Kendaraan Listrik Mulai Dijual di Lapak Mobkas, Bengkel Siapkan Teknisi Bersertifikat Khusus
Kendaraan listrik kini semakin menarik pamor semua kalangan, tidak terkecuali para pebisnis kendaraan bekas atau mobkas.
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kendaraan listrik kini semakin menarik pamor semua kalangan, tidak terkecuali para pebisnis kendaraan bekas atau mobkas.
Yudy Budiman, pemilik showroom mobil bekas Indigo Auto mengatakan pihaknya akan dinamis mengikuti pergerakan pasar.
"Kita harus dinamis, kalau kita tidak dinamis dan market mobil bekas ini berubah nanti kita akan kesulitan dan bahkan mati. Kalau kita lihat mobil listrik sekarang ini berangsur diterima oleh masyarakat. Kalau dulu mungkin pemikirannya kalau banjir bagaimana, sekarang mulai berubah pemikirannya," tutur Yudy saat dihubungi Tribun, Kamis (9/6/2022).
Selain itu, dengan semakin banyaknya fasilitas pengisian baterai seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang mulai dibangun di luar Jakarta semakin menarik perhatian konsumen.
"Beberapa hotel di luar kota juga sudah ada charging station. Jadi fasilitas semakin banyak saya kira harganya nanti akan semakin stabil," ujar Yudy.
Showroom Indigo Auto yang terletak di Tangerang juga mulai menjual kendaraan listrik second kepada konsumen. Produk kendaraan listrik yang dijual mereka ialah Kona Electric.
Baca juga: Mobil Listrik Masih Mahal, Toyota Fokus Sediakan Harga Terbaik
"Kita sudah mulai jual, hybrid memang sudah. Yang baru itu kita mulai jual Kona Electric. Kona kan ada buatan tahun 2020 dan 2021. Kalau mobil listrik terus terang kita patokannya saat ini Hyundai. Jadi untuk Kona Electric range second-nya mulai Rp 500 juta - Rp 600 juta. Kalau dulu beli Kona Electric yang pertama itu sekitar Rp 750 jutaan, ya second ini masih cukup bagus," terangnya.
Baca juga: Auto2000 Pastikan Setiap Bengkelnya Miliki Teknisi Bersertifikasi Tangani Mobil Listrik
Dari konsumen yang menjual kendaraan listriknya, Yudy menyebut bahwa mereka menjual kendaraan lama untuk membeli kendaraan listrik model terbaru.
Pilihan konsumen kembali ke kendaraan listrik, sebab biaya operasional yang dinilai lebih murah dibandingkan kendaraan konvensional.
"Yang menarik ini, pemakai mobil listrik semuanya ganti baru dengan mobil listrik lagi. Ini menandakan ada angin segar bahwa ternyata konsumen puas. Jadi kebanyakan konsumen listrik ini mereka tidak beralih lagi ke mobil konvensional seperti bensin, diesel atau hybrid, tetapi tetap electric car. Alasan mereka tidak berpindah itu ya karena operational cost yang lebih murah dari mobil konvensional. Kira-kira bisa hemat 10 persen dari mobil konvensional," ucap Yudy.
Teknisi Bersertifikat
Perkembangan kendaraan listrik di Tanah Air terus menunjukkan tren positif, penjualan segmen ini pada kuartal 1-2022 mencapai 734 unit.
Selain ketersediaan unit, sarana dan prasarana pendukung kendaraan listrik tentunya harus diperhatikan, mulai dari infrastruktur pengisian daya umum dan tenaga ahli untuk menangani perawatan.
Sebagai bengkel kendaraan terbesar di Indonesia, Auto2000 sudah siap melayani berbagai kebutuhan perawatan kendaraan elektrifikasi.
Baca juga: BYD Pasok Baterai Kendaraan Listrik ke Tesla, Diklaim Lebih Aman
Customer Satisfaction Development and Marketing Communication Auto2000 Cahaya Fitri Tantriani, mengatakan Auto2000 akan menjamin perawatan berbagai kendaraan elektrik dengan teknisi yang telah memiliki sertifikasi khusus.
"Sebelum listrik, pada teknologi sebelumnya yaitu hybrid juga sudah ada sertifikasi khusus untuk teknisi yang menangani mobil hybrid dan untuk mobil listrik tentunya akan sama," tutur Tantri.
Sejauh ini, Auto2000 bekerja sama dengan PT Toyota Astra Motor (TAM) untuk memberikan sertifikasi khusus kepada teknisinya yang menangani servis kendaraan elektrik.
"Terkait dengan training tentunya Auto2000 mengikuti arahan dan guidance dari TAM. Untuk hybrid sendiri, sejauh ini di setiap cabang Auto2000 ada perwakilan teknisi yang sudah tersertifikasi terutama untuk TL (Teknikal Leader)," jelas Tantri.
Terpisah, Presiden Direktur BCA Finance Roni Haslim mengungkapkan, konsumen yang membeli kendaraan listrik saat ini biasanya secara tunai atau kredit dengan tenor singkat.
"Mestinya early adopter adalah orang-orang yang punya uang banyak. Banyak yang beli tunai, ataupun jangka waktu kredit singkat," ujarnya.
Dia menjelaskan, porsi dari pembiayaan kendaraan listrik saat ini masih kecil seiring dengan penjualan belum terlalu banyak. "Untuk saat ini, pembiayaan kendaraan listrik di kami masih sangat kecil, memang jualannya masih sedikit," katanya.
Kendati demikian, Roni menambahkan, pihaknya akan terus berupaya menggenjot pembiayaan kendaraan listrik, seiring target Indonesia mencapai net zero emission di tahun 2060.
"Pasti akan kami pikirkan ke depan ini. Saat ini, kendaraan listrik masih bnyk tantangan, di antaranya fasilitas charging, jarak tempuh, dan nilai jual bekasnya," pungkasnya.(Tribun Network/lit/van/wly)