Ijazah Jokowi
Roy Suryo cs Tersangka Kasus Ijazah Jokowi, Eks Kabareskrim Polri: Buktikan Dulu Ijazahnya Asli
Kata Susno, keaslian ijazah Jokowi penting untuk dibuktikan untuk menentukan apakah Roy Suryo cs terbukti melakukan pencemaran nama baik.
Selanjutnya, Susno menilai, sebaiknya keabsahan ijazah Jokowi diputuskan melalui Peradilan TUN atau Peradilan Tata Usaha Negara.
Sebab, ijazah adalah produk administrasi.
Sehingga, menurutnya, perkara ini juga harus dibawa ke Mahkamah Peradilan TUN.
"Kalau saya berpendapat, karena itu [ijazah] produk dari pejabat administrasi negara atau produk dari pejabat tata usaha negara, maka yang berwenang memutus adalah Peradilan TUN."
"Jadi bawa ke Mahkamah Peradilan TUN, yang akan menentukan apakah produk dari pejabat TUN berupa ijazah yang dipegang Pak Jokowi itu asli atau tidak," jelas Susno.
Susno menjelaskan, jika Mahkamah Peradilan TUN memutuskan bahwa ijazah Jokowi memang palsu, maka Roy Suryo cs tidak bisa dijadikan tersangka, dan Jokowi justru bisa jadi tersangka.
Begitu pula sebaliknya, jika ijazah ini dinyatakan asli oleh Mahkamah Peradilan TUN, maka Roy Suryo cs bisa ditetapkan sebagai tersangka karena sudah menuding palsu, mencemarkan nama baik, dan melanggar UU ITE.
"Kalau itu tidak asli, maka Pak Roy Suryo cs tidak bisa dijadikan tersangka, yang dijadikan tersangka adalah orang yang memegang ijazah yang tidak asli itu."
"Tapi kalau itu asli, kata pengadilan, maka benar mereka dijadikan tersangka. Karena ijazah asli dikatakan palsu, sehingga mencemarkan nama baik atau bisa juga dikategorikan melanggar UU ITE," tutur Susno.
Baca juga: Usai Jadi Tersangka, Roy Suryo Tak Percaya Jokowi Akan Tunjukkan Ijazah Asli di Sidang: Bohong Dia
Delapan Tersangka, Dua Klaster
Polda Metro Jaya telah menetapkan delapan orang sebagai tersangka dalam kasus tudingan ijazah palsu yang menyeret nama Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).
Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri menjelaskan, delapan tersangka tersebut dibagi ke dalam dua klaster.
“Untuk klaster pertama, tersangkanya adalah ES, KTR, MRF, RE, dan DHL,” ujar Asep di Mapolda Metro Jaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (7/11/2025), dilansir Wartakotalive.
Nama-nama tersebut ialah Eggi Sudjana (ES), Kurnia Tri Rohyani (KTR), M Rizal Fadillah (MRF), Rustam Effendi (RE), dan Damai Hari Lubis (DHL).
Sementara itu, klaster kedua terdiri atas mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo (RS), dokter Tifauziah Tyassuma alias dr Tifa (TT), serta ahli digital forensik Rismon Hasiholan Sianipar (RHS).
Menurut Asep, penetapan status tersangka dilakukan usai penyidik menemukan bukti bahwa para terduga diduga menyebarkan tuduhan palsu serta melakukan manipulasi dokumen ijazah dengan metode yang tidak ilmiah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.