Redenominasi Rupiah
CELIOS: Redenominasi Rupiah Bukan Hal Utama untuk Tingkatkan Kepercayaan Investor
Peneliti ekonomi CELIOS (Center of Economic and Law Studies) Dyah Ayu Febriani mengomentari munculnya wacana redenominasi Rupiah.
Ringkasan Berita:
- CELIOS (Center of Economic and Law Studies), lembaga penelitian independen yang fokus pada kajian makro-ekonomi, keadilan fiskal, transisi energi, dan kebijakan publik, mengomentari munculnya wacana redenominasi rupiah.
- Menurut peneliti ekonomi CELIOS Dyah Ayu Febriani, redenominasi bukanlah hal utama untuk meningkatkan kepercayaan investor.
- Ia menyebut, faktor-faktor yang meningkatkan kepercayaan investor, di antaranya ialah stabilitas makroekonomi hingga transparansi komunikasi publik.
TRIBUNNEWS.COM - CELIOS (Center of Economic and Law Studies), lembaga penelitian independen yang fokus pada kajian makroekonomi, keadilan fiskal, transisi energi, dan kebijakan publik, mengomentari munculnya wacana redenominasi Rupiah.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), redenominasi diartikan sebagai penyederhanaan nilai mata uang rupiah tanpa mengubah nilai tukarnya.
Menurut peneliti ekonomi CELIOS Dyah Ayu Febriani, redenominasi bukanlah hal utama untuk meningkatkan kepercayaan investor.
"Masuk akal untuk meningkatkan kepercayaan investor. Tapi ingat kalau redenominasi itu bukanlah hal yang utama untuk meningkatkan kepercayaan investor," ucap Dyah dalam acara On Focus di YouTube Tribunnews, Rabu (12/11/2025).
Ia menyebut, faktor-faktor yang meningkatkan kepercayaan investor, di antaranya ialah stabilitas makroekonomi hingga transparansi komunikasi publik.
"Tetapi satu, stabilitas makroekonomi, stabilitas politik negara di domestik itu sendiri seperti apa, serta adanya transparansi komunikasi publik yang insentif, serta rendahnya korupsi di negara itu sendiri," jelas Dyah.
Ia mengatakan bahwa ease of doing business (indeks kemudahan berbisnis) di Indonesia masih sangat rendah.
Atas dasar itu, para investor mulai pergi ke negara tetangga seperti Vietnam dan Filipina.
"Karena layer (lapisan) birokrasi (Indonesia) yang berlapis serta adanya persiapan teknis yang bisa dibilang kurang rapi dan juga hierarkial yang sangat panjang," tuturnya.
Dyah Ayu pun kembali menegaskan bahwa redenominasi bukan langkah utama untuk meningkatkan kepercayaan investor.
"Dan dari pribadi saya bahwa redenominasi ini bukanlah hal yang utama untuk meningkatkan kepercayaan investor, tapi bagaimana pemerintah ini untuk menjaga kestabilan stabilitas makroekonomi dan juga bagaimana adanya konsistensi kebijakan dan regulasi itu sendiri," terangnya.
Baca juga: Celios Sebut Indonesia Baru Siap Redenominasi Rupiah 8-10 Tahun ke Depan, Sentil Program Pemerintah
Terpisah, Badan Pengelola Investasi Danantara menyatakan, redenominasi rupiah tidak akan mengganggu arus investasi ke Indonesia.
Redenominasi rupiah diwacanakan Bank Indonesia (BI) melalui penyederhanaan nilai nominal rupiah dengan menghapus angka nol di belakang bilangan Rupiah tanpa mengubah nilai uang tersebut, misalnya, Rp1.000 menjadi Rp1.
Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria meyakini redenominasi akan berdampak baik untuk semua.
"Itu sama sekali enggak (mempengaruhi investasi). Karena buat kita apa pun yang dilakukan oleh pemerintah itu pasti sesuatu yang baik dan sudah dipikirkan," ujar Dony di Kemenko Pangan, Selasa (11/11/2025).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.