Senin, 8 September 2025

Gaikindo Tetap Optimistis Pasar Mobil LCGC Berkembang Meski Kena Pajak PPnBM

Pengenaan PPnBM terhadap LCGC seharusnya sudah mulai diberlakukan per 16 Oktober 2021 lalu.

Editor: Choirul Arifin
Istimewa
Daihatsu Ayla, salah satu mobil LCGC yang akan dipajaki dengan PPnBM penuh. 

Laporan Reporter: Muhammad Julian

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Segmen kendaraan low cost green car (LCGC) bisa jadi dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) pada tahun 2022 mendatang.

Dengan adanya Peraturan Pemerintah (PP) No. 73 Tahun 2019 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) juncto PP No. 74 Tahun 2021 tentang Perubahan PP No. 73 Tahun 2019, mobil LCGC dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) 3% atau tak lagi memperoleh keistimewaan PPnBM nol persen.

Pengenaan PPnBM terhadap LCGC seharusnya sudah mulai diberlakukan per 16 Oktober 2021 lalu.

Namun karena ada Keputusan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No 1737 Tahun 2021, mobil LCGC masih termasuk dalam daftar penerima insentif PPnBM 100 persen.

Dengan begitu, harga mobil LCGC masih sama seperti sebelumnya hingga Desember 2021.

Baca juga: Mobil Murah LCGC Memang Layak Kena Pajak PPnBM

Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie Sugiarto optimistis, pasar segmen LCGC masih akan berkembang di tahun depan.

Menurutnya, pengenaan PPnBM 3% terhadap segmen LCGC merupakan jumlah yang tidak terlalu besar.

Baca juga: Pajak Mobil LCGC Berpeluang Naik, Toyota: Bisa Berimbas ke Harga Jual dan Besaran Cicilan

Dengan demikian, saat dikenai PPnBM 3% kelak, kenaikan harga pada mobil LCGC tidak akan terlalu signifikan “Segmen LCGC masih akan tetap berkembang, karena harganya terjangkau,” ujar Jongkie kepada Kontan.co.id, Kamis (16/12/2021).

Dia juga memperkirakan, pangsa pasar LCGC di 2022 bisa mencapai sekitar 20% dari total penjualan nasional di tahun 2022.

Baca juga: Siap-siap, Mulai Oktober Harga Mobil LCGC Bakal Kena PPnBM 3 Persen

Sebagai pembanding, berdasarkan data Gaikindo, penjualan ritel LCGC nasional (di sepanjang Januari-November 2021 mencapai 129.527 unit. Jumlah tersebut setara 16,4% dari total penjualan ritel mobil nasional di sepanjang Januari-November 2021 yang sebesar 761.861 unit.

Tanggapan agen pemegang merek (APM) terkait rencana PPnBM 3% ini pun beragam. 

Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Amelia Tjandra mengatakan, Daihatsu bakal mengikuti peraturan yang berlaku.

Baca juga: Kemenperin Sebut Penjualan Mobil LCGC Tak Terganggu oleh Penerapan PPnBM

“(Daihatsu) ikut saja, toh peraturan berlaku untuk semua brand, tidak berlaku khusus untuk Daihatsu, jadi biar kustomer yang pilih,” kata dia kepada Kontan.co.id (16/12/2021).

Di segmen LCGC, Daihatsu bersaing dengan produk LCGC kompetitor lewat kedua lini produknya, yaitu Daihatsu Ayla dan Sigra.

Pada sebelas bulan pertama tahun ini, jumlah kontribusi keduanya mencapai hampir 40 persen dari total penjualan ritel Daihatsu bila digabungkan, tepatnya 38,93 persen.

Rinciannya, di Januari-November 2021 ini, penjualan ritel Daihatsu Sigra tercatat sebesar 33.575 unit atau setara 25,25% dari total penjualan ritel Daihatsu.

Sementara penjualan ritel Daihatsu Ayla berjumlah 18.188 unit atau setara 13,68% dari total penjualan ritel Daihatsu.

Sepanjang Januari-November 2021 ini, total penjualan mobil Daihatsu mencapai 132.950 unit.

Dihubungi terpisah, Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International-Daihatsu Sales Operation (AI-DSO), Hendrayadi Lastiyoso mengatakan, strategi Daihatsu dalam memacu penjualan LCGC di tahun 2022 masih sama seperti sebelumnya.

Saja, strategi yang dimaksud adalah dengan menggandeng perusahaan pembiayaan, baik dari Astra Daihatsu Value Chain maupun perusahaan pembiayaan eksternal untuk menyediakan paket-paket kredit menarik dan terjangkau bagi pembeli.

Bentuknya bisa beragam, mulai dari misalnya pemberian tenor yang lebih panjang (misalnya dari semula 5 tahun menjadi 7 tahun-8 tahun), pemberian uang muka rendah, pembebasan biaya admin, dan masih banyak lagi.

Bentuk paket kredit yang diberikan bisa berbeda-beda antar daerah, tergantung konteks dan kebutuhan pasar setempat.

Pemilihan strategi ini didasarkan pada karakteristik transaksi penjualan mobil di Daihatsu yang didominasi oleh penjualan kredit.

Menurut catatan Hendrayadi, porsi penjualan secara kredit dalam penjualan Daihatsu bisa mencapai 80 persen.

“Kalau kita kasih program macam-macam tapi paket kreditnya tidak menarik dan tidak terjangkau buat segmen LCGC itu percuma,” ujar Hendrayadi.

Hendrayadi memperkirakan, dengan keunggulan harga dan spesifikasinya, kontribusi segmen LCGC dalam total penjualan mobil Daihatsu di tahun 2022 masih akan kurang lebih sama dengan tahun 2021, yakni di kisaran 40 persen.

Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor (HPM), Yusak Billy mengatakan, HPM masih mempelajari aturan PPnBM untuk segmen LCGC.

“Kami akan mempelajari dulu perkembangan dari regulasi perpajakan yang akan datang,” ujarnya Rabu (15/12/2021).

Di pasa Indonesia, HPM juga mencuwil peluang pasar LCGC melalui produk LCGC-nya, yakni Brio Satya.

Sepanjang Januari-November 2021 ini, Brio Satya berkontribusi sekitar 33% dalam total penjualan mobil Honda di pasar domestik. Billy optimistis, pasar LCGC masih akan menjadi salah satu segmen yang potensial di tahun 2022.

Optimisme ini didasarkan pada riwayat perkembangan pasar LCGC dalam beberapa tahun terakhir.

“Dalam beberapa tahun ini, LCGC masih menjadi salah satu segmen yang paling berkembang di Indonesia, seiring dengan segmen konsumen usia muda dan pembeli pertama yang tumbuh di Indonesia," ujarnya.

Strategi HPM, HPM tetap fokus untuk mengembangkan produk berkualitas yang memberikan value lebih bagi konsumen dan melengkapinya dengan layanan purna jual yang memudahkan konsumen.

Tidak lupa, HPM juga menyiapkan program penjualan yang memudahkan dan meringankan konsumen dalam memiliki kendaraan.

Billy mengaku belum mengungkapkan berapa target penjualan LCGC HPM di pasar domestik pada tahun depan, sebab pihaknya masih belum menentukan berapa target yang ingin dikejar.

Dia belum bisa memastikan, apakah HPM bakal meluncurkan produk anyar di segmen LCGC atau tidak di tahun 2022.

“Peluncuran produk baru melihat dari kebutuhan konsumen dan kondisi pasar,” tutur Billy.

Sumber: Kontan

Sumber: Kontan
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan