Rabu, 12 November 2025

Penculikan Balita di Makassar

Ketua KPAI: Orang Tua Jadi Pelindung Utama Anak dari Ancaman Penculikan dan Kekerasan

KPAI menyatakan, orang tua adalah pelindung utama anak dari ancaman penculikan atau kekerasan

Editor: Wahyu Aji
Tribun Makassar
PENCULIKAN ANAK - Tangkapan layar rekaman CCTV saat Bilqis Ramdhani (4) diduga diculik seorang wanita di Taman Pakui Sayang, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (2/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Ketua KPAI Ai Maryati Solihah menegaskan bahwa orang tua adalah pelindung utama bagi anak dari ancaman penculikan dan kekerasan.
  • Ai menekankan pentingnya pengawasan melalui komunikasi dua arah antara orang tua dan anak.
  • KPAI meminta pemerintah daerah menyediakan fasilitas publik yang ramah dan aman bagi anak.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Ai Maryati Solihah menyatakan, orang tua adalah pelindung utama anak dari ancaman penculikan atau kekerasan yang marak terjadi belakangan ini.

Anak-anak ujar dia, harus mendapatkan hak bermain, hak rekreasi dan hak pendidikan dengan aman.

Dalam situasi apa pun baik di rumah, di sekolah, di ruas jalan anak harus dalam kondisi aman.

“Orang tua harus tetap menjadi pelindung utama. Anak mau naik ojol, mau naik motor, naik kendaraan bersama orang tua atau dengan orang lain yang dikenal, itu harus betul-betul bersandar pada sisi keamanan dan sisi kenyamanan,”

“Jadi orang tua harus jadi pelindung utama dalam berbagai bentuk, walaupun digantikan fungsinya. Pengawasan harus tetap menyeluruh,” tegas dia saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (11/11/2025).

Sebagai orang tua tentu sadar bahwa tidak bisa mengawasi anak dalam waktu 24 jam penuh.

Namun dengan pengawasan melalui komunikasi yang efektif dan lingkungan yang mendukung maka anak bisa merasa aman dan nyaman.

Pentingnya koordinasi dengan guru, pelatih olahraga, hingga petugas kebersihan atau penjaga di tempat anak beraktivitas.

Hal ini menjadi bagian dari upaya membangun komunitas yang ramah dan hangat bagi anak.

“Orang tua enggak mungkin 24 jam pantau anak. Tapi kalau pengawasan itu sangat memungkinkan. Bentuknya seperti apa? Komunikasi dengan orang yang ada bersama anak,” ujarnya.

Selain pengawasan, komunikasi dua arah antara orang tua dan anak juga menjadi hal yang sangat penting.

Anak perlu diajarkan untuk tidak mudah percaya kepada orang asing serta memahami langkah-langkah sederhana untuk menjaga diri.

“Orang tua harus berkomunikasi ke anak agar tidak ikut atau tidak mau apabila ada orang yang tidak dikenal mengajak,” kata Ai.

Orang tua juga diingatkan agar memastikan setiap tempat yang dikunjungi bersama anak berada dalam kondisi aman misalnya tempat rekreasi.

Dirinya berharap, pemerintah daerah perlu menyediakan sarana-prasarana pendukung seperti rambu keamanan, tempat pengaduan, serta ruang publik ramah anak.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved