BREAKING NEWS: Rumah Ahmad Sahroni Digeruduk Massa, Warga Tanjung Priok Tutup Portal Gang

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Rumah anggota DPR RI dari Partai NasDem, Ahmad Sahroni, di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, didatangi massa pada Sabtu (30/8/2025) sore.

Aksi ini terjadi di tengah gelombang demonstrasi nasional yang meluas sejak 25 Agustus 2025, menyusul kemarahan publik atas pernyataan kontroversial Sahroni dan tewasnya pengemudi ojek online, Affan Kurniawan (21), dalam aksi “Bubarkan DPR” di Pejompongan, Jakarta Pusat.

Sejak pagi, warga RT 06 RW 04 Kelurahan Kebon Bawang menutup akses gang menuju rumah Sahroni di Jalan Swasembada Timur XXII.

Portal gang ditutup dan dijaga ketat oleh warga sebagai bentuk antisipasi terhadap potensi kericuhan. Hanya kendaraan dan orang yang dikenal warga yang diizinkan masuk.

“Takut ada-ada demo yang tidak diinginkan. Saya warga sini. Ada isu-isu (pada mau ke sini),” ujar Idris, salah satu warga yang berjaga di lokasi.

Penutupan akses dilakukan setelah beredar kabar di media sosial bahwa massa akan menggelar aksi di depan rumah Sahroni.

Warga khawatir demonstrasi bisa berujung anarkis dan membahayakan rumah-rumah di sekitar.

“Iya untuk antisipasi. Dengarnya begitu sih pada mau ke sini demo, ke (rumah) Sahroni, kita waspada. Yang ditakutkan warga takut bakar-bakaran kena rumah saya,” tambah Idris.

Hingga berita ini ditayangkan, jumlah warga yang berdatangan ke rumah pimpinan Komisi III DPRI yang mendapat julukan Crazy Rich Tanjung Priok tersebut terus bertambah.

Sebagian warga turut melakukan siaran langsung atau live di media sosial mengabadikan momen ini.

Baca juga: 6 Pernyataan DPR soal Tunjangan Rp50 Juta yang Diduga Awal Demo hingga Terjadi Tragedi Affan

Ahmad Sahroni menjadi sorotan publik setelah menyebut seruan masyarakat untuk membubarkan DPR sebagai “mental orang tertolol sedunia” dalam kunjungan kerja ke Polda Sumatera Utara, Jumat (22/8/2025).

Pernyataan tersebut dianggap merendahkan aspirasi rakyat dan memicu kemarahan luas.

Tak lama setelah itu, demonstrasi besar-besaran pecah di berbagai kota, menuntut reformasi lembaga legislatif dan akuntabilitas para wakil rakyat.

Akibat tekanan publik, Sahroni dicopot dari jabatannya sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI dan kini hanya menjabat sebagai anggota biasa.

Aksi massa ke kediamannya menjadi simbol protes terhadap elit politik yang dinilai arogan dan tidak peka terhadap kondisi masyarakat.