Gelar Pahlawan Nasional
Ridwan Bae: Dari Infrastruktur hingga Stabilitas Nasional, Warisan Soeharto Tetap Relevan
Ridwan Bae menegaskan bahwa langkah Presiden Prabowo menunjukkan sikap kenegarawanan yang menghargai jasa para pemimpin sebelumnya
Ringkasan Berita:
- Presiden Prabowo menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada 10 tokoh
- Satu diantaranya yang mengundang pro dan kontra adalah Mantan Presiden Soeharto
- Namun Pimpinan Komisi V DPR dari Fraksi Golkar Ridwan Bae menilai gelar pahlawan nasional untuk Soeharto sangat wajar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Ir. Ridwan Bae, menyampaikan apresiasi kepada Presiden Prabowo Subianto atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada 10 tokoh bangsa dalam upacara yang digelar di Istana Negara, Jakarta.
Penganugerahan tersebut melalui proses seleksi yang ketat oleh Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK).
Baca juga: Wakil Ketua Umum NasDem Minta Publik Legawa Terima Kenyataan Soeharto jadi Pahlawan Nasional
Dari total 49 nama yang diusulkan dan 24 nama yang direkomendasikan secara prioritas, kemudian Presiden memilih 10 nama pahlawan.
Ir. Ridwan Bae menegaskan bahwa langkah Presiden Prabowo menunjukkan sikap kenegarawanan yang menghargai jasa para pemimpin sebelumnya dalam perjalanan sejarah bangsa.
Baca juga: Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, Mengenang Jasa ‘The Smiling General’
“Presiden Prabowo memiliki sikap negarawan dalam menghargai jasa para presiden terdahulu, termasuk Soeharto dan Gus Dur. Ini adalah bentuk penghormatan terhadap kontribusi para tokoh yang memberikan warna besar dalam perjalanan republik,” ujarnya, Selasa (11/11/2025).
Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Sulawesi Tenggara ini menjelaskan bahwa Soeharto merupakan sosok yang meninggalkan warisan pembangunan yang nyata bagi rakyat Indonesia.
“Kita harus jujur bahwa sejarah dan kemajuan bangsa ini tidak terlepas dari kebijakan dan nilai-nilai perjuangan yang diwariskan oleh Pak Harto. Jasa-jasa besar Soeharto untuk negara ini terlalu nyata untuk dihapus dari sejarah, sebab Soeharto adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia, baik terkait pembangunan nasional, pertumbuhan ekonomi, hingga birokrasi pemerintahan yang teratur,” tegas Mantan Bupati Muna ini.
Sebagai pimpinan alat kelengkapan dewan yang membidangi infrastruktur, perhubungan, dan transportasi, Ir. Ridwan Bae menilai bahwa era pembangunan Soeharto membuka akses konektivitas nasional secara luas.
“Dari Sabang sampai Merauke, pembangunan jalan, pelabuhan, bandara, hingga pemberdayaan ekonomi masyarakat telah membuka ruang mobilitas dan produktivitas rakyat. Itu fondasi penting yang harus kita akui sebagai bagian dari perjalanan bangsa,” jelasnya.
Ir. Ridwan Bae menekankan bahwa penganugerahan gelar Pahlawan Nasional bukanlah seremonial semata, tetapi momentum untuk memandang sejarah secara menyeluruh.
“Kita tidak boleh terjebak pada narasi politik yang sempit. Bangsa besar adalah bangsa yang menghargai seluruh perjalanan perjuangannya. Kita harus bersatu, belajar dari para pemimpin terdahulu, dan melangkah menuju Indonesia Maju,” tutupnya.
Baca juga: Meski Banyak Pertentangan, Pengamat Nilai Kecil Kemungkinan Gelar Pahlawan Nasional Soeharto Dicabut
Daftar 10 Penerima Gelar Pahlawan Nasional 2025
Presiden Prabowo Subianto menetapkan 10 tokoh sebagai Pahlawan Nasional. Penetapan dilakukan di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11/2025) bertepatan dengan Hari Pahlawan.
Berikut daftar 10 tokoh yang mendapatkan gelar Pahlawan Nasional, beserta jasanya:
1. Almarhum K.H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dari Provinsi Jawa Timur
Gus Dur ditetapkan sebagai Pahlawan dengan perjuangan politik dan pendidikan Islam.
Dia merupakan tokoh bangsa yang sepanjang hidupnya mengabdikan diri memperjuangkan kemanusiaan, demokrasi, dan pluralisme di Indonesia.
2. Almarhum Jenderal Besar TNI H. M. Soeharto dari Provinsi Jawa Tengah
Soeharto ditetapkan sebagai Pahlawan bidang perjuangan yang sudah menonjol sejak masa kemerdekaan.
Sebagai wakil komandan BKR Yogyakarta, Soeharto memimpin pelucutan senjata di Jepang Kota Baru pada 1945.
3. Almarhumah Marsinah dari Provinsi Jawa Timur
Marsinal ditetapkan sebagai Pahlawan bidang perjuangan sosial dan kemanusiaan
Dia menjadi simbol keberanian, moral, dan perjuangan HAM dari kalangan rakyat biasa.
Marsinah Lahir di Desa Mojo, Nganjuk, Jawa Timur dan tumbuh dalam keluarga petani miskin yang menanamkan nilai kerja dan keadilan sosial.
4. Almarhum Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja dari Provinsi Jawa Barat
Mochtar ditetapkan sebagai Pahlawan dalam bidang perjuangan hukum dan politik.
Perjuangannya yang paling menonjol adalah gagasan Mochtar tentang konsep negara kepulauan yang digunakan oleh Djuanda Kartawidjaja dalam mendeklarasikan Djuanda tahun 1953.
5. Almarhumah Hajjah Rahmah El Yunusiyyah dari Provinsi Sumatera Barat
Rahmah El Yunusiyyah ditetapkan sebagai Pahlawan bidang perjuangan pendidikan Islam.
Dia merupakan ulama, pendidik, dan pejuang kemerdekaan yang dedikasinya paling menonjol dalam mempelopori pendidikan perempuan Islam di Indonesia.
6. Almarhum Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo dari Provinsi Jawa Tengah
Sarwo Edhie ditetapkan sebagai Pahlawan bidang perjuangan bersenjata.
Perjuangan militer Sarwo Edhie dimulai sebagai komandan kompi dalam TKR selama periode perang kemerdekaan 1945-1949.
7. Almarhum Sultan Muhammad Salahuddin dari Provinsi Nusa Tenggara Barat
Sultan Muhammad Salahuddin ditetapkan sebagai Pahlawan bidang perjuangan pendidikan dan diplomasi.
Dia berperan besar di bidang pendidikan dan menjadikan HIS di Raba pada tahun 1920, sekolah kejuruan wanita tahun 1922, hingga sekolah agama dan umum tahun 1922.
8. Almarhum Syaikhona Muhammad Kholil dari Provinsi Jawa Timur
Syaikhona Muhammad Kholil ditetapkan sebagai Pahlawan bidang perjuangan pendidikan Islam.
Dia merupakan ulama karismatik yang menempuh jalur pendidikan kultural, sosial, dan agama.
9. Almarhum Tuan Rondahaim Saragih dari Provinsi Sumatera Utara
Tuan Rondahaim Saragih ditetapkan sebagai Pahlawan bidang perjuangan bersenjata.
Dia juga dikenal sebagai Napoleon dari Batak dan di bawah kepemimpinannya, pasukan rakyat di Simalungun mencatatkan riwayat perjuangan menonjol melawan kolonialisme Belanda dengan fokus pada pertahanan kemerdekaan yang berhasil. Kemenangan signifikan terutama setelah pertempuran Dolok Merawan dan Dolok Sagala.
10. Almarhum Zainal Abidin Syah dari Provinsi Maluku Utara
Zainal Abidin Syah ditetapkan sebagai Pahlawan bidang perjuangan politik dan diplomasi.
Dia adalah Sultan Tidore ke-37 yang memimpin sejak tahun 1946 hingga wafatnya pada tahun 1967.
Gelar Pahlawan Nasional
| Soeharto Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Surya Paloh: Selamat kepada Keluarga Besar Pak Harto |
|---|
| Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto Disebut Simbol Penghormatan atas Jasa Pembangunan Indonesia |
|---|
| Marsinah Dapat Gelar Pahlawan Nasional, KSPSI: Perjuangannya Mulia |
|---|
| Al Muzzammil Yusuf: Soeharto Punya Peran Krusial Jaga Pancasila dari Ancaman G30S/PKI |
|---|
| Putri Gus Dur Tolak Penganugerahan Pahlawan kepada Soeharto: Akui Korban Sebelum Gelar Diberikan |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.