Pemilu 2014
Semua Calon DPD dari Kalbar Tebar Janji
Jumlah calon DPD Pemilu 2014 ini lebih banyak dari Pemilu 2009 lalu yang hanya tercatat 26 orang.
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK -- Sebanyak 34 calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Kalimantan Barat akan memperebutkan empat kursi empuk sebagai wakil rakyat utusan daerah. Jumlah calon DPD Pemilu 2014 ini lebih banyak dari Pemilu 2009 lalu yang hanya tercatat 26 orang.
Keempat orang yang terpilih pada periode pertama terbentuknya DPD asal Kalbar pada 2009 silam adalah Maria Goreti, almarhum (Alm) Sri Kadarwati, Hairiah, dan Erma Suryani Ranik. Kini Sri Kadarwati digantikan atau Pergantian Antar Waktu (PAW) dengan Ishaq Saleh yang meraih suara terbanyak kelima.
Jumlah suara kelima calon DPD tersebut adalah Maria Goreti meraih 157.915, Alm Sri Kadarwaty 151.602, Hairiah 124.854, Erma Suryani Ranik 118.340, dan Ishaq Saleh merebut 110.624. Total suara sah DPD Pemilu 2009 sebanyak 1.938.897, tidak sah 375.507. Sementara daftar pemilih tetap saat itu 3.154.887 atau persentase pemilih 73,36 persen.
Kini dari empat calon anggota DPD RI dapil Kalbar tercatat tiga calon incumbent, satu orang lainnya Erma Suryani Ranik mencalonkan diri menjadi calon anggota DPR RI dari Partai Demokrat. Jadi tiga nama yang bertarung yakni Maria Goreti, Hairiah, dan Ishaq Saleh.
"KPU menetapkan 34 calon anggota DPD RI asal Kalbar, dan berdasarkan surat keputusan KPU terkait pelaporan dana kampanye tahap II ada 4 orang yang terkena diskualifikasi. Meskipun didiskualifikasi, 4 orang tersebut tetap bisa berkampanye sampai adanya keputusan yang final dan mengikat," kata Ketua KPU Kalbar Umi Rifdiyawati.
Keempat orang yang terkena diskualifikasi itu Yakobus Kumis, Zakarias, Moses Siong, dan Agustinus Clarus. Dalam proses selanjutnya, empat orang ini melakukan gugatan atas keputusan KPU RI. "Dari empat orang yang didiskualifikasi, satu orang atas nama Yakobus Kumis yang mengajukan sengketa ke Bawaslu RI telah diputus dikembalikan statusnya. Sementara dua orang lagi atas nama Agustinus Clarus dan Zakarias juga mengajukan sengketa tapi belum ada keputusannya," tuturnya.
Ditambahkannya, untuk calon anggota DPD nomor 5 Moses Siong, tidak mengajukan gugatan sengketa ke Bawaslu. KPU Kalbar akan menunggu hasil keputusan sengketa dari Bawaslu. "Untuk Yakobus Kumis nanti akan ada SK KPU kembali. Sementara untuk yang dua orang yang mengajukan sengketa kita menunggu. KPU siap melaksanakan hasil keputusan Bawaslu karena sifatnya final dan mengikat," tegasnya.
Berkaitan dengan kampanye, Umi menegaskan bahwa 4 calon DPD tetap bisa berkampanye meskipun sedang melakukan gugatan sengketa. Dimana setiap anggota DPD diwajikan melaksanakan kampanye sesuai dengan zona yang sudah ditetapkan.
"Mereka calon DPD tetap dipersilahkan berkampanye sesuai dengan keputusan bersama. Untuk pelaporan dana kampanye, mereka juga melakukan sama seperti parpol, dan untuk penghitungan suara, untuk DPD tidak menggunakan Bilangan Pembagi Pemilih (BPP), beda dari parpol, mereka menggunakan suara terbanyak diurutkan diambil empat teratas," jelasnya.
Tak Satu Panggung Dijelaskannya, mekanisme penghitungan suara DPD murni berdasarkan suara terbanyak yang diraih dari jumlah pemilih yang mencoblos dari 14 kabupaten/kota. Hasil tersebut kemudian di peringkat dan terpilih empat suara terbesar.
"Peroleh suara terbanyak satu, dua, tiga dan empat. Hasil perolehan itu yang ditetapkan sebagai anggota DPD terpilih. Penghitungan dilakukan oleh KPU Kalbar dan yang menetapkan nanti KPU RI," tuturnya.
Komisioner Bawaslu Kalbar Mohammad, menuturkan pengawasan terhadap calon anggota DPD RI dapil Kalbar berjalan sama halnya dengan partai politik. Dan, Bawaslu saat ini masih menunggu keputusan sengketa di Bawaslu RI terkait gugatan.
"Pengawasan kita untuk calon DPD sama dengan Parpol, tidak ada bedanya. Hanya kepada calon DPD tidak boleh berkampanye satu panggung dengan parpol. Calon DPD juga wajib menyampaikan pelaksana kampanye, sama seperti Parpol, dan tidak boleh menggunakan penyelenggara pemilu," jelasnya.
Ditambahkannya, berkaitan dengan sengketa, dari empat calon yang terkena diskualifikasi, satu orang Yakobus Kumis sudah dipulihkan. Bawaslu, kata Mohammad, sudah mendapatkan hasil keputusannya.
Sementara untuk tiga calon DPD lainnya, Bawaslu belum mendapatkan laporan. Namun demikian, Bawaslu Kalbar siap melaksanakan keputusan. "Berapa nantinya calon DPD yang akhirnya bisa bertarung, Bawaslu siap melakukan pengawasan. Jumlah hari penanganan sengketa itu 12 hari kerja, bukan 12 hari kalender," tuturnya.
Oesman Sapta Odang
Calon Anggota DPD-RI, Dapil Kalimantan Barat, Oesman Sapta Odang, mengatakan, untuk mendapatkan tiket kursi ke DPD RI dirinya menggunakan 5 S yaitu, Strategy, Structure, Skill, System, Speed.
Tokoh masyarakat Kalbar ini juga menuturkan, ia tidak ada memiliki visi dan misi secara tertulis. Serta tidak ada janji kepada masyarakat. Tapi dirinya tahu apa tugas dan kewajiban dari DPD itu sendiri.
"Kalau saya lihat, sekitar 10 tahun ini DPD masih kurang gereget dan belum diakui media. Sehingga media malas untuk mendorong DPD itu sendiri. Karena gerakan mereka kurang mampu, berkomunikasi dengan baik," ujar Oesman Sapta kepada Tribun Pontianak di Hotel Grand Mahkota Pontianak, Senin (31/3).
Menurutnya, DPD RI dengan DPRRI sama-sama memiliki kamar. Hanya saja kalau DPD tidak ada dukungan dari partai politik. Sedangkan DPRI didukung oleh partai politik. "Jadi bagaimana dua kamar ini, bisa berfungsi dengan baik, untuk menunjang sesuai kebutuhan masyarakat," tuturnya.
Lanjutnya, DPD harus berkiprah sebagai dewan daerah dan menampung kepentingan daerah. "Kalau saya lihat daerah kita, masih banyak yang kurang mampu, baik itu pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan sebagainya. Maka dari itu peran DPD harus sungguh-sungguh, tidak ada dusta di antara kita sekarang ini," ucapnya.
Ditanya mengapa pilih jadi politisi lewat DPD bukan parpol, OSO - panggilan akrabnya - menuturkan, secara jujur partai sudah mengalami stagnasi atau kejenuhan. Sedangkan DPD adalah barang baru. "Saya turut menghadirkan sejarah DPD itu sendiri. Makanya saya harus jadi politisi lewat DPD," katanya.
Oesman mengatakan, kalau dirinya bisa mendapatkan tiket ke kursi DPD RI, ia akan mengabdi ke semua daerah. Karena DPD itu bukan hanya untuk Kalbar. Tapi untuk semua orang yaitu daerah dan nasional secara rata. "Hanya saja daerah kita diutamakan dulu. Pastinya kita bukan negara bagian. Maka harus membagikan pekerjaan seluruh daerah," ucapnya.
Terkait target suara, Oesman mengatakan menyerahkan saja kepada Tuhan dan masyarakat. "Saya tidak suka berandai-andai, cukup Tuhan dan masyarakat. Karena masyarakat yang milih saya," katanya.
Calon anggota DPD RI nomor 24 ini berharap, untuk semua calon wakil rakyat di Kalbar, harus bisa mendorong perekonomian masyarakat. "Jangan banyak janji dan ajarkan masyarakat cara politik dengan baik. Kalau ada kesempatan jangan disalahgunakan," ungkapnya.
