Jumat, 14 November 2025

Khutbah Jumat, 14 November 2025: Berlebihan Selalu Berakibat Buruk

Artikel berikut berisi tentang teks khutbah Jumat berjudul "Berlebihan Selalu Berakibat Buruk", bisa dibacakan saat shalat Jumat, 14 November 2025.

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
KHUTBAH JUMAT - Sejumlah umat muslim melaksanakan shalat jumat berjamaah di antara kios di Pasar Tanah abang blok F, Jakarta Pusat, Jumat (26/6/2015). Berikut teks khutbah Jumat berjudul "Berlebihan Selalu Berakibat Buruk", bisa dibacakan saat shalat Jumat, 14 November 2025. 

TRIBUNNEWS.COM - Teks khutbah berjudul "Berlebihan Selalu Berakibat Buruk" bisa dibacakan saat shalat Jumat, 14 November 2025.

Khutbah Jumat adalah ceramah agama yang disampaikan oleh seorang khatib sebelum pelaksanaan salat Jumat.

Khutbah merupakan bagian penting dari ibadah salat Jumat dan memiliki beberapa fungsi, seperti memberikan nasihat, bimbingan moral, dan pesan-pesan agama kepada jamaah.

Adapun teks khutbah dalam artikel berikut akan mengajak kita semua untuk merenungkan sebuah kata nasihat "hiduplah dengan seimbang" agar selamat dunia dan akhirat.

Islam adalah agama keseimbangan, tidak berlebih-lebihan dan tidak pula meremehkan.

Dikutip dari laman Simbi Kemenag, berikut teks khutbah berjudul "Berlebihan Selalu Berakibat Buruk" untuk shalat Jumat, 14 November 2025.

Baca juga: Doa ketika Marah agar Emosi Hilang dan Tak Dikuasai Setan

Berlebihan Selalu Berakibat Buruk

Khotbah Pertama

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَمَرَنَا بِلُزُمِ اْلجَمَاعَةِ، وَنَهَانَا عَنِ اْلاِخْتِلَافِ وَالتَفَرُّقَةُ، وَاْلصَّلَاةُ وَالسَّلآمُ عَلٰى نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَا بِهِ هُدَاةِ اْلاُمَّةِ، أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُه، مَاشَاءَاللهُ كَانْ وَمَالَمْ يَشَأْلَمْ يَكُنْ لَاحَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْم، أَمَّا بَعْد. فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ، اُوْصِيْكُمْ فَإيَّايَ بِتَقْوَالله، فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، فَقَالَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ كِتَابِهِ اْلكَرِيْمِ، يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, agar hidup kita diberkahi di dunia dan di akhirat. Pada kesempatan kali ini, khatib akan menyampaikan kepada kita semua untuk merenungkan sebuah kata nasihat yang sudah tidak asing di telinga kita, yaitu “hiduplah dengan seimbang” agar selamat dunia dan akhir. Islam adalah agama keseimbangan, tidak berlebih-lebihan dan tidak pula meremehkan. Allah Swt berfirman dalam surah Al-A‘raf [7] ayat 31:

يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ.

“Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.”

Pada ayat di atas, ditafsir oleh beberapa ulama diantaranya Menurut Ibnu Katsir dan Imam Al-Qurthubi. Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini, yaitu memerintahkan kepada manusia untuk berhias (menutup aurat, memakai pakaian yang rapi) ketika mendatangi masjid, terutama saat salat. Ayat ini turun untuk membantah kebiasaan kaum jahiliah yang tawaf di Kakbah tanpa busana. Selanjutnya Imam Al-Qurthubi menafsirkan bahwa berpakaian rapi ketika beribadah adalah bentuk penghormatan kepada Allah Swt dan menunjukkan adab seorang hamba.

Jemaah Jum’at yang dimuliakan Allah Swt,

Kata “tusrifuu” bukan hanya identik dengan berlebih-lebihan dalam konteks membeli pakaian sebagaimana tafsir dari Ibnu Katsir dan Imam Al-Qurthubi, namun lebih dari itu, “wala tusrifuu” dapat dimaksudkan pada hal-hal lainnya yang dapat berdampak buruk, diantaranya: pertama, berlebihan dalam berbelanja atau hedonisme. Di kota-kota besar Indonesia, fenomena belanja berlebihan sudah menjadi gaya hidup. Tumbuh pesatnya penjualan online selalu ramai bukan karena kebutuhan mendesak, melainkan untuk memuaskan nafsu konsumtif. Banyak masyarakat terjerat hutang kartu kredit atau pinjaman daring hanya ingin mengikuti tren tanpa mempertimbangkan kemampuan ekonomi. Akibatnya, rumah tangga banyak mengalami krisis keuangan dan diikuti stres yang meningkat.

Kedua, berlebihan dalam berbicara. Banyak berbicara termasuk perilaku yang tidak terpuji karena dapat menjerumuskan seseorang pada dosa dan menyingkap aib. Rasulullah saw mengingatkan bahwa salah satu ciri orang beriman adalah menjaga lisannya dari ucapan yang sia-sia dan menyakitkan. Terlalu banyak berbicara membuka peluang munculnya kebohongan, gibah, fitnah, serta menyakiti perasaan orang lain.

Ketiga, berlebihan dalam eksploitasi alam. Sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia kaya akan sumber daya alam, tetapi eksploitasi bumi, penebangan hutan, dan pembakaran lahan secara berlebihan telah menyebabkan kerusakan lingkungan. Dampaknya nyata: banjir bandang, tanah longsor, kabut asap, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Fenomena ini sesuai dengan pesan Al-Qur’an bahwa perusakan di darat dan laut banyak disebabkan ulah manusia yang berlebihan.

Keempat, berlebihan konsumsi makanan dan minuman. Pola hidup makan dan minuman yang berlebihan banyak terjadi di Indonesia juga menimbulkan masalah serius. Tingkat obesitas terus meningkat, sementara di sisi lain masih banyak masyarakat yang kekurangan gizi. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan adanya double burden of malnutrition, yaitu suatu kondisi dimana sebagian masyarakat kekurangan makanan, sebagian lagi berlebihan. Kedua-duanya membawa dampak buruk.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved