Gelar Pahlawan Nasional
Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto Disebut Simbol Penghormatan atas Jasa Pembangunan Indonesia
Soeharto disebut layak menyandang gelar tersebut atas kontribusinya dalam membangun fondasi ekonomi nasional, memperkuat ideologi Pancasila
Ringkasan Berita:
- Sejumlah akademisi dan anggota DPR RI mendukung pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 RI, HM. Soeharto, atas kontribusinya dalam pembangunan dan stabilitas bangsa.
- Mereka menilai keberhasilan Soeharto mewujudkan swasembada pangan, pembangunan infrastruktur, serta penguatan ideologi Pancasila sebagai bukti nyata pengabdiannya.
- Penganugerahan ini juga dianggap sebagai bentuk rekonsiliasi sejarah dan penghormatan terhadap pemimpin yang berjasa besar bagi Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 Republik Indonesia, HM Soeharto mendapat dukungan dari sejumlah kalangan akademisi, peneliti hingga anggota legislatif.
Mereka menilai Soeharto layak menyandang gelar tersebut atas kontribusinya dalam membangun fondasi ekonomi nasional, memperkuat ideologi Pancasila, serta menjaga stabilitas bangsa selama masa kepemimpinannya.
Pandangan ini mengemuka dalam diskusi publik bertajuk Soeharto Sebagai Pahlawan Nasional: Pelajaran Sejarah dan Visi Pembangunan yang digelar di Jakarta, menghadirkan narasumber Ganjar Darussalam, S.Pd (pegiat media), Hj. Karmila Sari (Anggota DPR RI), dan Sahal Mubarok, S.Fil.I., M.A., M.Ud (Peneliti Pusat Kajian Pancasila – Pusaka Pancasila).
Baca juga: Al Muzzammil Yusuf: Soeharto Punya Peran Krusial Jaga Pancasila dari Ancaman G30S/PKI
Dari Desa ke Istana, Simbol Kepemimpinan Pembangunan
Ganjar Darussalam menilai Soeharto merupakan figur pemimpin yang lahir dari rakyat biasa namun mampu membawa Indonesia menuju era pembangunan yang stabil dan terarah.
Menurutnya, Soeharto berhasil menanamkan semangat kemandirian bangsa melalui berbagai kebijakan strategis, mulai dari program swasembada pangan hingga pembangunan infrastruktur dasar.
“Soeharto adalah contoh nyata bahwa kemajuan bangsa hanya bisa dicapai bila rakyatnya sehat, berpendidikan, dan sejahtera. Melalui program Inpres SD, angka buta huruf berhasil ditekan dari 60 persen menjadi hanya 10%,” ujar Ganjar, Selasa (11/11/2025).
Ekonomi Tumbuh, Identitas Nasional Menguat
Anggota DPR RI Hj. Karmila Sari juga menilai capaian ekonomi Indonesia pada era Orde Baru tidak bisa dipungkiri sebagai bagian penting dari sejarah kemajuan bangsa.
Ia menyoroti keberhasilan Indonesia mencapai swasembada beras pada 1984 dan pertumbuhan ekonomi rata-rata 7 persen sebagai bukti kepemimpinan Soeharto yang visioner dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat.
“Beliau bukan hanya membangun waduk dan jalan, tetapi juga memperkuat jati diri bangsa melalui program P4 dan kebijakan transmigrasi yang masih terasa dampaknya hingga kini,” ungkapnya.
Rekonsiliasi Sejarah dan Penghormatan Etis
Sementara itu, peneliti Pusat Kajian Pancasila (Pusaka PANCASILA) Sahal Mubarok menegaskan bahwa wacana pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto perlu dilihat dalam bingkai rekonsiliasi sejarah.
Menurutnya, bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai jasa para pemimpinnya tanpa menafikan kritik dan pembelajaran dari masa lalu.
Baca juga: Guntur Romli PDIP: Pemberian Gelar Pahlawan bagi Soeharto Bertentangan dengan Akal Sehat
“Penilaian terhadap tokoh sejarah tidak boleh hanya berdasar suka atau tidak suka. Kita harus melihat konteks zamannya dan kontribusinya terhadap kedaulatan serta pembangunan nasional,” tegas Sahal.
Sebelumnya Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan gelar pahlawan nasional tahun 2025 kepada 10 tokoh. Penganugerahan tersebut dilakukan di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11/2025).
Penganugerahan ini dilakukan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 116/TK/Tahun 2025 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
"Marilah kita sejenak mengenang arwah dan jasa-jasa para pahlawan yang telah berkorban untuk kemerdekaan kedaulatan dan kehormatan bangsa Indonesia yang telah memberi segala-galanya agar kita bisa hidup merdeka dan kita bisa hidup dalam alam yang sejahtera," ujar Presiden saat mengheningkan cipta.
Kesepuluh tokoh yang diberikan gelar pahlawan nasional dalam rangka Hari Pahlawan Tahun 2025 tersebut adalah:
1. Almarhum K.H. Abdurrahman Wahid (Bidang Perjuangan Politik dan Pendidikan Islam)
2. Almarhum Jenderal Besar TNI H. M. Soeharto (Bidang Perjuangan Bersenjata dan Politik)
3. Almarhumah Marsinah (Bidang Perjuangan Sosial dan Kemanusiaan)
4. Almarhum Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja (Bidang Perjuangan Hukum dan Politik)
5. Almarhumah Hajjah Rahmah El Yunusiyyah (Bidang Perjuangan Pendidikan Islam)
6. Almarhum Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo (Bidang Perjuangan Bersenjata)
7. Almarhum Sultan Muhammad Salahuddin (Bidang Perjuangan Pendidikan dan Diplomasi)
8. Almarhum Syaikhona Muhammad Kholil (Bidang Perjuangan Pendidikan Islam)
9. Almarhum Tuan Rondahaim Saragih (Bidang Perjuangan Bersenjata)
10. Almarhum Zainal Abidin Syah (Bidang Perjuangan Politik dan Diplomasi)
Gelar Pahlawan Nasional
| Abdul Muthalib Sangadji Tak Jadi Pahlawan Nasional, Pemerintah Diminta Jelaskan Kriteria Penilaian |
|---|
| Fadli Zon Sebut Proses Hukum Soal Korupsi & Pelanggaran HAM Soeharto Sudah Tuntas dan Tidak Terbukti |
|---|
| Ketua MPR Ahmad Muzani Nilai Penganugerahan Soeharto Sebagai Pahlawan Tradisi yang Baik |
|---|
| Anugerah Gelar Pahlawan Nasional Wujud Penghormatan atas Jasa Tokoh Bangsa |
|---|
| “Saya Undang Anda Ziarah ke Makam Marsinah di Nganjuk”: Permintaan Kakak ke Kapolri |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.