Kemenkes Soroti Dampak Fatherless di Indonesia, Anak Berisiko Kehilangan Arah di Masa Depan
Ayah harus terus ada setiap hari berkomunikasi dengan anak. Tujuannya agar anak merasakan kehadiran orang tua secara emosional.
Ringkasan Berita:
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) menyoroti dampak fenomena fatherless pada anak-anak Indonesia.
Fatherless adalah kondisi ketika seorang anak tumbuh tanpa kehadiran, keterlibatan, atau peran aktif dari ayah dalam kehidupannya yang bisa disebabkan oleh perceraian, ayah meninggal, ayah bekerja jauh, ayah ada secara fisik tetapi tidak hadir secara emosional hingga hubungan keluarga yang tidak harmonis.
Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kemenkes RI Imran Pambudi mengatakan, fatherless berpotensi membuat anak-anak salah jalan di masa depan.
Anak laki–laki dan perempuan membutuhkan figur orang tua.
Baca juga: Ungkap Ketakutan Terbesarnya, Ringgo Agus Soroti Fenomena Fatherless
“Ketika masa pertumbuhan dan perkembangannya anak-anak harus punya bayangan, begini peran laki-laki dan peran perempuan,” tutur dia di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Jika tidak ada sosok ayah dimasa-masa itu, dikhawatirkan anak akan kehilangan role model-nya.
Seperti anak perempuan, maka dia akan mudah terbujuk rayu oleh laki-laki, lantaran dia merindukan sosok ayah.
“Ini disalahgunakan oleh laki-laki, sehingga perempuan ini akan lebih mudah dirayu, lebih mudah tertarik sama orang-orang yang figur ayahnya kuat,” ujar Imran.
Sementara anak laki-laki membutuhkan ayah sebagai pengayom.
Jika tidak ada, maka ia akan cenderung menjadi anak yang memiliki kontrol diri yang rendah.
Mereka cenderung tumbuh dengan kecanduan gadget, game online, napza, rokok dan lainnya.
“Jadi anak ini akan melihat dari role modelnya sejak kecil. Kalau kehilangan role model ini akan sangat berpengaruh,” ujar dia.
Sekalipun ayah harus bekerja dan sibuk dengan beragam aktivitas, Imran berharap, para ayah bisa memiliki quality time dengan anak-anak.
Ayah harus terus ada setiap hari berkomunikasi dengan anak.
| Menkes: Rujukan Berjenjang Bisa Bikin Pasien Keburu Wafat |
|
|---|
| Polisi Periksa 46 Saksi Anak Terkait Insiden Ledakan Bom di SMAN 72 Jakarta |
|
|---|
| KPAI: Aksi Gus Elham Cium Anak Perempuan Langgar UU & Menyerang Harkat dan Martabat Anak |
|
|---|
| Tindakan Gus Elham Dinilai Tak Pantas, Menteri Arifah Fauzi Ingatkan Bahaya Sentuhan Tanpa Izin |
|
|---|
| Pernyataan Polisi Terkait Adopsi Anak Sebagai Cara Perbaikan Keturunan SAD Mendapat Kritikan |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.