Pilpres 2029 Masih 4 Tahun Lagi, Jokowi Sudah Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, PDIP: Terlalu Cepat
Menurut Hugo, pernyataan dukung Prabowo-Gibran 2 periode merupakan mekanisme penyelamatan diri di tengah polemik ijazahnya yang masih terus bergulir.
Penulis:
Rizkianingtyas Tiarasari
Editor:
Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Andreas Hugo Pareira, menanggapi pernyataan Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang mendukung pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto - Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka dua periode.
Pernyataan tersebut, disampaikan Jokowi kepada wartawan pada pekan ketiga September 2025 lalu.
Bahkan, Mantan Wali Kota Solo tersebut, sudah memberikan arahan kepada para relawannya untuk melakukan hal yang sama; mendukung Prabowo-Gibran dua periode.
“Sejak awal saya sampaikan seluruh relawan untuk itu. Ya memang sejak awal saya perintahkan seperti itu, untuk mendukung pemerintahan Presiden Prabowo-Gibran dua periode,” ungkap Jokowi saat ditemui di kediamannya di Sumber, Solo, Jumat (19/9/2025), dilansir TribunSolo.
Timing atau waktu munculnya pernyataan Jokowi tersebut pun disorot oleh Hugo, saat menjadi narasumber di program Sapa Indonesia Pagi yang diunggah di kanal YouTube KompasTV, Senin (23/9/2025).
Menurut politikus yang juga Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI 2024-2029 ini, momen Jokowi menyampaikan hal itu terlalu cepat.
Apalagi, mengingat saat ini, pemerintahan Prabowo-Gibran baru berjalan hampir satu tahun, sedangkan Pemilihan Presiden atau Pilpres 2029 masih empat tahun lagi.
"Apa yang disampaikan oleh Pak Jokowi ini ya mungkin momennya terlalu terlalu cepat," jelas Hugo.
Kemudian, Hugo mencoba memprediksi apa yang melatarbelakangi Jokowi menyampaikan dukungan kepada Prabowo-Gibran dua periode.
Menurut pria berusia 61 tahun tersebut, pernyataan Jokowi merupakan mekanisme penyelamatan diri di tengah polemik ijazahnya yang masih terus bergulir dan kini merembet pada sang anak sulung, Gibran Rakabuming Raka.
Sehingga, kata Hugo, Jokowi butuh mekanisme penyelamatan diri, yakni dengan menyatakan dukungan dua periode untuk Prabowo-Gibran.
Baca juga: Jokowi Arahkan Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Pengamat: Menyedihkan, Kok Bicara Kekuasaan
Selanjutnya, Hugo menyebut, Jokowi begitu cerdik dalam berpolitik sehingga ia bermanuver cepat dengan melontarkan statement dukungan tersebut.
"Kita juga perlu perhatikan, apa sih sebenarnya latar belakang Pak Jokowi ini menyampaikan itu terlalu cepat gitu," tutur Hugo.
"Kan kita lihat situasi saat ini, serangan terhadap Pak Jokowi sendiri soal ijazah, kemudian Gibran juga akhir-akhir [ini] dipersoalkan soal ijazahnya," tambahnya.
"Sehingga ini perlu ada escape mechanism gitu, mekanisme penyelamatan, sehingga untuk meyakinkan [publik] mungkin, Ini analisa kita terhadap apa yang dia sampaikan gitu," jelasnya.
"Memaksakan cepat ini kan tentu ada ada latar belakangnya, kita tahu Pak Jokowi ini kan sangat cerdik dalam berpolitik, dengan [melihat] pengalaman kita di periode yang lalu," ujar Hugo.
Tidak Realistis, Prabowo Diminta Berhati-hati
Hugo lantas menyinggung pernyataan-pernyataan Jokowi sebelumnya yang ternyata berkebalikan dengan realita, seperti:
- Mei 2023
Saat Jokowi menyebut bahwa usia Gibran belum cukup untuk maju sebagai Calon Wakil Presiden di Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.
"Yang pertama umur (usia Gibran yang masih muda)," tutur Jokowi di Sarinah, Jakarta, Senin (4/5/2023), dilansir Kompas.com.
"Yang kedua, (Gibran) baru dua tahun jadi wali kota. Yang logis ajalah," ujarnya.
Namun, nyatanya Gibran akhirnya maju ke Pilpres 2024 mendampingi Prabowo hingga akhirnya menang.
- Juli 2019
Jokowi pernah menyebut bahwa anak-anaknya tidak tertarik terjun ke dunia politik.
Dalam wawancara eksklusif dengan Tribunnews.com di Istana Negara, Jakarta pada 18 Juli 2019, Jokowi menyatakan: "Sampai detik ini, saya melihat anak-anak saya tidak tertarik ke dunia politik. Gibran, Kaesang, maupun yang lain senangnya di dunia usaha."
Terlepas dari pernyataan ini, pada akhirnya Kaesang Pangarep juga akhirnya menjadi Ketua Umum PSI sejak September 2023.
Melihat ketidakkonsistenan pernyataan Jokowi tersebut, Hugo lantas mempertanyakan apakah statement pria kelahiran Surakarta, 21 Juni 1961 ini bisa dipercaya.
"Kemudian dalam perjalanan sekarang, bagaimana Pak Jokowi memainkan semua instrumen untuk anaknya itu jadi wakil presiden, kan itu kita tahu," tutur Hugo.
"Juga dari pengalaman-pengalaman kita, apakah kita bisa percaya apa yang disampaikan oleh Pak Jokowi yang menyangkut anaknya?" tambahnya.
"Mulai dari ketika dia menyatakan bahwa anaknya ini hanya berdagang, berbisnis, kemudian anaknya belum cukup umur, kemudian sampai dengan dia memaksakan [Gibran maju sebagai Wapres]," sambungnya.

Hugo juga menyoroti bahwa pernyataan dukungan Prabowo-Gibran dua periode itu dipaksakan untuk menjadi realistis.
"Terus kemarin saya dengar ada di Kompas TV juga kalau tidak salah, ada loyalis Pak Jokowi yang ada di PSI yang menyampaikan bahwa yang memenangkan Pak Prabowo itu anaknya Pak Jokowi ini, gitu. Sehingga dari statement-statement ini saya pikir ya pertama pasti tidak realistis tetapi memaksakan untuk menjadi realistis," papar Hugo.
Sebelumnya diketahui, politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ade Armando sempat mengeklaim bahwa Prabowo dapat memenangkan Pilpres 2024 karena ada Gibran.
Hal itu Ade sampaikan saat menyangkal isu kerenggangan antara RI 1 dan RI 2 tersebut.
"Apakah hubungan Prabowo dengan Gibran adalah hubungan yang buruk? Sekarang ini saya yakin tidak. Gibran itu faktor penting dalam pemerintahannya Pak Prabowo. Yang memenangkan Pak Prabowo dulu itu adalah Gibran," ucap Ade dalam acara Bola Liar yang diunggah di kanal YouTube KompasTV, Jumat (19/9/2025) lalu.
Lalu, Hugo menegaskan bahwa pernyataan Jokowi soal dukungan dua periode untuk Prabowo-Gibran belum tentu bisa dipegang kebenarannya, menilik dari pernyataan Jokowi sebelumnya yang selalu berbalik 180 derajat dari kenyataan.
Sehingga, Hugo juga menegaskan, agar Prabowo dan para pendukungnya berhati-hati dengan pernyataan Jokowi.
"Tapi apakah ke depan apa yang disampaikan itu kita bisa pegang? Belum tentu. Saya kira ini juga warning buat Pak Prabowo, Pak Nurdin yang adalah pendukung-pendukung beliau, supaya ya agak hati-hatilah gitu dengan pengalaman-pengalaman selama ini," tandas Hugo.
(Tribunnews.com/Rizki A.)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.