Keutamaan Shalat Berjamaah dan Hikmah yang Perlu Diketahui Setiap Umat Islam
Artikel berikut membahas tentang keutamaan shalat berjamaah dan hikmah yang perlu diketahui oleh setiap umat Islam.
Penulis:
Lanny Latifah
Editor:
Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Shalat adalah salah satu rukun Islam yang paling penting dan menjadi kewajiban setiap muslim.
Dalam Islam, shalat dapat dilakukan secara sendiri (munfarid) maupun berjamaah.
Namun, shalat berjamaah memiliki keutamaan dan hikmah yang sangat besar bagi umat Islam, baik secara spiritual maupun sosial.
Di antara keutamaan tersebut adalah orang yang mengamalkannya akan mendapat balasan pahala berlipat daripada shalat sendirian.
Rasulullah bersabda:
صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
Artinya: "Shalat berjamaah lebih utama daripada shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat." (HR Bukhari dan Muslim).
Selain memiliki keutamaan, shalat berjamaah juga memiliki sejumlah hikmah yang bisa dipetik pelajarannya.
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Ali Ahmad al-Jarjawi dalam kitab Hikmatut Tasyri’ wa Falsafatuh [Beirut: Darul Fikr, 1997], juz I, halaman 87-88.
Hikmah Shalat Berjamaah bagi Umat Islam
Berikut beberapa hikmah shalat berjamaah yang perlu kita ketahui dan amalkan yang dilansir dari laman Kemenag.
Baca juga: Bolehkah Shalat di Kendaraan saat Terjebak Macet? Ini Penjelasannya
1. Menjawab Panggilan Allah
Ketika azan berkumandang, terutama pada seruan hayya 'alash shalah (marilah menuju shalat), bukan sekadar pemberitahuan datangnya waktu shalat.
Lebih dari itu, seruan ini merupakan panggilan dari Allah yang disuarakan melalui lisan seorang muazin.
Panggilan ini seharusnya langsung dijawab dengan segera, melebihi respons saat dipanggil oleh atasan atau majikan.
Shalat berjamaah menjadi jawaban nyata seorang hamba atas panggilan tersebut.
2. Simbol Persatuan
Shalat berjamaah merupakan simbol persatuan dan kebersamaan yang terbingkai dalam ukhuwah Islamiyah.
Pada waktu dan tempat yang sama, umat Islam berkumpul dalam shaf yang rapi, menghadap kiblat yang sama, dan dipimpin oleh seorang imam.
Dalam kondisi ini hilanglah sikap egoisme individu karena jiwa raganya bergerak bersama dalam tujuan yang sama, yaitu beribadah kepada Allah sekaligus mengharapkan ridha dari-Nya.
3. Wujud Kesetaraan
Shalat berjamaah bisa menjadi wujud dari kesetaraan umat Islam.
Perbedaan yang bersifat duniawi, seperti status sosial, jabatan, keturunan, dan sebagainya, semuanya menjadi hilang saat melaksanakan shalat berjamaah.
Tidak ada perlakuan istimewa untuk pejabat, orang kaya, atau keturunan bagus.
Begitu pun tidak ada diskriminasi untuk kalangan rakyat biasa.
Orang kaya dan miskin, bangsawan dan warga biasa, pejabat dan rakyat jelata, maupun majikan dan pembantu, semuanya berdiri sejajar saat melaksanakan shalat berjamaah.
Baca juga: Apakah Boleh Shalat Tahajud tapi Belum Tidur? Berikut Penjelasan Lengkap dengan Dalilnya
4. Media Introspeksi
Sebagian orang dari kalangan masyarakat menengah ke atas, mungkin saja muncul keinginan untuk berbaris di shaf paling depan saat akan melaksanakan shalat berjamaah.
Padahal perasaan tersebut bertentangan dengan konsep kesetaraan sebagaimana diulas pada poin sebelumnya.
Untuk itu, shalat berjamaah bisa menjadi media introspeksi diri bahwa di hadapan Allah semua manusia itu sama, hanya ketakwaan yang membedakannya.
5. Sarana Silaturahmi
Ketika berkumpul di sebuah mushala atau masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah, bisa jadi di antara jamaah yang hadir tidak saling mengenal satu sama lain.
Dengan adanya kebersamaan dalam shalat berjamaah ini bisa menjadi sarana silaturahmi untuk saling mengenal, mengasihi, dan membangun ikatan persaudaraan.
Pada akhirnya, shalat berjamaah akan membentuk keseimbangan antara hablum minallah dan hablum minannas.
(Tribunnews.com/Latifah)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.