Hari Ayah Nasional
40 Pantun Hari Ayah Nasional 12 November, Menarik dan Menyentuh Hati
Simak kumpulan pantun untuk memeriahkan peringatan Hari Ayah Nasional 12 November.
TRIBUNNEWS.COM - Hari Ayah Nasional diperingati pada 12 November setiap tahunnya.
Peringatan Hari Ayah Nasional bertujuan untuk menghargai peran ayah dalam keluarga.
Hari Ayah Nasional juga dimaksudkan untuk mengingatkan pentingnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak.
Mengutip Wikipedia, Hari Ayah Nasional pertama kali diprakarsai oleh paguyuban lintas agama dan budaya yang bernama Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP).
Peringatan Hari Ayah Nasional kemudian ditetapkan setelah mendapat piagam deklarasi dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) serta bupati di 4 penjuru Indonesia yakni Sabang, Merauke, Sangir Talaud dan Pulau Rote.
Salah satu cara untuk menyemarakkan peringatan ini adalah dengan menyampaikan pantun kepada ayah tercinta.
Isi pantun untuk Hari Ayah Nasional bisa bermacam-macam, seperti ungkapan kasih sayang, doa dan harapan baik serta rasa terima kasih.
40 Pantun untuk Hari Ayah Nasional
Sebagai referensi, berikut Tribunnews.com rangkum 20 pantun untuk memeriahkan peringatan Hari Ayah Nasional 2025:
1. Ke pasar pagi beli mentega,
Jangan lupa membeli perisa.
Selamat Hari Ayah, pahlawan keluarga,
Jasamu besar sepanjang masa.
2. Lagu merdu terdengar syahdu,
Mengiringi senyum keluarga bahagia.
Selamat Hari Ayah untukmu,
Terima kasih atas cinta dan doa.
3. Angin sore berhembus lembut,
Daun berjatuhan menari pelan.
Kasih Ayah tiada surut,
Menjadi kekuatan dalam perjalanan.
Baca juga: 15 Ide Kado Hari Ayah Nasional yang Sederhana tapi Bermakna
4. Ranting kering terbawa arus,
Daun gugur jatuh ke tanah.
Terima kasih, Ayah, atas pengorbanan tulus,
Engkau pahlawan tanpa tanda jasa.
5. Nelayan pulang membawa ikan,
Anak tersenyum sambut dengan gembira.
Semoga Ayah panjang umur dan keteguhan,
Hidup damai penuh bahagia.
6. Mentari pagi bersinar cerah,
Burung bernyanyi di dahan tua.
Cinta Ayah tiada pernah lelah,
Jadi cahaya sepanjang usia.
7. Daun jatuh tertiup angin,
Hujan reda, bumi pun wangi.
Ayah tersayang, panutan tak tergantikan,
Cintamu abadi, tiada henti.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.