Nagian Imawan SSos
Calon anggota DPD RI dapil Kalbar nomor urut 22, Nagian Imawan SSos, mengatakan selama ini dirinya lebih banyak bertatap muka dengan masyarakat ke kampung-kampung dan desa-desa. Ia yakin mnedapat dukungan dari warga, apalagi dengan tatap muka tersebut ia memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat.
"Dengan tatap muka tersebut maka bisa mengeliminir pragmatis masyarakat. Saya mendapat respon positif ketika turun di lapangan," ujar Nagian.
Ia mengatakan ketika turun di lapangan dukungan masyarakat begitu nyata kepada dirinya. "Misalnya ada yang SMS mengirimkan kepada temannya, kerabat, atau saudaranya untuk mendukung saya dan saya anggap itu dukungan luar biasa bagi saya. SMS itu bagi saya adalah dukungan yang riil dari teman-teman," kata Nagian yang juga pengurus Sekretaris Ikatan Keluarga Besar Madura (IKBM) Kalbar.
Nagian juga mengatakan selalu menerima telepon dan SMS, masyarakat bisa langsung berhubungan dengan dirinya untuk berdiskusi. Tak ada tangga birokrasi yang rumit antara dirinya dan masyarakat, sehingga setiap persoalan bisa langsung diketahui.
"Selama saya turun ke warga, saya juga menyampaikan tugas pokok dan fungsi DPD. Apa pentingnya DPD dan saya ingin warga mengetahui hal tersebut," kata Nagian.
Ia mengatakan memilih jalur DPD dalam berpolitik karena DPD adalah satu di antara produk reformasi. Sebagai mantan aktivis 98, maka ia merasa wajib untuk mengawal produk reformasi. "Jika terpilih maka saya akan memperjuangkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Kalbar. Kita tahu banyak persoalan di pesisir, pedalaman, dan perbatasan Kalbar. Selama ini perbatasan kita anggap sebagai zona berbahaya, padahal kalau kita maksimalkan potensinya maka itu adalah zona ekonomi," kata Nagian.
Tamsil Sjoekoer
Calon DPD RI lainnya, Tamsil Sjoekoer, menuturkan dirinya sangat optimistis dalam pemilihan 2014, mengingat persiapan yang dilakukan telah jauh hari sebelumnya. Dikatakan Tamsil dirinya mengandalkan jaringan silaturahmi dalam momen pemilihan kali ini.
"Saya sudah jauh hari melakukan persiapan, apalagi sejak lolos di KPU maka kunjungan saya di masyarakat semakin ditingkatkan, sudah sekitar 75 persen wilayah di Kalbar ini saya kunjungi," tutur pemilik nomor urut 20 ini kepada Tribun.
Dikatakan Tamsil yang mendasari dirinya maju adalah keinginan untuk berbuat yang lebih luas kepada masyarakat Kalbar. Lantaran selama ini banyak bergerak di bidang hukum melalui profesinya sebagai seorang pengacara.
Kata Tamsil setelah melakukan kunjungan dan silaturahmi ke banyak tempat di Kalbar, dirinya mendapati banyak kekurangan yang dirasakan oleh masyarakat. Misalnya dari segi pembangunan baik jaringan listrik hingga infrastruktur seperti di masyarakat perbatasan.
"Untuk jaringan yang saya bangun, inilah melalui kunjungan-kunjungan saya ke daerah, saya banyak bertemu masyarakat, istilahnya jaringan silaturahmi. Dan mereka sangat positif sekali dukungannya," katanya yang saat dihubungi tengah berada di Belitang Satu, Kabupaten Sekadau.
Yakobus Kumis
Calon anggota DPD RI asal Kalbar lainnya, Yakobus Kumis, menuturkan ketertarikannya ikut maju di panggung politik lantaran banyaknya permintaan masyarakat yang mengharapkan dirinya mencalonkan diri.
"Latar belakang saya di DAD (Dewan Adat Dayak) Provinsi dan seringnya saya turun menyelesaikan masalah di tingkat masyarakat, seperti sengketa masyarakat dengan perkebunan, intern masyarakat dan lainnya tentu membuat saya dikenal baik oleh masyarakat, sehingga kemudian muncul dorongan yang kuat dari bawah," kata Yakobus Kumis.
Yakobus menuturkan, suara Kalbar perlu didengar di tingkat pusat. Oleh karena itu ia mengaku jika berhasil maju sebagai kandidat terpilih ia siap menyuarakan segala bentuk kekurangan di tingkat pusat.
"Misalnya masih ada warga kita terutama di pedalaman ataupun perbatasan yang belum ketemu listrik, belum ketemu jalan yang bagus meski dekat dengan ibukota kecamatan sama belum ketemu sinyal, ini kan harus diteriakkan lantang di tingkat pusat," katanya. "Mau contohnya, 47 kilomter dari pusat ibukota Pontianak ke arah Tayan,di sana gak ada listrik loh," tuturnya
Terkait jaringan pendukung seperti tim sukses ataupun saksi, kata Yakobus jaringan ini sudah lama Ia bangun, mengingat ia sejak lama malang melintang di organisasi yang bersentuhan dengan masyarakat. "Hubungan saya bagus dengan masyarakat yang kemudian memunculkan relawan-relawan ini, memang tak seperti partai politik yang di semua wilayah hingga sampai lingkup terbawah, tetapi saya yakin di 14 kabupaten kota jaringan saya sudah siap, dan saya optimis bisa berhasil maju," katanya.
Syafrial Nur
Calon Anggota DPD RI, Syafrial Nur menuturkan dirinya mengaku memilih jalur DPD sebagai media ke panggung politik lantaran memiliki ruang yang lebih fokus terhadap penyampaian visi-misi yang diusung terutama yang menyangkut aspek kewilayahan Kalimantan Barat.
"Juga dari sisi independensinya, kemandirian DPD memberikan warna tersendiri berbeda dari jalur partai politik yang tentunya memiliki struktur dari atas hingga ke tingkat paling bawah," ujar pemilik nomor urut 30 ini.
Kata Syafrial, memang jika ditilik dari sisi jaringan dan tim sukses, jalur DPD membutuhkan kerja ekstra dibanding partai politik, diperlukan tim yang sangat solid dalam mencapai tujuan pada pemilu kali ini.
"Iya memang sangat dibutuhkan tim solid dan kerja keras dan sangat spartan, tim juga harus punya visi-misi yang sama dengan yang diusung tentunya, ini didapat dari sosialisasi yang lama dan pembinaan yang kontinyu," tuturnya.
Jika dikalkulasi biaya, kata Syafrial Nur, politik memang bisa menyedot biaya yang besar. Tetapi jika telah terbangun spirit kebersamaan dengan tim akan dapat menutup celah kekurangan. Mengenai rencana jika berhasil maju ke Senayan, kata Syafrial dirinya akan cenderung kearah peningkatan kualitas pendidikan.
"Ada visi dan misi yang tentunya diusung, tetapi untuk program khususnya memang lebih cenderung di dunia pendidikan, karena pendidikan yang bagus tentu akan ada peningkatan SDM dibelakangnya,"ujar pria berlatar belakang Dosen ini.
Syafrial sendiri mengaku optimis, bukan tanpa sebab menurutnya dirinya juga mengantongi sample data usai sosialisasi yang dilakukan oleh dirinya dan timnya."Tentu harus optimis, berdasarkan sample yang didapat seusai dilakukan sosialisasi," pungkasnya. (nop/rhd/kim)
Calon DPD RI dapil Kalbar
1. Drs H Abdul Rahmi
2. H Agus Hendro Prayitno
3. Drs Agustinus Clarus MSi
4. Aminuddin Arianto SPd MSi
5. Pdt Drs B Moses Siong
6. Pdt Barnabas Simin MPdK
7. Dra Hj Dewi Munawar
8. Doni Prasetya Satriadi
9. FX Trides Mecer
10. Hj Hairiah SH MH
11. Hendra Nurdiansyah
12. Ir Hizas Abd Hamid
13. Imam Muhadi
14. Indra Noviansyah SE
15. H Ishaq Saleh
16. Drs Jacobus Luna MSi
17. Klemen Apui
18. Ev Lawadi Nusah SPdK
19. M Musa Surin SH MH
20. M Tamsil Sjoekoer SH
21. Maria Goreti SSos MSi
22. Nagian Imawan SSos
23. Nobertus Rocki Susanto
24. Oesman Sapta
25. Drs PE Chunoi MSi
26. Petrus SA SH
27. Hj Rubaety Erlita SSosI SH
28. Sakpin Prokhorus STh MPdK
29. Drs Syafi`i
30. Syafrial Nur SH MPd
31. Drs Uray Usman Saidi AS
32. Usmandy S SSos MSi
33. Drs Yakobus Kumis
34. Zakarias SH
DATA: Rhd, Sumber; KPU