Gelar Pahlawan Nasional
Melihat Kediaman Soeharto di Jalan Cendana, Rumah yang Pernah Jadi Pusat Gravitasi Politik Indonesia
Kondisi rumah secara fisik terawat dengan baik, namun nuansanya lebih menyerupai museum pribadi yang sepi.
Ringkasan Berita:
- Dari halaman depan, rumah ini memancarkan kesan sederhana
- Kondisi rumah secara fisik terawat dengan baik, namun nuansanya lebih menyerupai museum pribadi yang sepi
- Rumah ini pun kehilangan ‘jiwanya’ saat Soeharto lengser dari jabatan Presiden
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah deretan rumah mewah dan pagar tinggi di Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (10/11/2025), rumah bernomor 6-8 masih terlihat asri dengan rimbunnya pepohonan.
Seorang pria paruh baya tampak sibuk menyiram tanaman di halaman rumah bercat hijau khas ala TNI Angkatan Darat (AD).
Baca juga: Tutut Tak Masalah soal Kontra Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Semua Perjuangannya untuk Rakyat
Di tengah kegiatannya, pria itu melempar senyum dari dalam pagar putih setinggi 1 meter. Dia pun mempersilakan Tribunnews ingin masuk ke dalam halaman rumah itu.
“Sini parkirnya di dalam rumah saja, tidak apa-apa,” ujar pria itu.
Baca juga: Fadli Zon Ungkap Alasan Soeharto Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional
Di pos penjaga, ada dua orang pria terlihat berjaga.
Dari halaman depan, rumah ini memancarkan kesan sederhana, tertutup, dan arsitekturnya bergaya Indies-Romantis, khas rumah-rumah Menteng era kolonial.
Jendela-jendela kayu berdaun ganda selalu tertutup, seolah enggan menampakkan isi di dalamnya. Di teras rumah terlihat patung Macan dan Kartika Eka Paksi.
Ada juga kentongan emas serta ukiran kayu bergambar naga terpajang di teras rumah.
Cat rumah berwarna krem dan hijau terlihat terawat, meski kesan usang.
Kondisi rumah secara fisik terawat dengan baik, namun nuansanya lebih menyerupai museum pribadi yang sepi.
Inilah rumah pribadi Presiden kedua RI, Soeharto di Jalan Cendana, Menteng, Jakarta. Rumah yang pernah menjadi pusat gravitasi politik Indonesia selama 32 tahun.
Memori yang mengunjungi rumah ini akan terbawa kesuasana ketika para Menteri dan Pejabar era Orde Baru hilir mudik datang ke kedimanan Bapak Pembangunan Indonesia ini.
Sebab, kondisi rumah dan suasananya masih sama dengan era Soeharto berkuasa sejak 1966 hingga 1998.
Rumah ini pun kehilangan ‘jiwanya’ saat Soeharto lengser dari jabatan Presiden.
Kini, Soeharto mendapat gelar pahlawan nasional dari Presiden RI Prabowo Subianto dalam peringatan Hari Pahlawan tahun 2025.
Baca juga: Kontroversi Gelar Pahlawan Nasional Soeharto, Fadli Zon Lagi-lagi Tegaskan Tak Ada Kaitan Mei 98
Salah seorang pria yang mengaku sebagai penjaga rumah, Slamet, menuturkan bahwa kediaman ini sudah sepi dan jarang dikunjungi oleh anak Sorharto setelah pandemi Covid-19.
Sebelumnya, rumah ini kerap menjadi kumpul Keluarga ketika hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha.
“Iya, masih ada sesepuhnya. Semenjak Pak Probosutedjo (adik kandung Soeharto) sudah almarhum, wacana mau jadi museum kan, akhirnya beliau almahrum, yasudah, udah enggak ada yang dituakan lagi, makannya yasudah kalau sekarang lebaran masing masing di rumahnya aja,” ungkapnya.
Dia juga mengungkapkan perasaannya mendengar Soeharto dinobatkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Prabowo.
