menjadi bukti konkret efektivitas strategi yang dijalankan Irjen Agus Suryo bersama jajaran Korlantas Polri,” ungkap Nasky.

Berdasarkan fakta tersebut, Nasky menilai kebijakan dan terobosan Kakorlantas telah membawa wajah baru kepolisian lalu lintas ke arah lebih positif.

“Publik melihat perubahan nyata itu, dan ini menjadi modal penting membangun citra positif Polri,” pungkas Nasky.

Sebelumnya, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri menyelenggarakan program inovatif "Polantas Menyapa" di tengah kemeriahan Dieng Culture Festival (DCF) 2025. Program menerjemahkan pilar utama RUNK, yaitu "Perilaku Pengguna Jalan yang Berkeselamatan".

Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri, Irjen (Pol) Agus Suryonugroho, mengapresiasi program Polantas Menyapa di DCF 2025. Menurutnya, kegiatan ini berfokus pada peningkatan kesadaran dan kepatuhan pengguna jalan melalui program edukasi dan penegakan hukum. 

“Dengan hadir di festival budaya seperti DCF, kami ingin menunjukkan bahwa tertib lalu lintas bisa menjadi bagian dari gaya hidup. Sehingga menjadi kebanggaan masyarakat," kata Agus dalam keterangan tertulis, Minggu (24/8/2025).

Ia mengatakan, edukasi kesadaran berlalu lintas tidak harus selalu bersifat formal. Melalui "Polantas Menyapa", kampanye keselamatan diwujudkan dalam format dialog santai dan kreatif di tengah pusat keramaian.

Agus berpesan kepada seluruh masyarakat khususnya pengunjung DCF 2025 agar berhati-hati di jalan. "Dari Dieng, kita kirim pesan ke seluruh Indonesia bahwa keselamatan adalah budaya," ucapnya. 

"Mari bersama-sama menumbuhkan kesadaran dan melipatgandakan ikhtiar keselamatan. Sehingga setiap orang bisa selamat di jalan, selamat di rumah," ujarnya.

Dieng Culture Festival dihadiri lebih dari 75.000 pengunjung dan dipilih sebagai medium kampanye karena menjadi titik temu masyarakat lintas usia, profesi, dan latar belakang budaya. Melalui DCF, pesan keselamatan dapat disampaikan secara lebih masif dan inklusif.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan