Proyek Kereta Cepat
PDIP Duga Ada Permufakatan Jahat dalam Proyek Whoosh: Tiba-tiba Dialihkan dari Jepang ke China
Politisi PDIP menduga ada permufakatan jahat dalam proyek Whoosh, apalagi ada peralihan kerja sama dari Jepang ke China dalam pembangunan proyeknya.
Ringkasan Berita:
- Politisi PDIP menduga ada permufakatan jahat dalam proyek Whoosh setelah Luhut sebut proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung itu busuk sejak awal
- Peralihan mitra kerja sama dari Jepang ke China dalam pembangunan proyek Whoosh jadi alasan dugaan adanya permufakatan jahat
- PDIP meminta agar KPK mengusut kasus dugaan korupsi Whoosh ini dari awal, mulai dari kebijakan yang dikeluarkan Jokowi
TRIBUNNEWS.COM - Politisi PDIP, Ferdinand Hutahaean, menduga ada permufakatan jahat dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.
Proyek kebanggan eks Presiden ke-7, Joko Widodo (Jokowi) itu belakangan ini menjadi sorotan karena terlilit utang hingga Rp116 triliun atau sekitar 7,2 miliar dolar AS.
Kemudian, muncul juga dugaan adanya korupsi atau mark up dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang proses mengusutnya sejak awal 2025.
Adanya isu dugaan korupsi dalam proyek Whoosh ini kemudian menimbulkan berbagai reaksi publik, termasuk dari eks Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, yang secara terbuka mengakui bahwa proyek Whoosh itu sudah bermasalah sejak dia menjabat sebagai Menko Marves era Jokowi.
"Whoosh itu kan tinggal restructuring saja, siapa yang minta APBN? Tak ada yang pernah minta APBN? Restructuring, saya sudah bicara dengan China karena saya yang sejak awal mengerjakan itu, karena saya terima sudah busuk itu barang," ujar Luhut dalam diskusi 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di JS Luwansa, Jakarta, Sabtu (18/10/2025).
Dari pernyataan Luhut yang menyebut proyek Whoosh busuk sejak awal tersebut, Ferdinand menduga ada permufakatan jahat di dalamnya.
Terlebih lagi ada peralihan kerja sama dari Jepang ke China dalam pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung tersebut.
Sebab, peralihan mitra kerja sama ini sebelumnya memancing kecurigaan publik.
"Saya mengutip apa yang disampaikan oleh Pak Luhut. Beliau mengatakan terakhir, dari awal barang ini sudah busuk. Artinya apa? Nah, kalau sudah busuk, saya melihat bahwa saya lebih cenderung masuk kepada permuafakatan jahatnya," ungkapnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Sabtu (1/11/2025).
"Saya menduga keras dengan peralihan juga ini tiba-tiba dari Jepang ke China segala macam dan Pak Jokowi harus mengorbankan berapa pejabat yang tidak setuju dengan beliau patut diduga bahwa ini telah terjadi permufakatan jahat," imbuhnya.
Alasan Ferdinand mengatakan ada permuafakatan jahat itu karena Whoosh sekarang ini menjadi sorotan publik karena utang dan adanya dugaan korupsi tersebut.
Baca juga: Pertanyakan Kerja Sama Whoosh Beralih ke China, Profesor NTU: Xi Bawa Proyek yang Diinginkan Jokowi
Ferdinand pun ingin memberi saran kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang kini tengah mengusut kasus dugaan korupsi Whoosh tersebut.
Politikus PDIP itu meminta agar KPK mengusut kasus ini dari awal, mulai dari kebijakan yang dikeluarkan Jokowi terkait pembangunan proyek Whoosh ini.
Selain itu, perlu juga diselidiki terkait alih mitra kerja sama dari Jepang ke China dalam pembangunan proyek Whoosh tersebut.
"Karena faktanya sekarang seperti ini, maka kalau saya diberikan kesempatan memberikan masukan ke KPK, saya akan meminta KPK itu masuk dari tengah dulu, usut dulu dari ujung dari dari hulunya mulai dari kebijakannya, terus peralihannya kenapa bisa ini berpindah," ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.