“Ya kalau kita sih seneng seneng aja ya, namanya juga kita menghormati bagaimanapun juga, pemimpin kita jaman itu. Terlepas dari plus minusnya, namanya manusia kan, pasti ada plus minusnya gitu aja. Pro dan kontra itu pasti ada,” ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan gelar pahlawan nasional tahun 2025 kepada 10 tokoh. Penganugerahan tersebut dilakukan di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11/2025).
Penganugerahan ini dilakukan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 116/TK/Tahun 2025 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
"Marilah kita sejenak mengenang arwah dan jasa-jasa para pahlawan yang telah berkorban untuk kemerdekaan kedaulatan dan kehormatan bangsa Indonesia yang telah memberi segala-galanya agar kita bisa hidup merdeka dan kita bisa hidup dalam alam yang sejahtera," ujar Presiden saat mengheningkan cipta.
Baca juga: Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Legislator PDIP Ungkap Pelanggaran HAM saat Orde Baru
Kesepuluh tokoh yang diberikan gelar pahlawan nasional dalam rangka Hari Pahlawan Tahun 2025 tersebut adalah:
- Almarhum K.H. Abdurrahman Wahid (Bidang Perjuangan Politik dan Pendidikan Islam)
- Almarhum Jenderal Besar TNI H. M. Soeharto (Bidang Perjuangan Bersenjata dan Politik)
- Almarhumah Marsinah (Bidang Perjuangan Sosial dan Kemanusiaan)
- Almarhum Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja (Bidang Perjuangan Hukum dan Politik)
- Almarhumah Hajjah Rahmah El Yunusiyyah (Bidang Perjuangan Pendidikan Islam)
- Almarhum Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo (Bidang Perjuangan Bersenjata)
- Almarhum Sultan Muhammad Salahuddin (Bidang Perjuangan Pendidikan dan Diplomasi)
- Almarhum Syaikhona Muhammad Kholil (Bidang Perjuangan Pendidikan Islam)
- Almarhum Tuan Rondahaim Saragih (Bidang Perjuangan Bersenjata)
- Almarhum Zainal Abidin Syah (Bidang Perjuangan Politik dan Diplomasi)
Rumah Cendana
Rumah Cendana adalah kediaman pribadi Presiden Soeharto di Jalan Cendana No. 8, Menteng, Jakarta Pusat, yang menjadi simbol kekuasaan Orde Baru selama 32 tahun.
Sejarah dan Makna
- Rumah Cendana mulai dikenal sejak Soeharto menjabat Presiden RI ke-2 pada tahun 1967.
- Selama masa pemerintahannya (1967–1998), rumah ini menjadi pusat kekuasaan informal, tempat Soeharto menerima tamu penting, pejabat, dan tokoh politik.
- Nama "Cendana" kemudian menjadi identik dengan keluarga Soeharto dan kekuasaan Orde Baru.
Peran dalam Sejarah
- Rumah Cendana adalah saksi bisu kejayaan Orde Baru, tempat lahirnya banyak keputusan politik penting.
- Di sinilah Soeharto sering mengadakan pertemuan tertutup dengan para jenderal, menteri, dan pengusaha.
- Bagi masyarakat Indonesia, nama "Cendana" bukan sekadar alamat, tetapi simbol kekuasaan, nepotisme, dan jaringan politik-ekonomi keluarga Soeharto.
Catatan Menarik
- Meski sederhana dari luar, rumah ini memiliki nilai sejarah dan politik yang besar, sehingga sering dijadikan bahan liputan media dan penelitian sejarah.
Gelar Pahlawan Nasional
| Fadli Zon Ungkap Alasan Soeharto Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional |
|---|
| Prabowo Umumkan 10 Pahlawan Nasional, Fadli Zon Segera Buat Buku Khusus Pahlawan dari Masa ke Masa |
|---|
| Tolak Gelar Pahlawan ke Soeharto, Jaringan Gusdurian: Pengkhianatan pada Reformasi |
|---|
| Kontroversi Gelar Pahlawan Nasional Soeharto, Fadli Zon Lagi-lagi Tegaskan Tak Ada Kaitan Mei 98 |
|---|
| Gus Dur Resmi Pahlawan Nasional, Ketua DPP PKB Sebut Presiden Prabowo Peka Keinginan Hati Warga |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.