20 Negara Pelajari Keberhasilan JKN, BPJS Kesehatan Ungkap Kunci Transformasi Digital
Selain transformasi digital, BPJS Kesehatan juga memanfaatkan big data sebagai basis pengambilan keputusan
TRIBUNNEWS.COM – Kesuksesan Indonesia mencapai Universal Health Coverage (UHC) melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menarik perhatian dunia. Lebih dari 20 negara anggota Joint Learning Network (JLN) bersama perwakilan Bank Dunia datang langsung ke Kantor BPJS Kesehatan, Jumat (14/11/2025), untuk mempelajari bagaimana Indonesia mampu mengelola jaminan sosial kesehatan dalam cakupan penduduk yang sangat besar dan tersebar di ribuan pulau.
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti, menjelaskan bahwa Indonesia menghadapi tantangan geografis dan demografis yang tidak mudah. Namun, dalam sepuluh tahun penyelenggaraan JKN, lebih dari 98 persen penduduk telah tercakup sebagai peserta.
“Indonesia tidak hanya memperluas cakupan, tetapi juga membangun tata kelola pembiayaan serta sistem pelayanan yang semakin efisien dan mudah diakses. Ini lompatan besar dalam sistem kesehatan nasional,” ujar Ghufron.
Ia menegaskan bahwa digitalisasi menjadi fondasi utama keberhasilan JKN. Mulai dari antrean online, integrasi layanan fasilitas kesehatan, Aplikasi Mobile JKN, i-Care JKN, hingga inovasi terbaru berupa teknologi Face Recognition BPJS Kesehatan (FRISTA), seluruhnya dirancang untuk mempercepat, mempermudah, dan mengefisienkan pelayanan kepada peserta.
“Dengan FRISTA, proses verifikasi menjadi lebih cepat, akurat, dan aman. Ini membantu mengurangi antrean dan meminimalisir kesalahan identitas,” jelasnya.
Selain transformasi digital, BPJS Kesehatan juga memanfaatkan big data sebagai basis pengambilan keputusan. Data kepesertaan dan data pelayanan yang sangat besar dimanfaatkan untuk memetakan kebutuhan layanan, memprediksi tren penyakit, mengelola pembiayaan, hingga mendeteksi potensi fraud.
“Kami mengelola salah satu big data kesehatan terbesar di dunia. Data ini memastikan kebijakan yang dibuat berbasis bukti, bukan asumsi,” tegas Ghufron.
Untuk memastikan layanan berjalan optimal, BPJS Kesehatan mendirikan Command Center yang memantau penyelenggaraan JKN secara real-time di seluruh Indonesia. Mulai dari kesiapan fasilitas kesehatan, indikator mutu layanan, beban sistem TI, pergerakan kepesertaan, hingga potensi gangguan operasional dapat dipantau setiap saat.
Ghufron turut memaparkan kemampuan BPJS Kesehatan dalam mendukung penanganan kedaruratan kesehatan masyarakat, seperti saat pandemi Covid-19. BPJS Kesehatan turut melakukan verifikasi klaim, mempercepat pembayaran, serta memanfaatkan data penyakit untuk mendukung pengambilan kebijakan lintas kementerian dan lembaga.
Keberhasilan transformasi JKN juga ditopang oleh dedikasi insan BPJS Kesehatan. Hal ini terbukti dari penghargaan internasional di ajang International Customer Experience Awards (ICXA) 2025 di London.
“Keberlanjutan Program JKN hanya dapat terjaga melalui sinergi semua pihak—pemerintah, fasilitas kesehatan, mitra kerja, dan peserta. Kami akan terus memperkuat inovasi dan kolaborasi agar JKN semakin berkualitas dan berkelanjutan,” tutup Ghufron.
Baca juga: Pahlawan Tanpa Tanda Jasa asal Semarang Bisa Berobat Tanpa Kendala berkat JKN
| Menkes Protes Sistem Berjenjang Rujukan BPJS Kesehatan yang Tak Efisien: Keburu Wafat Nanti Dia |
|
|---|
| Menkes: Rujukan Berjenjang Bisa Bikin Pasien Keburu Wafat |
|
|---|
| Sutriah: Rugi Tak Ikut JKN, Manfaatnya Besar dan Bikin Hidup Lebih Tenang |
|
|---|
| Wamenkes, BPJS Kesehatan hingga Gubernur DKI Bicara Soal Warga Baduy Ditolak RS karena Tak Punya KTP |
|
|---|
| Warga Baduy Ditolak RS karena Tak Punya KTP, Begini Tanggapan BPJS Kesehatan |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.